Ten

330 58 6
                                    

02 Maret, 2011.

Seongwoo menghampiri saat aku sedang berada pada kamar mandi. Kelas belum dimulai, kondisi sekitar juga masih sepi.

Tamat sudah, nasibku mungkin sedang tidak mujur. Pasti Seongwoo akan melabrakku perihal Daniel yang selalu menempel padaku akhir-akhir ini.

Baiklah, aku sudah siap jika aku akan dipermalukan. Lemparan telur busuk atau air comberan sudah terbayang. Tidak masalah, budaya di Jakarta memang begini. Menindas yang baru. Hanya perlu menjalaninya, pulang lalu bersih-bersih.

Aku memejamkan mata, siap menerima perlakuan tidak menyenangkan itu.

Tapi yang terjadi diluar dugaan, Seongwoo tersenyum padaku dan berkata bahwa dia tidak akan membenci siapapun—aku ataupun Daniel. Dia juga berkata bahwa Seongwoo tahu Daniel tidak mencintainya.

Pagi itu, seolah seperti menyadarkan ku. Seongwoo menceritakan bahwa Daniel itu sakit, tidak bisa sembuh. Aku tidak mengerti. Beberapa menit membaca riwayat chat yang Seongwoo tunjukkan padaku, aku baru mengerti.

Bahwa Daniel memang sakit.

Hingga dia mengencani siswa SMP yang baru berumur duabelas tahun.

—Woojin.

2011's + NielCham ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang