15 | Teman

2.4K 179 36
                                    

Ezra tersenyum melihat Cia yang sibuk menghabiskan tiga cup ice cream. Biasanya anak gadis sangat takut makan banyak ice cream karena makanan enak itu bisa membuat seseorang menjadi gendut, tapi Cia berbeda.

Cia mendongakkan kepalanya merasa laki-laki itu menatapnya intens. "Kenapa? Lo juga mau?"

"Enggak."

"Terus kenapa lihat guenya gitu banget?" tanya Cia.

Ezra menyentil kening Cia seraya berucap, "Geer. Gue lihat cewek cantik di belakang lo, kok."

Ucapan Ezra sontak membuat Cia menoleh ke belakang. Decakan kecil terlontar dari bibirnya begitu menyadari Ezra mengerjainya karena tidak ada siapa pun yang duduk di belakangnya.

"Nyebelin, ya."

"Makasih, gue tahu gue ganteng," sahut Ezra terkekeh.

"Jijik."

"Di sini bilangnya jijik, tapi gue yakin di dalam hati, lo pasti kagum banget sama kegantengan gue," ucap Ezra menaikturunkan kedua alisnya menggoda Cia membuat Cia berteriak nyaring.

Ezra terbahak melihat ekspresi kesal gadis itu. Gadis itu sangat lucu. Dia berharap semoga dia bisa selalu menemani gadis itu di setiap waktu. Dia berharap dia tidak akan pernah melihat gadis itu menangis lagi.

Suara dering telepon membuat Cia berhenti menyuapkan ice cream tersebut.

"Siapa?"

"Toton."

Cia menghela napas sebelum menekan tombol untuk menolak panggilan tersebut. Hal itu membuat Ezra mengernyit bingung. Tumben gadis itu tidak menerima panggilan dari Preston.

Walaupun dia penasaran, tapi dia lebih memilih untuk tidak menanyakan hal itu. Mungkin saja alasan Cia tidak menerima panggilan tersebut ada kaitannya dengan kejadian di sekolah.

"Ci," panggil Ezra yang hanya dibalas gumaman tidak jelas oleh Cia.

"Kalau lo butuh sesuatu, lo bisa cari gue. Gue selalu siap ada di samping lo ketika lo butuh gue."

Cia tersenyum sembari berucap, "Thank you."

"Habis ini mau ke Timezone?" tanya Ezra yang dibalas anggukan antusias gadis itu.

Cia langsung menyuapkan sesendok besar ice cream ke mulutnya agar habis. Dengan mulut yang masih penuh, ia menarik Ezra keluar dari kedai ice cream menuju Timezone. Terakhir ia ke Timezone, ia kalah dengan Ezra saat bermain Flappy Bird. Jadi sekarang ia tidak mau kalah lagi.

"Oh lo nantangin gue main ini lagi?"

Cia mengangguk.

"Lo pasti kalah. Percaya, deh. Lo kan hobi nabrak tiangnya," ledek Ezra membuat Cia mendengkus.

"Kalau gue kalah, gue mesti traktir lo selama seminggu di sekolah. Gimana?" tanya Cia.

"Enggak mau."

"Terus apa?" tanya Cia.

Ezra tersenyum penuh arti sembari berucap, "Kalau gue menang, lo jadi pacar gue. Tapi, kalau gue yang kalah, gue jadi babu lo selama seminggu."

Ezra mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Cia. Tanpa Ezra ketahui, selama seminggu terakhir ini Cia selalu menarik Aldri ke Timezone untuk mengajarinya bermain Flappy Bird.

Ezra membelalakkan matanya ketika dia duluan yang terantuk pipa hijau tersebut, sedangkan Cia masih santai bermain. Hal itu membuat Ezra kesal bukan main.

Alicia 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang