"Ku yang dulu bukanlah yang sekarang~"
"Asik-asik joss!"
"Dulu disayang sekarangku ditendang~"
"Kebalik bego!"
"Dulu-duluku bahagia, sekarang aku menderita~"
Seperti itulah keadaan kantin di sekolah mereka sekarang. Heboh dan sangat berisik. Itu semua karena ulah Vano dan kawan-kawannya. Selalu menghibur semua murid dengan konser dadakan ataupun hal heboh lainnya.
"Saya akan menyanyikan lagu Abdullah."
"Abdullah, nama ayahnya."
"Aminah, ibundanya."
"Abdul Muthalib, kakeknya."
"Abu Thalib, pamannya."
"Khadijah, istri setia."
"Fatimah-"
"KALO JALAN PAKE MATA, DONG!"
Disaat semua orang sedang menikmati konser dadakan dari Vano dkk, tiba-tiba saja terjadi keributan di ujung kantin. Membuat semua pasang mata melihat ke arah sumber suara.
"Apaan si, tuh? Ganggu orang nyanyi aja." Kesal Vano karena nyanyiannya terpotong tiba-tiba.
"Eh, kesana, yuk!" Ajak Kenzo kepada temannya-temannya.
"Kenapa, sih?" Tanya Vano penasaran.
"Makanya ayo kesana! Gue juga penasaran, nih!" seru Kenzo.
"Cepetan, woy! Nanti keburu bubar!" Kata Aldy yang sudah berlari menuju tempat keributan.
***
"Lo tuh punya mata nggak, sih?! Jalan aja nggak becus! Liat, nih! Rok gue kotor gara-gara ketumpahan jus yang lo bawa!" Marah seorang perempuan yang memancing perhatian orang-orang sekitar.
"Sorry, nggak sengaja." Ucap sang gadis yang baru saja dimarahi dengan nada cuek.
"Lo, tuh, ya! Gak ada rasa bersalah sedikit pun apa?! Gue itu kakak kelas lo! Nggak usah songong, deh! Masih jadi adik kelas aja belagu!" Emosi perempuan yang mengaku sebagai kakak kelas Vania.
"Kalau Kakak tadi nggak bercanda di tengah jalan, pasti hal ini nggak akan terjadi." Ucap Vania santai.
"JADI LO NYALAHIN GUE?! IYA?!" emosi Clara.
"Woy! Ada apaan, sih? Kok ribut banget?" Tanya Vano yang baru saja datang.
"Eh, Vano. Ini, lho! Ada adik kelas songong yang barusan tumpahin jusnya ke rok aku. Jadi kotor, deh, roknya!" Adu Clara dengan nada manjanya sambil merangkul lengan Vano.
"Aduh, apaan, sih? Nggak usah pegang-pegang, deh! Bukan mukhrim!" Ucap Vano risih sembari melepaskan rangkulan Clara dari lengannya.
"Ih, kok kamu nggak belain aku, sih?" Kata Clara sok imut.
"Ogah banget gue! Udahlah, cuma masalah sepele! Lagian kan lo orang kaya, beli aja rok di koperasi! Manja banget!" Ucap Vano pedas.
"Bodo amat! Gue kesel sama lo semua! Dan lo, kali ini lo menang!" Ucap Clara sambil menunjuk Vania, lalu meninggalkan kantin dengan keadaan emosi.
Setelah semuanya bubar dan kembali melanjutkan aktivitasnya masing-masing, Vania pun beranjak pergi untuk menuju kelasnya.
"Eh, tunggu!" Kata Vano sambil memegang pergelangan tangan Vania.
Vania berbalik badan dan matanya menatap tajam ke arah tangannya yang dipegang Vano. Sudah jelas Vano langsung salah tingkah dengan tatapan tajam Vania, membuat cowok itu melepaskan genggaman tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real of Ice Queen
FanfictionVania Calistha Dirgantara, gadis cantik berwajah jutek yang memiliki sifat cuek nan dingin. Membuat siapa pun terpana akan kecantikannya hanya dengan sekali melihat wajahnya. Di balik semua itu, ia memiliki masa lalu yang kelam. Alasan itulah yang m...