20. Anyelir dan Tulip

1.8K 72 3
                                    

"Jangan lupa, sesuai rencana kita tadi, oke!" Ucap Vano mengingatkan teman-temannya.

"Siap! Lo tenang aja, serahin semua sama kita. Dijamin beres." Jawab Kenzo mengacungkan kedua jempolnya.

"Makasih, Bro! The best banget emang lo pada." Vano menepuk pundak ketiga lelaki lainnya karena sudah mau membantunya dalam mempersiapkan rencana ini.

"Yaelah, santai aja kali. Kayak sama siapa aja lo," balas Randy.

"Iya, deh, iya."

"Udah, mending lo urusin, tuh, anak-anak, suruh pada kumpul. Biar gue yang urus Vania." Ucap Aldy sambil merangkai balon yang baru saja ia tiup.

"Iya, cepet sono. Mumpung guru-guru lagi pada rapat." Balas Kenzo ikut menimpali.

"Bener juga. Oke, deh. Duluan, Bro!"

Vano pun meninggalkan rooftop dan pergi ke tiap-tiap kelas untuk menyuruh semua orang agar segera menuju ke lapangan. Setiap yang bertanya pasti Vano akan menjawab bahwa ini rahasia. Berbeda dengan Vano yang sibuk dengan kegiatannya, Kenzo dan Randy justru berlarian di koridor sekolah mencari keberadaan Vania. Sementara Aldy sedang berkutat dengan properti yang akan digunakan dalam rencana ini.

Di sisi lain, Vania dengan ketiga kawannya yang berada di kantin dibuat heran dengan kelakuan orang sekitar dimana semua murid keluar meninggalkan kantin dengan berlarian dan saling dorong-mendorong.

"Ini pada kenapa, sih? Kok lari-larian?" Pertanyaan Sisca hanya dijawab gedikkan bahu oleh yang lain.

"Tanya coba," suruh Salsa.

"Eh, eh, tunggu tunggu." Sisca menyetop salah satu murid dari gerombolan tersebut. "Ini kenapa pada lari-larian?"

"Enggak tau. Gue mah ikut-ikutan aja." Ucap anak itu jujur lalu kembali lari begitu saja.

"Yee si bambang, gue kira tau."

Baru saja mereka ingin berbalik badan, sebuah suara menginterupsi pergerakan mereka. Terlihat jelas bahwa itu suara Kenzo dan Randy karena buktinya mereka berdua sudah berdiri di hadapan Vania dengan napas yang tak beraturan.

"Van... Ayo... Ikut... Gue..." Ucap Kenzo tersengal-sengal.

"Kemana?" Tanya Vania bingung.

"Udah ikut aja." Ucap Kenzo lagi.

Baru saja Kenzo ingin menarik pergelangan tangan Vania, Sisca dengan cepat menahan pergerakan Kenzo.

"Eh, bentar dong. Ini kenapa? Ada apaan? Heboh banget, sih, lo."

"Ck! Bawel banget sih lo nenek lampir. Vano lagi berantem sama kakak kelas. Puas lo?"

Keempat perempuan itu membelalakkan mata tanda terkejut. Antara percaya atau tidak dengan ucapan Kenzo barusan.

"Berantem? Kenapa? Kok bisa?"

Tanpa sadar Vania mengungkapkan rasa khawatirnya secara tidak langsung dan itu justru membuat Randy dan Kenzo mengulum senyum.

"Udah ayo, woy! Gawat ini gawat!" Celetuk Randy heboh.

"Gara-gara lo, sih." Sembur Kenzo mengarah pada Sisca. Tanpa pikir lagi, Kenzo langsung menarik Vania keluar dari kantin.

Karena semburan Kenzo, Sisca menghentakkan salah satu kakinya dan mendumel tak jelas sebelum menyusul teman-temannya yang sudah lebih dulu menuju lapangan.

***

Sepertinya yang dikatakan Kenzo tentang Vano yang tengah berkelahi dengan kakak kelasnya itu benar. Karena di depan mata Vania terlihat ratusan manusia berkumpul memenuhi lapangan, menyisakan satu ruang kosong dibagian tengahnya.

The Real of Ice Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang