31.Menyiksa diri

57 8 3
                                    

Canavar's

"Sean. Aku butuh bantuanmu lagi," ucapku pada Sean ketika kami hanya sedang berdua dibawah salah satu pohon teduh yang masih dalam kawasan kampus.

"Apa?"

"Aku akan berada disuatu tempat bersama Megan. Dan, posisikan Mira agar ada ditempat itu dan melihat apa yang tengah kulakukan bersama Megan."

"Megan? Megan yang sangat seksi itu? yang pernah dekat denganmu?"

"Kaupikir siapa lagi, heh?"

"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Sean curiga.

"Membuat Mira meninggalkanku."

"Aku tidak mau."

"Kenapa kau yang jadi ikut campur? Lagipula sejak kapan kau peduli dengan urusan cinta yang dialami orang lain?" tanyaku sembari mendelik kesal kearahnya.

"Bukan begitu, maksudku. Kau ingat ketika aku membantumu mencari data Mira diperpus lalu aku menemukan seorang wanita yang meminjam buku tentang teknik juga? well, selain menyimpan data Mira aku juga menyimpan datanya. Dan kini kami resmi bersama. Dan, karena secara tidak langsung kalian yang menyatukan kami. Maka aku ingin kalian juga bisa tetap bersama dan berhubungan dengan baik seprti kami," jelasnya dengan senyum bak seorang peri.

"Siapa namanya?"

"Taylor," jawabnya dengan mata tertutupnya serta ekspresi yang seolah tengah mencium aroma semerbak dari bunga mawar sebelum menambahkan..

"Aku selalu mengingatnya ketika aku mencium aroma oli. Kami pernah mengerjakan proyek bersama dengan oli serta aromanya yang menyelimuti kami. Indah sekali," ucapnya dengan pandangan penuh kekaguman sembari menatap kelangit. Ia menyamakan suasana penuh aroma oli dengan suasana yang sempurna?

"Kau menjijikan, Sean."

"Aku tahu. Namun, tidak sebanding dengan betapa menjijikannya dirimu," ucapnya masih dengan ekspresi yang sama membuatku tergelak dan tersenyum miring. Aku? Menjijikan? Sepertinya iya.

"Kenapa kau baru memberitahuku? Apa anak-anak sudah tahu? ataukah.. aku orang pertama yang tahu?"

"Tidak. kau orang terakhir. Well, kau berubah belakangan ini. Kau hanya dikampus dalam waktu yang berkaitan dengan jam kelasmu saja lalu kau pulang. Kau juga sudah jarang bermain atau nongkrong bersama kami. Kaupun sering menonaktifkan ponselmu belakangan ini hingga kami semua termasuk Mira sekalipun tidak ada yang tahu kesibukan apa yang tengah kau kerjakan. Well, kau semakin membuat Mira insecure bila kau mau tahu. syukurlah, ia anak yang tenang dan tidak terlalu bertingkah bahkan ketika hatinya sedang tidak nyaman sekalipun. Tidak seperti beberapa teman dekatmu sebelumnya yang langsung merongrong teman-temanmu termasuk aku agar bisa merubah keputusanmu atau mempertemukan mereka denganmu ketika mereka merasa insecure atau sedang memiliki masalah dalam hubungan kalian. Menyebalkan sekali."

"Diamlah Sean dan bantu saja aku. Aku hanya butuh bantuanmu. Kau bisa menolongku atau tidak?! hanya itu," ucapku mulai gerah.

"Tidak. Aku tidak mau menolongmu dalam hal yang bisa membuat hubungan kalian hancur. Dan, aku akan mencegah hal itu agar tidak terjadi." teguhnya.

Sial! Aku mengenal Sean. Bila ia sudah bertekad seperti itu maka sulit sekali menggoyahkannya. Apa yang harus kulakukan? Baiklah, manusia ini ingin bermain-main dengan serigala menjijikan sepertiku rupanya. Okay. Ia yang memaksaku melakukan ini.

"Baiklah. Aku pergi dulu. Bye." ucapku sembari tersenyum dengan sangat manis lalu meninggalkannya. Aku punya otak. Bila satu rencana gagal. Maka aku tau rencana lain apa yang bisa kulakukan.

Perubahan Sang Beta (Belum Di Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang