Part 11 | Pelit Pangkal Kaya

127K 12.5K 519
                                    

Prinsip bos besar: pelit pangkal kaya


***




***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Tutorial meletakkan barang ala putri raja: pilihlah tempat yang memiliki permukaan rata agar tidak terkena guncangan badai Katerina sekalipun.

Ana memilih kawasan meja kerja sebelah timur yang mana jarang terjamah sebagai spot terbaik.

Dua, bungkus kresek hitam. Kalau perlu, bungkus sekalian dengan karung bulog agar awet dan tahan dari segala cuaca.

Tiga, letakkan secara hati-hati. Taruh pembatas di kanan-kiri untuk mengantisipasi supaya tidak jatuh sewaktu terkena guncangan.

Ana menatap mahakarya yang baru saja dipermak sedemikian rupa oleh tangan kreatifnya. Kotak tisu pemberian pak bos sudah diamankan. Bungkus dengan kertas karton lalu bungkus lagi dengan kantong kresek putih.

“Aman dari guncangan dan badai.”

Satu kotak tisu ini harganya berkisar lima belas ribu. Namun, siapa yang tahu dengan otak ekonomi Deo? Bisa jadi bos kampretnya itu akan melipatgandakan harga dan memasukkannya dalam tagihan utang Ana.

Seratus empat ribu. Itu jumlah yang lumayan, jangan sampai dikurangi lagi. Cukup Ana kehilangan lima puluh ribunya kemarin.

“Tessa, saya mau laporan perkembangan kerja sama dengan Axon Group di meja saya sekarang.”

Suara dari interkom datang mengacau. Ana menarik napas dalam. Hater kurap sudah memerintah. Ia tidak tahu halangan apa yang akan dihadapinya hari ini. Mood Deo bagus atau tidak, itu juga masih abu-abu.

Tanpa pikir panjang, loker khusus berkas yang sudah ia tata kemarin diacak-acak lagi demi menemukan apa yang Deo inginkan. Laporan perkembangan terbaru sudah terbit. Deo pengertian sekali langsung menagih-nya. Jiwa visioner sang atasan memang tidak diragukan lagi kemampuannya.

Gebrakan kasar pada meja kerjanya sukses membuat Ana terbentur laci loker teratas yang belum ditutup. Ia mengaduh pelan lantas buru-buru menghadap sumber keributan.

“Kenap—”

“Mana Deo?!”

Oh, hell! Ini dia si wewe gombel kembaran pak bos versi perempuan. Jika Deo ganasnya pelan tapi pasti, perempuan ini ganasnya to the point. Dua sudut bibirnya berusaha ditarik setinggi mungkin.

The Devil Boss [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang