Krystal masih tidak percaya dengan keadaan yang sekarang ia alami. Bagaimana tidak, ia pun sampai mengeryitkan dahinya saking tak percaya. Orang yang kini ia pandanginya pun mengalihkan atensinya pada sang pemilik mata yang menatapnya.
"Kenapa?" Kai mengalihkan tatapannya kearah piring Krystal yang sedari tadi tak disentuhnya.
"Kamu ga suka makanan disini?"
"Ha?" Krystal kaget karna tertangkap basah sedang memandangi Kai.
"Kalo gitu kita pindah aja" ujar Kai sambil menyeka mulutnya dengan tissue dan berniat beranjak. Melihat itu Krystal lantas menghentikan Kai dan Kai pun menoleh ke Krystal.
"Loh mau kemana?"
"Mau pindah restaurant" ucapnya enteng.
"Ngapain? Disini enak kok"
"Terus kenapa daritadi makanan kamu masih utuh aja?"
"Y-ya kan belum sempet emm baca doa tadi. Iyaa" Krystal menggaruk kepalanya yang tidak gatal kemudian melanjutkan melahap makan siangnya.
Kai kembali duduk ditempatnya memandangi Krystal yang tengah melahap makanannya sembari berusaha menyembunyikan mukanya. Krystal kini makan dengan terburu-buru sampai ia tersedak sendiri oleh makanannya. Buru-buru ia mengambil minumannya dan langsung meminumnya tanpa menjaga image didepan lelaki itu yang notabenenya adalah calon suaminya.
"Kamu gapapa? Mau minum punyaku?" Ucapan Kai seketika membuat Krystal reflek kembali tersedak padahal tadi sudah sembuh. Sambil menepuk-nepuk dadanya pelan untuk meredakan efek 'tersedak'nya Kai terlebih dulu menyodorinya dengan minuman yang baru seperempat bagian diminumnya. Mau tidak mau Krystal harus mengambil minumannya kalau tidak tenggorokannya takkan terselamatkan.
"Udah gapapa bekas aku, kayak ga pernah ciuman aja kita." Dan untuk hari ini ketiga kalinya Krystal tersedak diwaktu bersamaan.
Akhirnya mereka kembali setelah menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam makan siang diluar dan jangan lupakan tragedi 3 kali tersedak siang ini. Dan sampailah Krystal kini disinggasananya ia kemudian memutuskan untuk ke pantry sejenak guna membuat teh hangat agar tenggorokannya tidak sakit besok. Setelah menghabiskan setengah cangkir teh yang lumayan membantu tenggorokannya Krystal kembali ke meja kerjanya sambil meletakan teh buatannya di samping keyboard dan mulai memasang aroma therapy dipinggir mejanya. Sekarang ia sudah siap melanjutkan pekerjaannya.
Sebuah bayangan hitam lewat didepan mata Krystal. Krystal yang saat itu sedang fokus dengan pekerjaannya sampai tak menyadarinya dan melanjutkan pekerjaannya. Alih-alih kembali fokus pada pekerjaannya kini malah sebuah suara ketukan kini mengusik konsentrasinya. Dilihatnya seorang wanita berbaju hitam dengan pundak terbuka itu mengetuk kasar pintu ruangan bosnya.
"Ini kenapa ga bisa dibuka sih. Jangan-jangan lagi selingkuh ya didalem! Awas aja kalo berani nyelingkuhin gue!" Racau Irene, yang kini tengah marah karna pintu ruangan Kai tidak bisa dibukanya.
"Alah si uler dateng" gumam Krystal pelan kemudian mengalihkan pandangannya pada layar komputer didepannya.
"Heh lo! Lo mesti tau kan laki gue dimana?! Ngaku lo umpetin dimana!!"
"Weiss santai aja dong. Siapa juga yang ngumpetin laki lo, jelas-jelas gue ada disini. Gabisa li--" Krystal tidak meneruskan kata-katanya setelah melihat sebuah benda berkilauan di leher jenjang wanita didepannya. Dan kemudian melihat kearah lehernya. Sama, sama persis.
"Gabisa apa ha?!" Sentak Irene. Irene kemudian melihat kearah pandang yang dilihat Krystal.
"Lo" tunjuk Irene kearah leher Krystal.