35 | Terungkap

2.5K 178 23
                                    

Cia menaikkan sebelah alisnya tidak mengerti tujuan Ezra membawanya ke tempat yang sangat jauh hanya untuk melihat semak-semak yang bahkan ia bisa temui di mana saja. Ezra tersenyum mengetahui gadis itu kebingungan.

Dia meraih tangan gadis itu sebelum membawa gadis itu masuk ke balik semak-semak. Senyumannya melebar melihat raut terkejut gadis itu yang sangat menggemaskan.

Cia menatap takjub pada pemandangan yang begitu indah. Ia baru tahu masih ada tempat seindah ini di kota yang kini ia tempati. Ia berjalan pelan menuju pinggir danau yang disusul oleh Ezra.

"Gue mau celupin kaki, tapi di dalam danaunya enggak ada buaya, 'kan?" tanya Cia polos yang mengundang gelakan tawa Ezra.

"Enggak ada, gue sering, kok."

Cia langsung duduk dan mencelupkan kakinya setelah mendengar jawaban Ezra. Air danau tersebut benar-benar segar membuat ia merasa tenang. Rasanya ia lupa akan semua kejadian yang terjadi beberapa hari lalu.

Ezra menepuk puncak kepala Cia sebelum berucap, "Gue mau kenalin lo ke satu cewek yang tinggal di sini. Lo tunggu sini, ya."

"Pacar lo?" tanya Cia seraya menaikturunkan kedua alisnya menggoda Ezra membuat laki-laki itu berdecak.

"Bukan, dia juga kenal sama kakak lo."

"Hah? Kenal sama kakak gue?" tanya Cia bingung.

"Iya. Kakak lo pernah hampir nabrak dia. Hampir, lho, ya. Bukan nabrak," ucap Ezra.

Cia menaikkan sebelah alis. "Kenapa lo bisa lebih tahu daripada gue?"

"Kemarin itu gue ketemu sama kakak lo di sini, terus dia cerita, deh."

Cia manggut-manggut. Ezra pun pergi ke rumah Azalea untuk memanggil gadis itu. Dia sendiri tidak mengerti alasan kenapa dia ingin mempertemukan kedua gadis itu.

Cia menggerakan tangannya di dalam air hingga air itu melompat-lompat. Ia terkekeh kecil ketika anak rambutnya basah terciprat air. Ia jadi teringat saat ia, Vero, Preston, Plato, dan Ezra bermain di kolam renang.

Mengingat hal itu, ia baru menyadari bahwa sejak hari itu Preston pulang dari rumah sakit, ia tidak bertemu lagi dengan laki-laki itu. Laki-laki itu bahkan tidak mengabarinya sama sekali. Ia mencebikkan bibirnya sebal. Untuk apa ia menunggu kabar dari seorang Preston?

Tetapi, tidak bisa ia pungkiri bahwa ia rindu dijahili oleh laki-laki itu. Bagaimanapun laki-laki itu adalah orang pertama yang ia kenal ketika ia tiba di kota padat ini. Ia mengambil ponselnya dari tas selempang sebelum membuka aplikasi hijau.

Alicia Fernita
Toton ....

Alicia Fernita
Lo ke mana aja, deh? Lo pasti belum tahu, ya, gue udah balik dari rumah sakit?

Toton Berotot💪
Keluar dari rumah sakit enggak bilang-bilang. Gue tadi kayak orang tolol ke rumah sakit buat cari lo

Cia mengernyitkan keningnya.

Alicia Fernita
Kok lo jadi nyalahin gue? Yang salah kan lo, harusnya lo inisiatif sendiri, dong, nengok ke rumah sebelah lo

Toton Berotot💪
Gue enggak ada nyalahin, ye. Lo dmn? Mau gue bawain apaan? Mumpung gue masih di jalan

Belum sempat ia kembali mengetikkan balasan untuk laki-laki itu, suara Ezra mengalihkan perhatiannya. Ia spontan mengeluarkan kakinya dari air begitu melihat Ezra mendorong kursi roda ke dekatnya.

Alicia 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang