33. Petualangan Canavar #1

64 10 3
                                    

Canavar

Kemampuan bela diriku telah lebih baik dan kemampuan bahasa Brazilkupun telah luar biasa sempurna. Well, bagiku.. lebih sulit latihan beladiri dibanding menguasai bahasa baru. Aku pergi bersama Cennaya setelah sebelumnya ia sempat memberitahuku bahwa penjambret yang saat itu menyerangku adalah sahabatnya yang bernama Landaga. Dimana Landaga menyiapkan semua scenario itu sendiri agar aku mau ikut pertarungan ini. Sempurna! Tapi apa boleh buat? Sekarang inilah yang terjadi dan aku telah memaafkan serta bisa menerima semuanaya

Esoknya, kami naik pesawat dan terbang sejauh 5.771 mil atau setara seperti.. Umm, 9.827 km, lalu segera beristirahat dihotel setibanya dibrazil dengan badan yang sangat lemas dan pegal-pegal karena terlalu lama didalam pesawat tanpa sinar bulan yang cukup, lalu keesokannya barulah kami pergi lagi tuk menuju hutan yang dimaksud Kurt dengan proses naik turun antara satu kendaraan dengan kendaraan umum lainnya ketika sudah lebih kuat.

Yeah, ini tidak sekeren seperti yang kulihat difilm-film. disana mereka melakukan hal serupa seperti aku dan Cennaya ini dengan sangat keren. Mobil canggih dengan segala senjatanya, atau mobil pribadi yang keren dengan jalan rahasia, dan senjata yang hebat. Tapi kami? Tidak. Well, hidup tidak selalu harus persis seperti yang ada difilm-film.

Kami hanya membawa apa yang dibekalkan Kurt. Dengan pakaian yang sangat normal, tanpa senjata apapun dan naik kendaraan umum. Kereta api dan bus. Dan, mendapat semuanya. Yeah. Keringat dan debu. Sempurna!

Setelah tiba dihutan. Udarapun terasa lebih sejuk. Membuat kami merasa lebih lega lalu melanjutkan penelusuran kami kedalam hutan yang sangat rimba tersebut. Dan, setelah masuk kedalam pintu dimensi berupa lubang yang tertutup tetumbuhan ditempat yang nyaris sangat sulit dijangkau—sesuai yang sebelumnya telah diberikan gambarannya oleh Kurt, kamipun melalui goa bak labirin sebelum akhirnya tiba dikawasan tujuan kami tersebut. Disana, kami tinggal dibekas rumah Impisi yang jauh dari rumah para werewolf yang lain. Kami beristirahat disana dan menyelamatkan ayah kami dimalam berikutnya.

Setelah usaha tuk mencari ayahku dalam sebuah penjara bawah tanah. Akupun bertemu ayahku. Dan, aku senang bahwa tiga pria dalam sebuah keluarga inti telah menjadi lengkap sekarang. Dan, ketika kami saling berpelukan. Maka aku berjanji dalam hatiku bahwa aku akan menjaga keutuhan dan hubungan kami. Dan Todelu silicik itu.. ia akan mendapat balasannya atas kejahatan ini.

Didetik-detik berikutnya. Kami ketahuan. Ayah kami dibawa dan dipisahkan lagi dari kami. Aku dan Cennaya juga dihadapkan pada Todelu. Todelu yang berkepala botak, berkulit cokelat pucat dan berekspresi seperti orang rakus yang gila kekuasaan dan tahta. Menjijikan sekali. Dalam sekali pandang aku langsung kesal dengannya. terlebih ketika ia selalu memanggilku dengan sebutan keponakan kecilku yang manis. Membuatku begitu muak dan ingin segera menendang kepalanya yang selalu mengingatkanku dengan sebuah bola kaki murahan.

Dan, setelah basa-basi yang berlangsung diantara kami akhirnya niat jahatnya untuk mempersulit kamipun dimulai. Aku dan Cennaya diharuskan melawan werewolf petarung terbaiknya. Dan, astaga. Sial! Yang benar saja? Dihadapkan dengan Landaga saja, walau ia hanya seorang diri dan tanpa senjata. Tapi aku sudah berhasil dibuatnya takut sedemikian rupa. Apalagi... oh moongoddess mainkan saja aku. Kenapa sepertinya kau senang sekali menempatkanku disituasi yang tidak kusuka belakangan ini???..

Todelu membawa sepuluh petarung terbaiknya. Lima difokuskan untuk menjatuhkan Cennaya dan lima lainnya untuk menghabisiku. Dan, andaikan teman-temanku di Canada melihat situasiku ini. Berani bertaruh mereka akan segera memutar otak tuk mencari cara agar aku bisa segera dibawa pergi dari lima petarung berbadan bagai raksasa ini. Mereka bahkan lebih besar dibanding tubuh sipenjambret, eh.. maksudku Landaga si teman kakakku itu.

Perubahan Sang Beta (Belum Di Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang