28 Juni, 2011.
Jujur saja, aku merasa dikhianati.
Aku apa bagi Daniel?
Pentingkah diriku?
Siapa diriku untuk dirinya?
Hari ini seolah menghangatkan hati, besok dia datang membawa pisau belati.
Laki-laki bajingan yang sayangnya sudah aku cintai, membawa hatiku pergi dan menahannya tanpa halangan berarti.
Duduk diam pada kursi taman penuh kenangan, hanya itu yang dapat aku lakukan.
Ingin menuntut tapi tak ada hak.
Tak ada bedanya aku dengan seorang jalang, yang berusaha kuat padahal tercekat, yang berusaha sabar padahal tanpa sadar meratapi hidupnya dengan malang.
Daniel, tolong buang saja hatiku pada palung laut paling dalam, agar aku tak merasa kehilangan.
—Woojin.