4. Setangkai Bunga Anyelir Merah

102 18 1
                                    

"Mira, kemana saja kau? Cepat, kemarilah! Kelompok "K" kita telah mengalahkan kelompok "K" yang lain. Dan, kelompok "R" & "C" otomatis menjadi pemenang dua besar. Kini hanya antara kelompok kita dengan kelompok "G". Sebenarnya kelompok mereka pointnya lebih tinggi dari kita. Namun, kubilang bahwa kau belum datang. Hmm, kau mengumpulkan tanda tangan-tanda tangan itu, bukan? Karena kelompok mereka hanya lima point lebih tinggi diantara kita," tanya Rachel menghampiriku yang baru saja datang keaula dengan sedikit lari kecilnya yang begitu bersemangat dan penuh harap.

Astaga, bagaimana ini? Aku pasti membuat mereka sedih dan kecewa karena hanya membawa satu tanda tangan. Akupun memberikan buku tulisku itu dengan takut-takut. Rachelpun menerima bukuku itu dengan sumringah dan menggandengku tuk mendekati senior yang menghitung dan memberikannya tanpa mengecek terlebih dahulu isi buku itu.

"Kau tahu, aku sempat bernegosiasi dengan begitu peliknya tadi agar mereka mau menyediakan waktu tuk menunggu," bisik Rachel merasa bangga sembari sedikit mensikutku. Sementara aku hanya bisa terdiam dan menatap kelantai.

"Hanya satu? Dari...Kim min seok? Siapa itu Kim min seok?" tanya senior pria yang tengah mengecek bukuku itu. Membuat Rachel terperangah dan membuat anggota kelompok "G" tersenyum penuh kemenangan. Melihat itu, Morgan. Salah satu teman se-teamkupun tampak begitu siap untuk meluapkan amarah dari wajahnya yang memperlihatkan kelelahannya itu.

"Sejak tadi kau pergi begitu lama dan hanya membawa satu tanda tangan saja?! Sejak tadi aku kepanasan bertanya kesana kemari seperti orang gila hanya untuk mendapatkan tanda tangan orang berinisial "K" dan, kau?! Sudah telat! Hanya membawa satu tanda tangan pula! Apa saja yang kau lakukan, hah?!" marah Morgan hingga membuatku sedikit bergetar karena saking takutnya.

"Aku sudah mendapat 23 tanda tangan sebelumnya! Tapi bukuku terjatuh kedalam genangan sehingga kertas yang berisi tanda tangan rusak dan aku hanya mendapat satu tanda tangan hingga waktu pencariannya habis!" belaku mengungkapkan alasan yang sebenarnya. Sementara semua orang hanya terdiam menatap pembicaraan kami.

"Alah! Omong kosong! Kau itu...

"Yang diucapkannya benar!" ucap seorang pria dengan lantangnya. Membuat seisi aula menatap kearahnya.

"Xiumin," ucapku nyaris tanpa suara..merasa lega akan kehadirannya. Iapun berjalan menyebrangi aula—menghampiri kami. Dengan begitu tenang dan meyakinkannya. Membuatku semakin kagum padanya. Kukira ia hanya mengantarku sampai depan pintu masuk aula dan kemudian meninggalkanku pergi.

"Kau yakin?" Tanya senior pria yang memegang bukuku.

"Ya. Aku yang menolongnya tadi. Wanita ini terjatuh dan bukunya terpental kegenangan. Bukunya basah dan partikel kertas yang dibutuhkan itu terlanjur mulai larut dalam genangan tersebut dan akhirnya rusak. Lalu, terkait keterlambatannya.. Ia benar-benar terluka hingga tidak bisa tiba disini tepat sesuai waktunya."

"Baiklah. Tapi kurasa gadis ini mengarang ketika menunjukan tanda tangan dari Kim min seok. Karena setahuku tidak ada yang bernama Kim min seok dikampus ini," ucap senior pemegang bukuku itu tanpa bertanya kepada senior yang memiliki data mahasiswa dan atau mahasiswi berinisial "K" yang memandang ngeri kearah senior sok tahu tersebut. Dengan tenang Xiumin pun menjawab dengan dingin..

"Bodoh! Aku Kim min seok. Itu nama asliku. Lain kali jauh lebih baik bila kau diam saja bila tidak mengetahui suatu hal secara pasti," ucap Xiumin datar yang membuat semua orang diaula itu menatapnya segan. Benar-benar tidak bisa dipercaya. Walaupun ia mengatakan semua itu dengan begitu tenang dan tanpa nada tinggi. Tapi kalimatnya benar-benar mengena dihati siapapun yang mendengarnya.

Dan semuanyapun terdiam. Sisenior yang memegang bukuku mulai mencoret-coret sesuatu dikertasnya. Sementara akupun menatap kearah Xiumin dan mendapati senyum menenangkan Xiumin untukku yang tersungging dibibirnya. Akupun menghela nafas lega dan membalas senyumannya.

Perubahan Sang Beta (Belum Di Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang