6 | Kembang Api

3.4K 227 24
                                    

Aldri mengoleskan minyak pada pelipis Cia sebelum mengusapnya pelan. Kenapa adiknya itu masih belum sadarkan diri?

"Ezra bilang yang kasih kotak itu bukan anak sekolah sini. Rambutnya lumayan panjang sama agak bule-bule," ucap Preston seraya mengingat penjelasan Ezra.

"Ya. Sekarang, lo boleh balik ke kelas. Gue butuh waktu berdua sama adik gue," ujar Aldri membuat Preston mengangguk dan berjalan keluar UKS.

Aldri mengecup kening Cia sebelum berucap, "Bangun, Cia. Lama banget kamu pingsannya."

Aldri mengeluarkan ponsel sebelum mencari kontak Line Lerdo. 

Aldrich Fernato
Kak, udah dapat hasilnya?

Abilerdo Fernato
Ya

Abilerdo Fernato
Kamu salah
Bukan Alice pelakunya

Aldri menaikkan sebelah alisnya.

Aldrich Fernato
Yakin? Cia enggak punya musuh, Kak

Aldrich Fernato
Dan yang lakuin aksi pengeboman itu Alice

Abilerdo Fernato
Tapi, pas kamu kasih tahu tentang Cia diteror. Alice lagi sama David di dalam kamar. Gimana cara dia nerornya?

Aldrich Fernato
Di kamar? Kamar mana? Kakak kok tahu mereka berdua di dalam kamar? Ya, enggak tahu. Bisa aja dia suruh orang lain buat neror. Yang jelas kakak mesti jeblosin Alice ke penjara lagi.

Aldri mendengkus sebal sebelum mengunci layar ponselnya. Walaupun Lerdo sudah memberitahunya bahwa Alice bukan pelakunya, dia tetap tidak percaya.

Seulas senyuman melengkung di bibirnya ketika melihat mata Cia mulai terbuka. "Akhirnya."

"Kakak?" ucap Cia pelan seraya mengubah posisinya menjadi duduk.

"Iya, kakak di sini. Kamu udah baikan?"

Cia menggelengkan kepalanya sebelum berucap, "Tad-tadi ada yang...."

Aldri langsung meletakkan jari telunjuknya pada bibir Cia sebelum menarik Cia ke dalam dekapannya. Dia mengusap puncak kepala Cia pelan. Dia benar-benar merasa bersalah karena gagal menjaga Cia.

"Kamu enggak perlu cerita kalau itu hanya membuat kamu sakit," ucap Aldri.

Tangis Cia meledak membuat Aldri ingin sekali mengutuk Alice. Aldri menghela napas pelan sebelum melepaskan pelukan mereka. "Kakak di sini. Kakak enggak akan membiarkan dia melakukan hal yang aneh ke kamu, okay?"

***

Laki-laki itu mengambil kalender yang berada di mejanya. Senyuman tipis menghiasi wajahnya yang lelah itu. Lima belas hari lagi, dia akan pergi ke Jakarta untuk menyusul gadisnya.

Dia meletakkan kembali kalender tersebut sebelum melangkahkan kakinya ke balkon kamar. Hamparan bintang menghiasi langit membuat matanya segar.

"Ci, lihat sini," ucap David seraya mencolek lengan Cia berharap gadis itu berhenti ngambek.

David mengerucutkan bibirnya sebal. Apakah semua perempuan di dunia ini mudah ngambek? Dia menatap hamparan bintang yang bersinar terang berharap bintang dapat membantunya mencari cara agar gadis itu berhenti mendiamkannya.

Alicia 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang