Semua orang berhasil dibuat terbelalak oleh penuturan suster itu. Krystal bahkan hampir bangkit dari ranjangnya karna mendengar hal itu. Buru-buru Ferdinand dan Claire mengikuti langkah suster tadi dengan tidak sabaran.
Air mata kebahagiaan tak terbendung lagi dipelupuk mata seorang Claire saat menyaksikan anaknya dengan selang terpasang dihidungnya dan monitor yang memantau detak jantungnya yang bergelombang. Ferdinand merengkuh tubuh kecil Claire, berbagi kebahagian bersamanya. Tuhan ternyata masih menyayangi Kai dan tidak ada yang tidak mungkin ketika yang diatas sudah berkehendak.
Kai masih terbaring lemah diranjang dengan berbagai selang yang mengelilinginya dan juga kakinya yang terperban gips rapih akibat kecelakaan yang menyebabkan tulang betisnya patah. Claire dan Ferdinand masih setia memperhatikan setiap deru nafas yang dihembuskan oleh putranya itu, mereka sangat sangat bersyukur masih bisa melihat putranya bernafas lagi.
Tak selang beberapa lama Ferdinand kembali lagi kedalam ruang rawat Krystal dengan perasaan yang baik. Mata semua orang langsung tertuju padanya meminta sebuah penjelasan. Krystal yang semula terlihat sedang memberontak ingin keluar menjadi terdiam dan menunggu kata-kata yang akan keluar dari mulut Ferdinand.
"Semua yang dibilang suster apakah benar?" Tanya Salma ragu-ragu.
Ferdinand menampilkan senyum cerahnya yang otomatis langsung ditangkap oleh orang sekitarnya yang turut menghembuskan nafas lega dan senyum mulai terpatri diwajah lelah mereka.
"Syukurlah, semua ini bukan mimpi" ujar Salma yang kemudian menangis bahagia, ia tidak dapat lagi berkata apapun kemudian memeluk suaminya.
Krystal diam-diam menitikan airmatanya, bahagia tentu saja. Doanya dikabulkan Tuhan selama ini. Perasaannya kembali berdegup-degup, ia ingin melihat Kai sekarang. Dengan sigap tangannya meraih kantung yang berisikan infus itu dengan hati-hati sambil menahan sedikit perih diinfusan tangannya. Kakinya mulai menginjak lantai marmer yang dingin saat yang lain sibuk larut dengan haru suka citanya. Tapi belum sampai dua langkah Krystal kembali terjatuh dan tentu saja menimbulkan suara yang gaduh membuat semua orang berpaling kepadanya. Jaehyun dengan cekatan langsung memapah Krystal untuk kembali ditidurkan dikasurnya. Tentu saja Krystal tidak tinggal diam dan langsung meronta saat berada dipelukan Jaehyun.
"Lepasin Jae, kakak mau liat Kai"
"Kondisi kakak belum pulih, harus istirahat yang cukup"
"Kakak ga butuh istirahat, kakak butuh Kai" keinginannya hanya satu dan apapun akan dilakukan Krystal asal ia bisa melihat Kai.
"Halah bucin lo Kak" cibir Jaehyun
"Yaudah yaudah, Jae udah gapapa" Ferdinand mengangguk memberi isyarat pada Jaehyun.
Salma dan Ashari kemudian mengambil sebuah kursi roda yang ada dipojok ruangan yang memang disediakan diruang VIP rumah sakit itu. Krystal kemudian dibopong untuk duduk dikursi roda karna keadaannya masih terlalu lemah pasca syok melihat kematian Kai. Ferdinand mendorong kursi Krystal sendirian, sebenarnya semua orang disana juga ingin melihat dan mengetahui keadaan Kai tapi ruangan Kai tidak diperbolehkan masuknya orang sembarangan, karna Kai masih butuh perawatan yang intensif.
Pintu berwarna krem itu dibuka Ferdinand perlahan dan nampak sesosok tubuh tegap itu terbaring tak berdaya dengan selang dimana-mana. Krystal melihatnya dengan ngilu, Kai menderita sebanyak itu karnanya. Krystal mendekat kearah ranjang Kai, mata nya kembali mengabur saat dirasakannya halus dan dingin pipi Kai saat dielusnya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana hebatnya tabrakan itu terjadi hingga membuat kakinya patah dan mengalami mati suri. Krystal menggenggam tangannya, terasa nyaman dan hangat berbeda dengan sentuhan dipipinya.
"Kai" ucap Krystal lirih.
"Kamu pasti dengerin aku ya waktu disana?"
"Kamu kembali Kai"
"Please Kai bangun" Krystal kembali mengeratkan genggamannya pada Kai. Airmatanya jatuh perlahan-lahan, perasaannya tak menentu. Disatu sisi ia bahagia karna Kai dapat hidup kembali dilainnya ia juga merasakan kesedihan yang mendalam karna melihat kondisi Kai kritis seperti ini.
Claire dan Ferdinand memutuskan keluar untuk memberi mereka waktu berdua. Krystal tak henti-hentinya merapalkan kata-kata ajaib dikepalanya 'semoga Kai cepat sadar dari masa Kritisnya'.
**
Sebuah mobil silver terparkir rapi dibasement parkir rumah sakit. Seorang pria setengah baya dan wanita yang terlihat sebaya dengannya baru saja muncul dari dalam mobil silver tersebut. Dengan tergesa-gesa menuju resepsionis sepasang suami-istri itu menanyai tentang korban dari kecelakaan beruntun itu. Resepsionis tadi kemudian memberi arahan untuk menuju ruangan yang dimaksud. Sedangkan dibelakang pasangan suami-istri itu berdirilah sesosok pemuda dengan setelan kemeja tanpa blazer dengan satu tangan berada di kantung celananya.
Mereka bertiga menaiki lift bersamaan menuju ruang ICU. Tapi begitu mereka sampai mereka langsung dilarang untuk masuk karna bukan dari keluarga dekat. Lalu pria baya itu meraih ponselnya dan menelfon nomor sahabatnya.
"Halo Di, kamu dimana? Aku sekarang lagi didepan ruang ICU"
"...."
"Oke aku kesana sekarang" setelah berhasil menutup telfonnya pria tadi bersama istri dan anaknya menuju ruang rawat inap VIP. Tertera nomor 1424 pada pintu didepannya, lalu ia membuka kenop pintu secara perlahan agar tidak menimbulkan suara yang berisik. Pria tadi masuk disusul istrinya kemudian terakhir anaknya. Pria yang dimaksud tak lain dan tak bukan adalah Faris martadinata dan istrinya Sekar martadinata tak ketinggalan juga anak bungsunya Jeno. Sehun? Jangan ditanyakan lagi. Ia beralasan tidak ikut hadir karna tuntutan pekerjaan yang memang sedang dalam tender besar.
Didalam ruangan sudah berkumpul sahabat-sahabat Krystal, Egi, Chanyeol, Baekhyun, dan juga El mantannya. Kedatangan mereka 30 menit sebelum keluarga Martadinata hadir. Mereka bergegas kemari ketika mendengar berita kecelakaan yang dialami bosnya dan Krystal yang masuk rumah sakit akibat syok. Egi bahkan sampai menangis saat mendapat berita itu.
Jeno memilih untuk duduk bersama Mingyu, Jaehyun dan sahabat Krystal yang memang sudah dekat dengannya. Sedangkan para orang tua berbincang disofa membahas tentang kejadian musibah yang menimpa Kai.
Di ruang ICU Krystal masih dengan tangan yang mendekap erat tangan Kai dan tak henti-hentinya menatap orang yang dicintainya. Tulang selangkanya makin menonjol terlihat karna beberapa hari terakhir ini ia jarang makan bahkan hampir seharian tak makan. Kelelahan tersampir diwajah putih pucatnya menunggu saat yang ditunggunya akan tiba. Sudah berselang waktu 2 jam dari waktu ia berkunjung tadi tapi Kai tidak menunjukan tanda-tanda kesadarannya. Krystal menelungkupkan kepalanya disisi ranjang Kai hingga ia tak sadar dan menuju kealam mimpinya.
Gerakan ditangannya cukup mengganggu tidurnya, perlahan Krystal mulai bangun dan membuka matanya. Ia melihat kearah tangannya, sesuatu bergerak disana. Jari-jari Kai bergerak perlahan. Krystal membelalakan matanya begitu ia melihat pergerakan jari Kai. Dengan cepat Krystal berkata kepada dokter yang pada saat itu membuka pintu ruangan Kai.
"Dokter, Kai sadar"
TBC
Maafkan ke 'soktauan' ku soal bagian rumah sakitnya ya :((