11 | Dendam

3K 172 11
                                    

Cia memberhentikan langkahnya ketika mendengar suara dari dalam gudang sekolah. Ia melirik ke sekitar sebelum memutuskan untuk mencari tahu siapa di dalam sana. Kedua alisnya bertautan begitu mengenal kedua sosok yang sedang berbincang.

Kak Alvin sama cewek gatel itu? gumamnya dalam hati.

"Gue enggak mau tahu lo mesti bantu gue."

"Gue emang tertarik sama si Cia, tapi bukan berarti gue mau ngapa-ngapain tu cewek."

"Bantu gue, Vin. Orang sejahat Cia enggak pantes lo baikin gitu."

"Lo dendam banget sama dia. Emang dia salah apaan? Setahu gue dia murid baru."

"Gue benci dia sama kembaran dia. Pertama, kembaran dia ngerebut cowok yang disukai Eluned. Kedua, sekarang dia deket sama cowok yang gue sukai."

"Kembaran gue ngerebut cowok yang disukai Eluned? Siapa cowok yang dimaksud dia? Siapa Eluned?" Cia menggelengkan kepala tidak mengerti.

"Dasar cewek, cuma karena cowok doang sampai dendam-dendaman gitu. Cowok di dunia ini banyak, enggak cuma satu."

"Gue enggak peduli, yang jelas lo harus bantu gue. Come on, enggak sesusah itu membuat dia menderita. Cukup lo buat dia jatuh hati sama lo dan lo tinggalkan."

"Lo gila. Gue bukan cowok berengsek."

Cia langsung beranjak dari tempat persembunyiannya menuju ruang musik ketika merasa Alvin akan keluar dari gudang sekolah tersebut. Ia berharap ia tidak lupa untuk menghubungi Alice setelah ini. Banyak pertanyaan yang harus ia tanyakan pada kembarannya itu.

Ia menaikkan sebelah alis begitu menemukan Preston berdiri di depan ruang musik. "Lo ngapain?"

"Gue pikir lo udah ada di dalam, tapi ternyata lo malah enggak ada," ucap Preston membuat Cia tersenyum kecil.

"Gue tadi ke toilet dulu."

Preston manggut-manggut sebelum berucap, "Ci, ganti lagu, yuk. Seketika gue malas buat nyanyi lagu itu."

"Lah? Kenapa lo baru bilang sekarang? Anak-anak yang lain gimana?" tanya Cia.

"Anak-anak yang lain mah gampang."

Cia mendengkus sebal. "Mau nyanyi apa? Jangan yang enggak gue tahu. Gue enggak niat belajar lagu baru."

"Your call?" tanya Preston membuat Cia melongo.

Cia mengerjapkan kedua matanya sebelum berucap, "Seriusan?"

"Kenapa kaget gitu?"

"Karena gue pikir orang kayak lo enggak bakalan tahu lagu sebagus itu," kekeh Cia yang langsung dihadiahi jitakan pelan di kepalanya.

"Jadi, fix pakai lagu itu, ya?" tanya Preston.

Cia mengangguk karena kebetulan ia juga menyukai lagu itu.

"I was born to tell you I love you," ucap Preston.

"And I am torn to do what I have to," sambung Cia dengan nada lagu tersebut membuat Preston mengembuskan napas kasar.

Padahal dia sengaja berucap seperti itu agar Cia tahu bahwa dia memiliki perasaan khusus, tetapi Cia tetaplah Cia. Gadis dengan ketidakpekaan yang sangat tinggi.

"Ci?" panggil Preston.

Belum sempat Cia menjawab panggilan Preston, Alvin dan Elle muncul di tengah mereka berdua. Alvin tersenyum lebar sebelum menepuk pelan pundak Cia. "Ayo, masuk!"

Alicia 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang