welcome to the
painful love story between
istiqlal and katedral.i s t i q l a l - k a t e d r a l
🥀
Katanya pada suatu hari,
Alasan Tuhan untuk menyiptakan jarak besar diantara kita itu, bukan sebagai tanda Ia sedang memberikan cobaan kepada umatNya yang tengah jatuh hati ini.
Katanya, jarak adalah tahapan untuk mendewasakan manusia.Lalu lama sekali, aku dihalangi oleh jarak, merindu dari sepi yang jauh.
Terhalang oleh jemaat gereja dan masjid, terhalang oleh arah antara Kiblat dan Rosario.
Lalu semesta yang dulu berkata "Tidak apa, jalani saja" kini mulai berpindah percaya.
Perlahan ia membuatku mengerti,
Tentang apa itu jarak kepercayaan dan bagaimana sebenarnya aku harus menghadapinya.
Tapi aku, tak ingin mempercayai semesta, karena bagiku, ia benar.
Jarak tidak dibuat untuk memisahkan, jarak dibuat untuk mendewasakan.
Tapi, akhirnya aku lelah, dan sampai di titik ini.
Titik dimana dahulu merindu adalah candu paling syahdu, kini perlahan sirna menjadi abu.
Semesta jahat, begitu pikirku.
Padahal dulu ia begitu mendukungku, menjadikan rindu adalah candu paling syahdu yang pernah kucoba, membuatku jadi gadis pecandu rindu.
Tapi semesta benar,
Ini saatnya aku dewasa, bukan? Jika jarak adalah untuk memisahkan, maka berarti aku harus berpisah dengan Tuhan?
"Pilihlah dia, atau Tuhanmu."
Begitu, semesta terakhir berkata kepadaku.
• • •
WARNING
Cerita ini mungkin menjadi cerita dengan tema sensitif untuk beberapa pihak. Namun, dalam cerita ini TIDAK ADA NIAT untuk menyinggung SARA.
Segala karakter dan tokoh hanya fiksi dan jangan dikaitkan ke real life. Kesamaan alur, latar, tokoh, adegan, dsb, murni KETIDAK SENGAJAAN.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqlɑl-Kɑtedrɑl. [✓]
FanfictionKata orang-orang, fase mencintai seseorang yang paling dalam adalah merelakan untuk melepaskan. Teruntuk seseorang yang kucintai begitu dalam, kepada seseorang yang menyebut nama Tuhan yang berbeda, kalau mencintaimu butuh tanda koma, maka aku akan...