Krystal menangis dengan penuh haru saat menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri melihat mata terbuka calon suaminya itu. Dokter tadi mulai memeriksa keadaan Kai dengan telaten dan perlahan-lahan monitor yang menunjukan detak jantung Kai berangsur-angsur membuat gelombang besar. Selesai memeriksa dokter tadi pun pamit dan memberi tahu perkembangan kondisi Kai kepada Krystal. Krystal memajukan kembali kursi rodanya ke dekat ranjang milik Kai.
Senyumnya kini bertambah melebar tatkala tangannya digenggam lemah oleh tubuh dihadapannya. Tangannya yang kini mulai menghangat menyalurkan kehangatan tak kasat mata pada Krystal. Kai berkedip beberapa kali merasakan kebahagiaan, ia masih diberi kesempatan untuk melihat kekasihnya lagi.
Sedangkan diluar ruangan didepan pintu coklat berkaca kecil itu berdiri sesosok jangkung dengan raut yang tak terbaca. Hatinya bergejolak saat menyaksikan sendiri didepannya bagaimana dua orang yang saling mencintai itu bertemu saling menumpahkan kerinduan. Ia merasa bersalah serta kehilangan disaat bersamaan. Ia merasa bersalah karna pernah berbuat hal yang kejam kepada sahabatnya itu dan juga ia merasa gagal untuk memperjuangkan cintanya yang berujung kehilangan.
Sehun berbalik setelah puas melihat orang yang dicintainya itu dari balik kaca pintu coklat tadi. Dadanya terasa sesak ia ingin menangis tapi berusaha untuk ditahannya. Sehun tak mau terlihat lemah oleh siapapun, termasuk juga oleh dirinya sendiri. Dengan begitu Sehun mulai melangkahkan kakinya meninggalkan rumah sakit tapi sebelum sempat ia beranjak dari sana, segerombolan orang datang terburu-buru kearahnya. Sehun bingung dan memilih untuk berdiam diri disana memastikan situasinya. Jarak semakin dekat dan Sehun bisa melihat jelas jika itu adalah keluarga Rashaad, Ashari dan juga keluarganya.
Claire menghembuskan nafasnya yang terengah-engah ketika sampai didepan ruangan anaknya dirawat. Semua orang lalu mengalihkan atensinya saat melihat Sehun disana. Bahkan Darel Martadinata dan istrinya terkejut dengan kehadiran Sehun disana. Mereka fikir Sehun masih berkutat dengan urusannya dikantor tapi sekarang mereka bertemu dirumah sakit, didepan ruangan Kainan. Ferdinand perlahan mendekati Sehun dan menepuk bahunya pelan.
"Kai akan baik-baik saja jangan khawatir" Ferdinand berusaha menenangkan Sehun, sahabat Kai.
Sahabat?
Apakah ia masih bisa disebut sahabat untuk Kai? Hanya helaan nafaslah jawabannya. Sehun bahkan tak berani menatap Ferdinand, ia malu, ialah penyebab semua kesalahan ini. Andai saja ia tidak egois seperti ini dipastikan sehari yang lalu sahabatnya itu pasti sedang mengumbar tawanya saat meminang Krystal-nya, ah ralat calon istri Kai. Seharusnya mereka sudah berbahagia saat sudah sah menjadi suami-istri jika dirinya tidak sejahat ini. Sehun merasa benar-benar buruk sekarang, ia ingin menguburkan diri hidup-hidup sekarang.
Bagaimana jika keluarga Kai tau? Bagaimana jika keluarga Krystal tau? Bagaimana jika keluarganya tau kalau dialah penyebab semua kejadian ini. Sehun siap dibenci dan dimaki oleh keluarganya dan keluarga Kai, ia memang harus menerima hukumannya. Sehun merasa makin bersalah ketika dengan lembutnya Claire memeluknya dan menenangkannya seperti memeluk anaknya sendiri. Perlahan satu tetes airmata sudah tak dapat dibendungnya lagi. Ia menumpahkan semua kesedihan dan juga bebannya, dosanya. Felisya -mama Sehun- juga ikut merangkul putranya berusaha menenangkan. Hal itu pun tak luput dari perhatian adiknya dan juga teman-teman Krystal. Jeno tau betul kakaknya pasti sangat merasa sedih karna terbukti selama ini disituasi terberat pun kakaknya tidak pernah menumpahkan airmatanya sepilu ini, baru pertama kalinya Jeno melihat kakaknya serapuh ini.
Chanyeol dan Baekhyun juga ikut merasakan haru saat melihat bagaimana semua orang menumpahkan airmatanya. Mata mereka juga ikut memerah tapi tidak sampai menangis, berbeda dengan Seulgi yang sedari tadi sudah menghabiskan setengah pack tissue berukuran besar itu. Airmata nya seperti kran bocor saja, bahkan hidungnya sudah merah akibat menangis daritadi.