27 Juni, 2011.
Hampir sebulan sejak kejadian malam itu, kami tak pernah bertemu, tak pernah bertegur sapa, tak pernah saling memberi kabar.
Semua ucapannya, semua janji-janjinya, hanya buaian belaka.
Semua akan kumaklumi, mungkin Daniel sedang sibuk dengan kejuaraan basket tingkat nasional yang mengharuskan dia melakukan pelatihan selama hampir sebulan pada kota orang.
Jika kalian bertanya apa aku sudah menyerah? Belum, belum ingin.
Aku belum merasa lelah, aku belum merasa hilang arah.
Tapi, lagi-lagi kenyataan seolah mematahkan pertahananku. Tanpa aba-aba, tanpa komando.
Dengan penghilatanku yang kurang baik akhir-akhir ini, mataku menangkap Daniel pada balik gerbang sekolah.
Laki-laki itu mengobrol sebentar dengan seseorang yang ku kenal.
Lalu mereka berciuman.
Dia Seongwoo.
—Woojin.