8. Basa-basi.

72 14 0
                                    

Mira. Pikiranku hanya tertuju pada Mira. Hari ini aku harus bisa bertemu dan berbicara dengannya. Sungguh, aku sangat tidak sabar. Dimana dia? Ashhh aku bahkan belum tahu jurusan apa yang diambilnya diuniversitas ini. Namun, dengan siapa aku bertanya?

Hmm, tepat! Sean sudah pernah melihat Mira kemarin. Aku akan menceritakan ini padanya dan memintanya tuk membantuku mencari tahu tentang Mira!

Aku yang sebelumnya berkeliling kampus setelah kelasku selesaipun langsung pergi menuju fakultas teknik mesin. Berharap menemukan Sean.

........................................................................

"Wanita lagi? Kau itu. Sampai kapan kau mau memikirkan wanita terus-terusan?" ucap Sean sembari berdecak dan menggeleng-gelengkan kepalanya sembari mengelap tangannya yang berlumur oli itu.

Kini kami berdua sedang ada digarasi rumahnya lagi karena aku tidak menemukannya dikampus. Lagipula.. Hanya itulah pilihan tempat tuk mencarinya. Kampus garasi kampus garasi.

Kini Sean habis menyelesaikan kegiatan mengutak-atik kendaraannya itu. Entah apa yang ia lakukan. Setiap kali kemari aku pasti selalu melihatnya yang tengah mengutak-atik motornya itu tanpa tahu proyek apa yang sedang dikerjakannya.

"Setidaknya aku masih memiliki selera terkait wanita. Sementara kau? Waktu senggang dan weekend-mu selalu kau gunakan untuk berpacaran dengan mesin-mesin kendaraanmu itu. Dan, satu lagi. Aku tidak memikirkan wanita terus-terusan. Merekalah yang memikirkan aku terus-terusan. Aku hanyalah menerima apa yang bisa atau mau mereka berikan padaku. Dan, tentu saja... Aku tidak pernah me.mak.sa," ucapku santai sembari meminum segelas limun dingin disiang hari yang sedikit terik sembari duduk bersandar. Seanpun tersenyum lebar mendengar ucapanku barusan dan berkata...

"Wanita lebih rumit dibanding motor. Aku lebih memilih menghabiskan waktuku dengan motor & mobil dibandingkan dengan wanita. Hmm, aku masih berselera dengan wanita. Tapi, aku tidak mau memerdulikan hal itu. Aku masih sangat puas dengan sibuk dan tenggelam dalam dunia otomotifku. Kau anak matematika. Kau tidak akan mengerti bagaimana perasaan anak mesin sepertiku," ucapnya dengan senyum dan ekspresi yang seakan-akan baru saja menceritakan sebuah prestasi membanggakan yang mengharukan.

"Terserah. Tapi kali ini berbeda. Aku benar-benar ingin tahu tentang wanita itu." jelasku tegas sembari memejamkan mata dan menyanderkan kepalaku dengan nyaman didinding.

"Baiklah, aku menyerah. Ya sudah. Ayo pergi kekampus. Aku akan menemani dan membantumu mencari wanita itu."

........................................................................

Aku dan Sean tengah menuju perpustakaan. Sebenarnya kami bisa pergi kebagian informasi data mahasiswa/mahasiswi. Namun, petugas membosankan yang berjaga disana pasti akan mempersulit kami dan hanya akan membicarakan hal-hal yang menguras emosi dan membuang-buang waktu kami. Itu sebabnya kami akan pergi keperpustakaan. Disana setidaknya kami dapat melihat informasi terkait para anggota perpus kampus. Yeah. Semoga mateku itu suka membaca dan sudah mendaftarkan diri sebagai anggota perpus dikampus.

Aku bisa melakukannya sendiri. Namun, aku bukanlah anggota perpus. Aku tidak suka pergi keperpus. Tempatnya sangat membosankan dan hanya membuatku ingin tertidur didalamnya. Dan, terkait materi matematika? Yeah. Aku bisa mempelajarinya sendiri tanpa harus meminjam buku-buku matematika yang tersedia diperpus. Itu sebabnya aku tidak pernah membuat kartu tanda anggota. Sementara Sean? Akupun tersenyum miring mengingat hal ini.

Dunia otomotif seperti dunia kekasihnya. Tentu saja ia mendaftarkan diri menjadi anggota perpus hanya untuk bisa membaca buku-buku gratis demi mengetahui dunia kekasihnya itu lebih banyak lagi.

Perubahan Sang Beta (Belum Di Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang