5. Mateku!

118 22 0
                                    

Canavar's

"Aku baru saja keluar dari kereta sembari menikmati hentakan music yang berdentum melalui headset. Sembari sedikit menganggukan kepala dan membetulkan letak kacamata hitamku. Aku akan segera pergi menuju kampus ketika mendengar suara seorang wanita yang berteriak-teriak karena tasnya masih tertinggal didalam kereta. Suaranya kencang sekali hingga suara music diheadsetku tidak ada apa-apanya dibandingkan teriakannya. Dapat kulihat pagi ini pagi yang sangat sibuk sehingga tidak ada seorangpun yang menolongnya. Yeah. Semua orang harus segera pergi. Namun, ketika mataku yang tengah mencari sumber teriakan itupun menemukannya, aku tertegun..

Dia adalah wanita yang sedikit kutabrak kemarin. Wanita yang sedikit tersenggol olehku hingga terjatuh. Kemarin aku tidak sempat menolongnya karena salah satu mantanku yang paling kuhindari- Valerie. Ada disekitarku, melihatku, dan pastinya akan segera menghampiriku. Dan aku sama sekali tidak mau bertemu dengan wanita ter-possessive, termanja, dan terchildish yang pernah kutemui itu. Tidak peduli seberapa menarik, semenggoda, atau semenyenangkannya ia. Hidupku akan terasa bagai neraka bila harus bersamanya tuk lebih lama lagi.

Akupun segera melompat kedalam pintu kereta terdekat yang pintunya mulai menutup secara otomatis tersebut. Setibanya didalam akupun langsung mencari tasnya yang pasti tergeletak sendiri disebuah bangku kosong dan akhirnya tanpa membutuhkan waktu yang sangat lama, akupun menemukannya. Akupun mengambil tas ransel wanita itu sembari tersenyum. Yeah. Inilah caraku menebus kesalahanku kemarin. Toh, hal yang kulakukan ini lebih heroic dan bermanfaat dibanding hanya membantunya tuk berdiri kemarin. Akupun tersenyum miring dengan bangga dan segera menarik tuas tanda bahaya dalam kereta yang membuat kereta berhenti. Ketika beberapa petugas menghampiriku dengan panik. Akupun berkata dengan santainya bahwa aku seharusnya turun distasiun sebelumnya. Dan, dengan pandangan kesal akhirnya akupun diturunkan disana. Syukurlah aku diturunkan tidak terlalu jauh dan dikawasan yang masih subur dengan pepohonan yang tinggi. Sehingga aku bisa berlari dengan kekuatanku yang sebenarnya tanpa perlu khawatir akan mengundang kecurigaan siapapun.

Akupun melepas kacaata hitamku dan segera berlari dengan kekuatan asliku sebagai seorang werewolf. Dan mulai memperlambat lariku menjadi jauh lebih pelan setibanya aku dikawasan yang mulai dekat dengan stasiun. Setibanya distasiun. Akupun memakai kaca mata hitamku lagi, menyisir rambut bagian depanku kearah belakang kepalaku dengan tangan kananku. Kenapa tidak dengan tangan kiriku? Tentu saja karena tangan kiriku menenteng tas wanita itu. Selain itu aku juga, sedikit merenggangkan bahuku kebelakang lalu kedepan lagi agar aku terlihat lebih santai setelah melakukan aktivitas "lari" yang sebenarnya.

Ketika aku sudah benar-benar berada didalam area stasiun akupun mulai mencari wanita itu. Aku masih mengingat wajah wanita itu. Masih sangat mengingatnya dengan amat sangat jelasnya. Aku mulai mengedarkan kembali pandanganku mencari-cari wanita itu. Mencari, mencari, dan terus mencari. Dan, akupun terus berjalan mencarinya dengan santai. Yeah. Aku tahu cepat atau lambat aku akan menemukannya. Dan tidak perlu memakan waktu yang jauh lebih lama lagi. Akupun menemukannya.

"Nona, ini tasmu," ucapku dengan bangga sembari mengulurkan tangan kananku yang memegang tasnya itu kearahnya. Kepada wanita yang terduduk sembari menutup mukanya dengan telapak tangannya dimana sikunya menyentuh pahanya sehingga membuatnya tampak begitu menunduk. Ia yang mendengar suarakupun mengintip dari sela jemarinya dengan mata kirinya yang basah. Lalu, setelah melihat tasnya iapun menurunkan tangannya hingga sebatas hidungnya, membuat hanya mata basah dan sembabnyalah yang telihat.

"Kau mengambilkannya untukku? Astaga, kau baik sekali. Aku sungguh-sungguh berterima kasih banyak padamu. Aku benar-benar berterima kasih. Selain itu .. kau pasti memiliki urusan lain. Kau bisa meletakkan tas itu disisiku dan pergi. Terima kasih banyak," ucapnya masih dengan menutupi setengah wajahnya. Akupun meletakkan tasnya itu disisinya.

Perubahan Sang Beta (Belum Di Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang