12 April, 2011.
Ujian Tengah Semester sudah selesai.
Baejin mentraktir satu kelas untuk datang pada kedai Mie Ayam Hijau yang sedang trend belakangan ini. Katanya, Ayahnya memberikan uang saku lebih pada Baejin. D'Funky— Hyungseob, Seongwoo juga Baejin bertiga menggunakan mobil. Beberapa siswa lain mengikuti dari belakang dengan kendaraan bermotor.
Aku tidak berminat untuk ikut.
Kuputuskan untuk tetap pada sekolah dan mengantri barisan solat dzuhur. Selang beberapa menit Jihoon datang, katanya ada yang mencari ku. Kutanya siapa, Jihoon malah memandangku dengan muka cemberut.
Guanlin.
Ya, laki-laki itu datang mengenakan topi hitam dengan corak biru muda, Low Rider, juga membawa sebuah senyum yang sangat khas. Kakiku mendadak kebas. Sialan, senyumnya memang menggoda.
Saat kutanya ada apa? Guanlin menjawab hanya ingin melihatku saja, aku jadi besar kepala. Dia juga meminta nomor ponselku.
Memang awalnya akan kuberikan, tapi saat hendak kukeluarkan ponsel ada yang menyerobotnya lebih dulu.
Dia lagi.
Daniel, dia mengambil ponselku dan mengatakan bahwa aku tidak boleh dekat-dekat dengan Guanlin atau Daniel akan cemburu. Padahal Guanlin belum beranjak dan masih ada Jihoon.
Guanlin malu dan dia meminta maaf lalu pergi. Jihoon memaki Daniel, dan aku?
Aku ingin membunuh Daniel hidup-hidup. Bercandanya sudah tidak lucu.
—Woojin.