17 Juli, 2011.
Aku tertidur lebih malam, tapi terbangun lebih awal.
Ketika bangun, dahiku penuh dengan peluh. Waktu menunjukkan pukul dua pagi.
Selalu seperti ini, terbangun tengah malam.
Hal yang kulakukan ketika membuka mata adalah menangis sejadi-jadinya. Jantungku selalu berdetak cepat, berdebar-debar, ketakutan, kesedihan, kecemasan, semua memenuhi rongga dada.
Aku tak menyangka jika efek ditinggalkan semengerikan ini.
Aku merindukan Daniel.
Aku tak dapat mengingkari.
—Woojin.