Dalam sejarah percungpretan, bos yang mendadak baik wajib dicurigai maksudnya.
***
Seluas jagat raya sisi negatif bos ternyata masih ada seujung kuku sisi positif yang bisa Ana jadikan pujian. Sudah dua kali Deo memberinya petuah yang bisa digunakan sebagai pengusir lelah saat bekerja. Ia tidak menampik kalau bos besar juga turut andil dalam menyulut semangat kerjanya. Meskipun hanya satu persen karena sembilan puluh sembilan persen biang kerok deadline memusingkan adalah Deo sendiri, setidaknya Ana bisa bersyukur saat ini.
“Kawasannya sangat strategis, ya? Dekat taman hiburan dan tidak terlalu jauh dengan stasiun.” Deo bergumam pelan.
Ana sempat mengira si bos sedang mengajaknya diskusi. Namun melihat kepala laki-laki itu yang tak kunjung terangkat, ia sangsi. Sepertinya Deo sedang berbicara sendiri.
Gelengan kepalanya memperjelas tebakan Ana. Ia menahan senyum. Deo tidak jauh berbeda dengan Satria. Kakaknya itu kalau sedang gila dan berpikir jelimet, pasti mengoceh sendiri.
“Detailnya bisa dilihat dalam proposal pengajuan kerja sama, Pak.”
Laki-laki yang duduk berseberangan dengan mereka mengangsurkan sebuah proposal. Ana mengeceknya terlebih dahulu. Membacanya sekilas dengan teliti kemudian mengopernya ke Deo.
Mutualisme. Proposal kerja sama pembangunan hotel dan resto di Guangzhou ini memiliki surplus bagi keuangan perusahaan ditilik dari tingginya minat pasar yang didasarkan pada survey acak. Data-data yang tertera pun valid sehingga Ana sendiri tidak akan berpikir panjang bila menjadi Deo. Menolak sama saja dengan melepaskan kesempatan emas.
“Akan saya pertimbangkan lebih lanjut. Untuk informasi mengenai perkembangannya, silakan hubungi sekretaris saya.”
Akan tetapi, Deo tetaplah Deo. Manusia dengan segudang pertimbangan itu pasti akan bertanya terlebih dulu pada kaki tangannya sebelum mengambil keputusan. Hal penting yang menyangkut kerja sama dengan perusahaan lain memang sepatutnya dibicarakan dengan para direksi dan petinggi manajemen. CEO adalah pelaksana kebijakan. Seperti demokrasi, kedaulatan tertinggi bukan berada pada tangan Deo.
“Terima kasih atas kesediaan waktu Anda, Pak Salim.” Ana mengangguk sopan sesaat sebelum mereka keluar. Deo sudah berjalan lebih dulu ke mobil. Kaki panjangnya membuat Ana setengah berlari agar tidak ketinggalan.
“Kamu lelet!”
Napas Ana terengah. Berkas-berkas di tangannya ia ulurkan pada Deo sesampainya di mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Boss [TAMAT]
ChickLitᴘᴇʀᴀᴛᴜʀᴀɴ ᴘᴇʀᴛᴀᴍᴀ Dilarang mendekati bos dalam radius dua meter. Khilaf? Takdir. ᴘᴇʀᴀᴛᴜʀᴀɴ ᴋᴇᴅᴜᴀ Bos selalu benar dan bawahan harus menyetujui kebenaran yang ada. Khilaf? Potong bonus. ᴘᴇʀᴀᴛᴜʀᴀɴ ᴋᴇᴛɪɢᴀ Dilarang melakukan skinship apa pun bentuknya...