Mengertikah kamu aku ini lelah berpura-pura.
Seringkali berkata tidak saat ditanyai soal rasa.
Berulang-ulang menyatakan bahwa padamu aku tak lagi memiliki apapun yang tersisa.Tahukah kamu aku tak bisa lagi menampung sendiri segalanya.
Berjuta diksi puisi telah kutulis di langit untukmu.
Berkali-kali rindu merintih meminta angin menyampaikan padamu.Kupikir waktu kan membuatnya terbiasa.
Aku berhenti membuka pintu harapan sejak lama.
Aku berhenti bermain dengan angan tentang kita.
Namun namamu masih saja menggetarkan segala isi dunia yang kupunya.Mereka itu tak mengerti apa-apa tentang aku kepadamu.
Segala yang kusimpan untukmu tak pernah sebercanda itu.
Mengapa kamu tak pernah datang, aku masih bertanya-tanya.
Mereka bilang, memang aku di matamu yang tak pernah ada.Demi luka agar tak terlihat nyata,
Aku berdusta, bahwa telah sepenuhnya melupa.
Bahwa kesempatan telah habis tak bersisa,
Bahwa rindu telah lenyap dan sirna begitu saja.Awan, jika saja kamu mendengar,
Jika saja kamu melihat,
Jika saja kamu di sini untuk sekedar menjadi senja,
Akan kukatakan segala kejujuran yang kusembunyikan dalam air mata.
Aku ingin kamu membaca, bahwa rasaku tak kunjung reda,
Dan segalamu masih kupikirkan tanpa jeda.- Shin
KAMU SEDANG MEMBACA
All The Things That Your Heart Never Heard
PoetrySuatu hari, aku harap kamu menemukan apa yang selalu aku tulis di tengah malam, atau pukul dua dini hari, kadang pukul empat sore di bis, seringnya sih saat ingat kamu yang tidak kenal waktu. Jika hari itu tiba maka kamu perlu tahu, sebagian di anta...