Mati rasa.Itulah yang dirasakannya saat ini. Tangan yang semula sedang menggenggam ponsel kini jatuh dan lemas. Jantungnya berpacu keras, nafasnya seperti berhenti selama beberapa detik dan pegangannya mulai mengendur dari meja hingga membuatnya menjatuhkan diri ke kursi dibelakangnya.
Kai tidak bisa berfikir lagi, otak nya tidak bisa bekerja tiba-tiba. Rasa panik, cemas dan terkejut semua berbaur menjadi satu membuat Kai seperti tak lagi berpijak dibumi. Ia pun menelungkupkan kepalanya dimeja dengan tangan sebagai sangganya.
'Krystal membatalkan pernikahan ini. KARNA ULAH KAMU!' Kata-kata itu terus terngiang dikepalanya dan terasa menusuk hingga ulu hatinya.
Apa yang telah ia perbuat kepada Krystal sehingga ia membatalkan pernikahan mereka yang sudah didepan mata. Pikiran Kai berkecamuk dan selintas peristiwa tadi pun muncul begitu saja. Seketika Kai langsung lemas saat menduga jika hal itu yang membuat Krystal memutuskan untuk membatalkan pernikahannya.
Berulang kali Kai mencoba menghubungi Krystal. Sampai ia sudah tidak berada lagi dikantornya. Semua pekerjaan diserahkannya pada asistennya, ia tidak bisa bekerja jika fikirannya masih saja memikirkan masalahnya dengan Krystal. Ponsel Krystal dimatikan, Kai sudah menduga jika Krystal tidak ingin diganggu.
Mobil Kai melaju dijalanan dengan kecepatan tinggi. Ia tidak peduli, ia terus memikirkan Krystal dan bagaimana ia menjelaskan semuanya kepada Krystal agar wanitanya itu tidak lagi salah paham.
Selesai memarkir mobilnya dibasement apartemen Kai buru-buru masuk lift dan memencet tombol 8. Tak perlu waktu lama untuk Kai sampai didepan pintu kamar apartemen Krystal. Kai berdiam lama didepan pintu, hanya menatapnya. Tiba-tiba nyalinya jadi ciut, ia tidak sanggup melihat wanitanya menangis karnanya lagi. Kai sangat menyesali perbuatannya, ia mengakui kalau ia memang bersalah. Dengan yakin Kai menekan bel pintu apartemen Krystal, Kai sebenarnya tak yakin jika Krystal mau menemuinya lagi tapi mencoba tidak salah kan?
Kai menyerah setelah ia mencoba selama hampir satu setengah jam mencoba menekan bel tapi tetap tidak ada respon dari dalam. Kai memilih untuk kembali dan mencobanya lagi nanti. Langkah kakinya sungguh berat saat meninggalkan tempat ini, lebih tepatnya wanitanya yang tak kunjung menampakan diri padanya.
Kai menunggu didepan lift, menunggu lift itu naik kelantai yang sedang ia pijak saat ini.
Tring!
Lift didepannya terbuka perlahan dan saat ia akan melangkahkan kakinya masuk ia terkejut saat melihat sosok yang menjadi alasannya ia kesini. Krystal ada dihadapannya tapi dengan raut yang sangat menyedihkan dan itu membuat Kai meringis bahwa ialah alasan atas apa yang terjadi dengan Krystal.
Pandangan Kai yang tadinya merasakan rasa bersalah kini malah terganti dengan raut marah dan tidak suka. Jelas sekali Kai tidak suka dan marah karna saat ia menelusuri pandangan matanya kearah samping Krystal dan menemukan seseorang sedang menggenggam tangannya yang tak lain adalah Sehun.
Sehun dan Krystal keluar dari lift dan Kai masih disana. Tanpa aba-aba Kai melayangkan tinjunya kepada Sehun tepat diwajahnya. Sehun jatuh tersungkur dilantai dengan sedikit darah mewarnai sudut bibirnya. Krystal terpekik histeris saat dengan garangnya Kai melancarkan bogemnya kearah Sehun.
Tak tinggal diam Sehun bangkit lalu berniat ingin membalas bogem Kai tapi masih dapat ditangkis oleh Kai. Dan sebaliknya Kai semakin brutal menghabisi Sehun, ia sudah lupa daratan, ia tidak ingat jika perkelahian mereka disaksikan oleh Krystal. Tautan keduanya berhenti saat dengan histerisnya Krystal menangis, mendengar itu pun Kai lalu menghentikan pukulannya dan bergerak ingin memeluk Krystal. Tapi pada saat tangannya ingin meraih tubuh Krystal terlebih dulu tangannya ditepis kasar oleh Sehun. Sehun segera memeluk Krystal erat membawanya kepelukannya dan mengusap punggung Krystal berusaha menenangkannya.