Seorang pria menatap dirinya didepan cermin dengan jas putih dan celana senada, rambutnya disisir rapi kesamping, aroma yang menguar dari tubuhnya bahkan bisa tercium sampai jarak 10 m dari tempatnya berdiri. Penampilannya semakin sempurna ditambah dengan jam rolex kesayangannya yang kini bertengger manis membelenggu nadi sebelah kirinya. Pria itu menghela nafas beratnya, melihat sekali lagi penampilannya dan kemudian bergegas untuk pergi ke suatu tempat.
Bentley Continental GT V8 S berwarna biru metalic itu kini tiba didepan sebuah gedung bernuansa putih berlantai 8 itu. Seorang valet mendekat kearah mobil itu lalu menyambut uluran kunci dari pemiliknya untuk memarkirkan mobilnya. Pria itu melangkah mengikuti sepanjang karpet merah terbentang dan berakhir tepat berada didepan sebuah lift khusus, terbukti dengan dikedua sisinya terdapat dua orang penjaga berpakaian hitam dengan kacamata hitam dan sebuah alat disamping kanan telinganya.
Setelah dicek kebenarannya berada didalam daftar tamu, pria itu kemudian dipersilahkan untuk menaiki lift yang akan mengarah langsung ke lantai paling atas. Lift berdentang menandakan telah mencapai lantai yang dituju, sama halnya seperti dibawah, di lantai ini pun terdapat lebih banyak penjaga. Pria itu kemudian diarahkan oleh penjaga itu untuk memasuki kedalam sebuah ballroom dengan pintu besar berwarna putih gading.
Sebelum melangkahkan kakinya kedalam matanya menangkap sebuah bingkai foto yang memang sengaja dipasang disebelah pintu masuk, agar semua yang datang dapat melihat dan merasakan apa yang dirasakan oleh pasangan yang baru saja menjadi pasangan suami istri pagi tadi.
"Seharusnya aku yang disana Krys, warna baju kita sama.. tapi mungkin perasaan kita yang berbeda."
Pria itu segera berlalu, sebelum itu ia kembali menarik nafasnya dalam-dalam dan berulang kali guna menyiapkan dirinya, terutama hatinya.
Sesaat sebelum pria itu mulai melangkah dengan perasaan yang tak tentu sebuah tangan menepuk pelan pundaknya. Pria itu menoleh dan menemukan seorang perempuan dengan dress putih panjang dengan bahu terekspos tersenyum kepadanya.
"Sehun, ini lo kan?"
Sehun, pria itu menoleh dan menatap pada lawan bicaranya didepan. Sehun mengeryit seperti mengingat-ingat sesuatu, sepertinya ia tidak asing dengan wajah perempuan didepannya.