11. Sangat Pintar!

67 15 4
                                    

Canavar's
.............................

"Ap.. Ada apa? Ap..apa aku tampak menyeramkan?" tanyaku panik.

Astaga! Ada apa dengannya? Bukankah tidak ada yang salah dalam pendekatanku? Aku telah menyiapkan semuanya dengan sebaik-baiknya. Wanita suka bunga dan aku memberikan banyak bunga untuknya. Wanita suka ucapan manis dan aku telah menyertakan semua ucapan manis yang tulus dari hatiku serta menuliskannya dengan tanganku sendiri, wanita suka kejutan dan ini adalah kejutan. Wanita suka dengan pria yang bisa bermain music dan ini aku dengan gitarku menyuarakan kembali apa-apa yang sebelumnya hanya kutuliskan. Wanita suka aroma yang harum dan lembut. Itu sebabnya aku memilih lilin aromateraphy untuk kugunakan kali ini. Wanita suka pria tampan dan aku sudah tampan. Lalu, apa lagi yang kurang??

Dan, kini aku hanya merasa seperti pria yang dungu dan bodoh serta mulai panik. Aku dengan gitar yang tergantung ditubuhku serta kedua tangan yang membawa sepiring kecil dengan lilin berbentuk mawar diatasnya dengan seorang wanita dihadapanku yang kini menatapku dengan pandangan sangat... Ketakutan? Tidak menyangka? Astaga.. Apa aku.. Menyeramkan?

Atau.. Astaga! Apa ada salah satu ciri werewolf yang tanpa kusadari tengah kutunjukkan. Diam-diam aku menyentuh semua gigiku dengan lidahku dan menemukan semua gigiku berada dalam ukuran manusia. Aku mulai memandangi tanganku dan menemukan tanganku yang tidak dipenuhi oleh bulu yang terlalu lebat. Lalu.. Apa yang ia lihat? Kenapa ia tampak takut? Akupun segera kearah tombol lampu tuk menyalakan lampu ruangan ini karena sebelumnya aku hanya meminta tolong pada Hadwin tuk menyalakan dan mematikan lampu diwaktu yang telah kutentukan saja. Well.. Ia pasti sudah pulang kini.

Yeah. Rencana romantisku gagal.

"Apa aku membuatmu takut?" Tanyaku santai setelah menghela nafas yang lebih menerima semua ini sembari kembali menghampirinya.

"Kau Canavar, bukan?" tanyanya dengan pandangan yang terlihat.. Shock dengan semua ini?

"Ya. Apa..kau mengharapkan pria lain?"

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud seperti tadi. Aku.. Hanya terlalu terkejut dengan semua ini. Aku.. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa kaulah yang dibalik semua ini," ucapnya dengan sisa kegugupannya sembari mengambil buket-buket yang terjatuh itu tuk diletakkan disisinya sementara ia mulai duduk dilantai aula dan mengambil sebotol air minum dari tasnya lalu menenggaknya sampai habis. Membuatku yang masih tidak mengerti tetap menghampiri kemudian duduk diarah pukul dua dari tempatnya duduk dan menghadap kearahnya.

"Lalu siapa yang kau sangka dibalik semua ini?" tanyaku ketika ia sudah terlihat lebih tenang.

"Xiumin."

"Xiumin?" Siapa dia? Akupun mencoba mengingat-ingatnya kembali. Namun, asshh aku bahkan benar-benar tidak ingat. Lagipula.. Xiumin? Namanya sangat asing dan aneh! Jadi.. Mira mengira Xiumin yang melakukan semua ini? Tidak mungkin! Tidak banyak pria yang mau melakukan hal romance tidak terduga seperti yang bisa kulakukan ini. Astaga, kenapa ia harus menyebut nama pria lain? Yeah. Kini aku kesal. Tapi tunggu. Saat itu ia meminjam buku tentang budaya Korea selatan apakah..

"Apakah Xiumin orang Korea selatan?"

"Ya."

Perfect!

Jadi Mira belajar budaya Korsel untuk Xiumin? Baiklah. Siapapun Xiumin Xiumin itu aku harus mencari tahu tentangnya.

"Apa ia pacarmu?"

"Bukan. Ia hanya seniorku."

"Kau pasti lelah. Biarkan aku mengantarmu." Tawarku. Yeah. Rencanaku sudah diluar ekspektasi dan perkiraanku. Semuanya kacau. Apalagi yang bisa dilakukan. Suasananya bahkan sudah berbeda sekarang akibat ketegangan tadi.

"Kau bawa kendaraan?" tanyanya.

"Tidak. Tapi kita akan naik kereta yang sama. Well, kereta kita satu tujuan. Kuharap kau tidak melupakannya."

"Baiklah."

"Sini kubantu bawa bunga-bunganya." Tawarku sembari mulai mengambil lima buket bunga agar ia hanya perlu membawa dua buket selama sisa perjalanan.

"Terima kasih." Jawabnya sembari tersenyum padaku. Membuatku semakin yakin bahwa aku benar-benar sanggup mati untuknya.

................................................................


Malam ini dirumahku. Aku mengambil sepucuk surat dari bunga yang saat itu diberikan Mira dari dalam laci pada meja disisi tempat tidurku. Yeah. Aku seharusnya sudah membacanya sejak awal. Namun, tidak. Aku baru membacanya kini.

Akupun menghela dan menghembuskan nafas dengan penuh kepuasan. Yeah. Walau rencanaku tadi gagal namun didalam hati aku tahu ia pasti senang karena penerima bunga dan surat kagumnya memberikan bunga dan surat yang bahkan jauh lebih banyak dari sebatang anyelir merah dan sepucuk suratnya yang ditanganku kini. Walau tetap saja.. Setangkai bunga dan sepucuk suratnya ini sangat istimewa dan berarti untukku.

Akupun mulai duduk dimeja belajarku tuk membaca dengan senyuman lebar yang sudah lebih dulu terukir diwajahku.

Teruntuk Xiumin....

Aku memberikan bunga dan suratku ini untukmu. Menurutku tidak ada yang pantas tuk mendapatkannya selainmu. Hingga detik ini aku bahkan masih selalu teringat dengan semua bantuanmu saat itu. Kau membantuku tuk berjalan ketika aku kesulitan tuk melakukan dua hal tersebut. Kau mengobati lukaku ketika aku terluka. Kau memberikanku makanan dan minumanmu ketika aku lapar dan haus. Kau membelaku ketika aku dianggap berbohong. Kau membantuku dan teman-temanku tuk memenangkan permainan.

Mungkin, hal ini biasa menurutmu. Namun, tidak. Aku sangat berterima kasih dengan semua hal itu. Kini, aku memberikanmu sebatang anyelir merah. Anyelir ini kupetik sendiri dari pohon anyelirku. Aku yang senantiasa menyiraminya hingga berbunga dengan indahnya. Dan, aku senang bisa memberikan bunga ini untukmu. Kuharap kau menyukainya.

Mira

Apa?! Jadi.. Bunga ini bukan untukku?? Tapi untuk Xiumin?! Astaga!

Aaarkkhh!!

Akupun segera berdiri dan berjalan kearah meja disisi tempat tidurku tuk mengambil ponsel yang kuletakkan diatasnya. Aku harus menelepon seseorang. Ini tidak bisa dibiarkan!

"Garrick!"

"Ada apa, sobat. Tumben kau menghubungiku. Benar-benar bukan gayamu."

"Persetan dengan gayaku. Garrick! Aku tau kau memiliki banyak koneksi. Sekarang berikan aku informasi lengkap tentang pria yang bernama Xiumin. Dia satu kampus dengan kita. Nanti malam, dibawah pukul sepuluh aku ingin informasi lengkapnya sudah kau kirim melalui email-ku. Kau mengerti?!"

"Baiklah. Bukan masalah. Toh, aku juga sedang kebosanan."

Selesai. Aku mematikan sambungan telepon lebih dulu dan meremas kertas tersebut dan membuangnya ketempat sampah. Untuk apa menyimpan surat untuk Xumin Xumin atau apalah itu.

Dan malam ini...

Aku harus benar-benar memikirkan cara baru yang harus berhasil untuk kugunakan pada Mira.

The classic surprising way benar-benar tidak berhasil untuknya. Aku tidak bisa mengetahui isi hatinya atau mendapat jawabannya apalagi menagihnya ketika ia masih sangat terkejut seperti tadi. Itu benar-benar bukan cara seorang Canavar. Ketika aku mengucapkan ketertarikanku. Harus jawaban langsunglah yang kudapat tanpa perlu aku harus mengemis-ngemis cinta terlebih dahulu. Itu sama sekali bukan gayaku. Take it or leave it.

Tapi kasus ini benar-benar berbeda dan dengan wanita yang berbeda. Bila ia memilih untuk leave it atau tidak mengambilnya—meninggalkanku. Justru akulah yang ragu bahwa aku memang bisa untuk meninggalkannya. Akupun duduk kembali dikursiku yang nyaman dan bersandar sembari mulai memejamkan mata tuk memikirkan cara apa yang kiranya cocok tuk kulakukan sebagai langkah berikutnya.

Tidak lama kemudian akupun membuka mataku dengan pandangan penuh kebanggaan. Yeah. Aku tahu apa yang harus dan bisa kulakukan untuk langkah berikutnya.

Ha ha. Aku tahu kau sangat pintar Canavar. Yeah. Aku tahu.

***

Perubahan Sang Beta (Belum Di Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang