happy reading!
.
."Aira bawa sunblock sama sunscreen nih. Ada yang mau pakai?" tanya Aira.
"Aku dong Raaaa" Herin jalan ke tempat Aira duduk diatas karpet tipis yang digelar diatas pasir pantai.
"Nih, nanti kalau udah masukin ke tas Aira aja, ya, Rin" titah Aira, Herin ngangguk ngangguk aja.
"Eh ini udah jam tiga nih, kapan mau ke taman bunganya?" tanya Anna. Yeri tampak berpikir, "Jam lima aja mau gaaak? Biar jam setengah lima kita bilasan dulu gitu?"
"Oke"
Yeri, Lami, Lucas dan Koeun tampak asyik bermain bola volu di pesisir pantai. Anna hanya memilih untuk memperhatikan keindahan pantai, sesekali mengabadikan momen ini dan memasukkannya ke instastory.
"Som fotoin gue dong. Rada candid gitu ya tapi jangan yang lagi jelek juga. Buat kenang kenangan" Anna menyodorkan ponsel berkamera tiga boba nya itu kepada Somi.
"Anjir, hp gue masi ipon 11 padahal, lu udah pake yang boba tiga. Kejam!" Somi mengeluh.
"Heh! Bersyukur goblok!" Yeri melempar Somi dengan sandal jepitnya. Membuat Somi makin geram.
"YA GAUSAH NIMPUK JUGA ANJRIT"
"MAKANYA BERSYUKUR TOLOL"
"IYA IYA ANJING"
"INI GUE JADI DIFOTOIN GA SI?"
Mendengar sang empu pemilik ponsel itu, Somi langsung cengegesan. "Ya udah pose, gue itung 3 detik yaa. Satu, dua, tigaaaaaa"
Dan terpampanglah hasil jepretan Somi. Menampilkan foto Anna dengan senyuman lebarnya yang terlihat candid.
"Nih"
Anna mengambil ponselnya dan mengecek hasil jepretan Somi. "Mantep, ga usah ragu lah gua minta fotoin sama Somi selebgram kesayangan kita!!!"
"Heleh"
Anna langsung sibuk ngedit foto itu di Lightroom sama Snow, gak lupa juga Tezza dan VSCO. Menurut Anna, dirinya tanpa aplikasi aplikasi itu hanyalah seorang kentang.
//lalu disini saya menangisi keburikan saya dan derajat kentang saya//
"Langsung upload aja ya-argh" tiba tiba, bagian bekas operasi Anna terasa nyeri. Begitu nyeri. Ia langsung meremas bajunya dan menahan rintihannya.
Tidak, tidak. Ini adalah liburan dan ia tidak bisa mengacaukannya hanya karena nyeri ini. Meski nyeri ini benar benar membuatnya keringat dingin, ia akan meminum obat saja dan semua akan kembali normal.
Dengan langkah tertatih dan keringat dingin melumuri tubuhnya, Anna duduk diatas karpet yang digelar rombongan mereka. Mengambil obat obatannya dan segera meminumnya satu persatu.
Obat pereda nyerinya memang yang terbaik. Cukup menunggu sekitar beberapa menit saja bagian yang nyeri dan sakit sudah tidak terasa.
"Anna? Anna lo sakit?" Anna dikejutkan dengan Koeun yang kini sudah berdiri didepannya. Koeun langsung berjongkok dan menyentuh jidat Anna, suhunya normal tapi Anna benar benar mengeluarkan keringat dingin.
"Na? Sakit dimananya, Na?!" Tanya Koeun cemas. Anna tersenyum tipis, "Gue gak apa apa kok, Ko. Suara lo kecilin apa nanti kedengeran yang lain gak enak."
"Jujur sama gue An! Mana yang sakit?! Kita udah diamanatin sama Mama lo buat jaga lo! Gue gak bisa maafin diri gue sendiri kalau sampe terjadi sesuatu sama lo!" Balas Koeun dengan marah. Jelas sekali gadis bernama Koeun Hasibuan itu tengah menahan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqlɑl-Kɑtedrɑl. [✓]
Fiksi PenggemarKata orang-orang, fase mencintai seseorang yang paling dalam adalah merelakan untuk melepaskan. Teruntuk seseorang yang kucintai begitu dalam, kepada seseorang yang menyebut nama Tuhan yang berbeda, kalau mencintaimu butuh tanda koma, maka aku akan...