《22》

1.7K 233 41
                                    


Pipinya bersemu merah dan perlahan senyum mengembang diwajahnya saat membaca kalimat didalamnya.

Tapi

Tunggu sebentar.

Senyuman diwajah Krystal tiba-tiba luntur begitu saja disaat ia kembali teringat dengan kejadian semalam. Jika dia yang mengirimkannya berarti dia juga tau kejadian tentang semalam. Krystal mengacak rambutnya yang masih berantakan itu dan menepuk jidatnya keras.

Bagaimana ia akan bertemu dengan bos nya besok?


Hari ini Krystal sudah resmi menjadi pengganti sekretaris Kai yang baru. Dan ruangan kerjanya otomatis berpindah kesebelah ruang bos nya dan itu akan membuatnya selalu bertemu dengannya terlebih juga ia dahulu selalu melihat jika sekretaris bos nya itu selalu bersamanya jika di kantor.

Dengan wajah malu Krystal memasuki lift yang akan menuju ke ruangannya. Memikirnya saja sudah membuat Krystal malu setengah mati apalagi jika ia harus dihadapkan dengan kenyataannya. Matilah aku

Heels setinggi 5 centi yang Krystal pakai menggema dilantai tempatnya berjalan dengan langkah mantap ia melajukan kakinya menuju meja nya. Setelah menduduki kursinya sejenak Krystal memandangi kearah pintu didepannya yaitu pintu ruangan bos nya. Krystal menghembuskan nafas sesaat dan baru memulai untuk pekerjaan barunya itu.

Kacamata berbingkai hitam itu kini sudah terletak indah dihidung mancung Krystal. Terlihat raut sedang berpikir Krystal saat dirinya menemukan sesuatu yang sulit untuknya. Telepon dimeja nya berdering dan itu sukses membuat Krystal terkejut dan mengalihkan tatapannya kearah telepon lalu segera mengangkatnya.

"Keruangan saya sekarang"

Suara itu, dalam dan begitu menakutkan bagi Krystal yang sekarang membeku ditempat. Dengan menekan perasaan malu nya ia pun memasuki ruangan Kai.

"Iya pak? Ada yang bisa saya bantu"

Kai menyeringai kemudian membalikkan kursi kerjanya yang semula membelakangi Krystal. Tangannya tertaut sambil menunduk malu melihat Kai. Kai yang menyadari itu kemudian berdeham dan membuat Krystal mendongak menatap Kai. Terlihat jelas baret dan lebam disebelah pipi kanan Kai dan itu membuat Krystal cukup khawatir.

Kai meminta Krystal untuk duduk dan dengan patuh Krystal langsung menurutinya. Kai tidak langsung berbicara melainkan melihati wajah Krystal dengan seksama. Merasa dipandangi dengan rinci membuatnya tidak nyaman.

"Tugas kamu sudah selesai?"

"Masih dalam tahap pengerjaan, sebentar lagi selesai"

"Sudah merasa lebih baik?"

"Ya?" Ucap Krystal ketika ia terkejut mendengar ucapan Kai

"Tidak, lupakan saja" ucap Kai kembali merubah ekspresi wajahnya kembali datar

"Iya Pak"

"Yasudah saya hanya menanyakan itu saja, setelah selesai nanti berkasnya berikan ke meja" "Silahkan keluar"

"Saya permisi Pak"

Jam berdentang selama 12 kali yang tanda nya istirahat. Setelah membaca grup chat dengan teman-temannya Krystal bergegas untuk menemui temannya di Divisi Keuangan. Lift yang dinaikinya pun telah sampai di lantai 5 dan didepan ruangan Divisi Keuangan telah berdiri ketiga temannya itu ditambah mantannya.

"Gimana bu Sekretaris, pekerjaannya?" Goda Egi pada Krystal yang disambut wajah memelas Krystal.

"Mayan sih, soalnya ada beberapa yang gue belum ngerti"

"Ya suruh ajarin Pak Bos lah maneh"

"Yak betul" Egi kemudian menaik-turunkan alisnya melihat semu dipipi Krystal. Sedangkan El hanya diam saat semuanya sibuk menggoda Krystal dengan tunangannya.

Dáisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang