《27》

1.6K 223 35
                                    

"Ah shit!"

Sebuah mobil menyorot tepat pada saat Sehun ingin mencium Krystal dan membuat ia mengurungkan niatnya itu. Mobil itu terus menyorot yang membuat Sehun maupun Krystal harus menyipitkan matanya akibat silaunya cahaya lampu mobil. Dan setelah Sehun sudah benar-benar menjauh dari Krystal seketika lampu mobil yang menyorot itu dimatikan.

Dan setelah itu suasana menjadi canggung antara Sehun dan Krystal. Krystal merutuki dirinya sendiri karna sudah hampir saja melakukannya dan sedikit bersyukur karna ada mobil yang tak sengaja  menyorot kearah mereka. Lama tak ada yang berbicara Krystal memutuskan untuk pamit dengan Sehun. Sehun terlihat canggung saat berhadapan dengan Krystal ia juga tidak menyangka akan melakukan hal seperti itu kepada Krystal.

"Baiklah kalau begitu aku akan naik, dan terima kasih atas pemberiannya."

"Krys."

"Iya?"

"Soal yang tadi aku benar-benar sudah kehilangan kendali, aku benar-benar menyesal."

"Ga apa-apa kok, aku juga minta maaf karna tidak bisa mencegahnya."

"Aku ga mau kamu berfikiran bahwa aku memanfaatkanmu. Sekali lagi aku benar-benar minta maaf padamu."

"Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu. Thanks buat malam ini."

"Sama-sama, hati-hati Krys."

Sehun kembali kedalam mobilnya dan secepat kilat ia memutar roda mobilnya dan meninggalkan tempat itu.

Dilain sisi ada seseorang dengan tawa puas menghiasi wajahnya, sepertinya ia sudah berhasil membebaskan princess dari kawalan penjahat. Sekarang ia benar-benar bisa tertidur pulas setelah ini.

Esoknya Kai kembali dengan semua berkas yang menumpuk dimejanya, tapi walaupun begitu sedari tadi seulas senyum selalu tak luput dari wajahnya. Biasanya dengan berkas yang menumpuk seperti hari-hari biasanya Kai akan sedikit mengeluh dan pening tapi berbeda dengan hari ini. Terbayang kejadian kemarin yang membuatnya agak puas dan sedikit marah karna melihat mereka bermesraan membuatnya kembali mengerutkan dua alisnya tak suka tapi pada saat itu suara ketukan dari luar membuyarkan lamunan nya.

Seorang wanita berjalan kearah meja Kai berasal untuk menyerahkan berkas untuk ditanda tanganinya. Sebut saja dia sekretaris Kai yang baru dengan rasa lama. Ya siapa lagi kalau bukan Krystal, alasannya bisa tersenyum ditengah berkas-berkas yang bisa saja menghancurkan kepalanya karna berpikir terlalu keras. Senyum sedari tadi terpatri diwajah Kai hal itu berbeda dengan raut wajah Krystal tentu yang menunjukan raut malas, terpaksa dan datar.

"Ini berkas yang harus anda tandatangani." Kai tidak merespon ucapan Krystal dan terus memandangi wajahnya. Sehabis ini Kai harus berterimakasih pada Ayahnya yang mau membujuk Krystal untuk menjabat menjadi sekretarisnya sekali lagi. Walaupun ada hal yang harus dibayarnya kepada Ayahnya tapi Kai sedikitpun tak menyesal. Asal bisa melihat wajah kesal Krystal setiap hari itu akan membuatnya terus tersenyum.

"Kalau begitu saya pamit untuk kembali bekerja." Krystal kemudian pergi meninggalkan meja Kai. Tapi sebelum benar-benar sampai diambang pintu suara Kai terlebih dulu mengurungkan niat Krystal untuk keluar.

"Siapa yang menyuruh kamu keluar? Saya belum mengatakannya." Dengan menekan emosinya Krystal memaksakan senyumnya dan kembali ke depan bos nya lagi.

"Ada yang bisa saya bantu lagi Pak?"

"Ya ada." "Tolong buatkan saya lemon tea sekarang. Tidak pakai lama."

"Bukannya ada OB disini yang mempunyai tugas seperti itu Pak?"

"Iya saya tau. Tapi saya ingin dibuatkan sekretaris saya. Memang ada yang salah dengan itu?"

"Tapi tugas saya masih banyak dan harus diselesaikan hari ini."

"Bukankah perintah bos lebih penting disini?"

Buku jari Krystal sudah terkepal erat hingga warnanya berubah memutih. Kai benar-benar membuatnya naik darah pagi-pagi. Ingin rasanya Krystal melemparnya dengan stiletto yang ia pakai saat ini tepat diwajah tampannya. Tapi mau tak mau kini Krystal sudah berada di dapur kantor dan sedang membuatkan bosnya lemon tea.

"Loh kok mbak Krystal kesini? Tumben, kan bisa nyuruh saya mbak?" Tanya salah satu office boy yang sedang membersihkan meja dapur.

"Iya Pak. Lagi pengen aja kok, lagi sepi kerjaan." Bohongnya

"Waduh enake yo mbak jadi sekretarisnya Pak bos. Kalau disini saya tiap hari harus naik turun lantai buat bersih bersih mbak. Apalagi si Mamang lagi cuti habis kecelakaan motor kemarin, kerjaan saya jadi tambah banyak mbak." Curhat office boy tadi. Tak berapa lama teh yang Krystal buat akhirnya selesai.

"Iya Pak. Semoga selalu betah kerja disini ya Pak. Saya pamit dulu Pak, mari"

"Iya mbak"

"Enak apanya jadi sekretaris bos, yang ada berasa dineraka setiap hari iya." Sewot Krystal sehabis keluar dari dapur kantor

Kini Krystal sudah berada didepan pintu sambil membawa secangkir lemon tea pesanan bosnya 'tercinta'.

Krystal meletakan cangkirnya diatas meja kemudian berbalik ingin segera keluar dari ruangan yang entah kenapa ia jadi membencinya.

Tapi lagi-lagi belum sempat Krystal keluar komentar bosnya membuatnya terpaku dan menolehkan kepalanya kebelakang.

"Kurang manis. Terlalu masam."

Sabar Krystal sabar batin Krystal dalam hati

"Hampir semua orang tau mengenai saya yang tidak menyukai masam. Kamu sengaja ya?"

"Please ya Pak. Emang saya tau selera anda. Haruskah tau?" Krystal kini tak peduli lagi. Sopan santunnya kini seakan hilang ditelan oleh amarah yang telah menguasainya.

"Sangat harus tau."

"Kenapa? Ga penting."

"Sebagai calon istri yang baik kamu harus mengetahuinya. Persiapkanlah dari sekarang." Krystal tersedak. Tentu saja, padahal saat ini ia tidak sedang memakan ataupun meminum sesuatu tapi perkataan Kai barusan berhasil membuatnya tersedak.

"Ha?"

"Sebagai hukuman karna lemon tea ini, kamu temani saya disini."

"Ha?"

"Ha-he-ha-he kamu ga denger omongan saya barusan?"

"Sekarang kamu tungguin disofa sana." Krystal hanya mendengus dan mau tak mau harus melakukan perintah konyol bos nya lagi.

"Shit!"

"Kamu bilang apa tadi?"

"Ga kok."

Selama kurang lebih dua jam Krystal hanya duduk diam sambil sesekali melirik kearah Kai yang masih sibuk dengan berkasnya tanpa peduli padanya sama sekali. Sudah beberapa kali Krystal menoleh melihat jam ditangannya, jam kini sudah menunjukan waktu istirahat dan sedikit senyum terpampang diwajah Krystal kemudian melirik lagi kearah Kai.

"Pak, saya istirahat ya ini udah jam istirahat kantor."

Satu detik, dua detik hingga satu menit tak ada respon sama sekali. Merasa jengah tak kunjung dijawab Krystal memutuskan untuk langsung keluar dari ruangan.

'Bodo amatlah gue laper' gumamnya

"Tunggu dulu"

Krystal menghentikan langkahnya tapi kali ini tak berniat untuk membalikkan badannya dan tiba tiba sebuah husapan lembut ditangannya membuatnya tersentak. Sedetik kemudian ia kembali tersentak ketika tangannya Kai sekarang sedang menggenggamnya erat.

"Ayo makan siang bersama." Ucap Kai sambil tersenyum lebar.

TBC

Dáisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang