Penyelamatan

116 9 0
                                    

Seorang perempuan yang menggunakan kaos oblong berwarna navy serta jaket bomber maroon dan celana jeans hitam dan dipadukan dengan sepatu cats berwarna senada dengan jaketnya telah berdiri di depan cermin kamarnya.

"Oke gue udah cantik" pujinya pada diri sendiri.

Dia Anindia Fiazarah
Perempuan yang dikenal ramah kepada orang-orang disekitarnya, memiliki sifat super duper cerewet,aktif dan sangat ceria.Dia tinggal di kontrakan kecil di sebuah gang dikota Jakarta,kedua orang tua Anin telah lama menghilang sudah Sejak umur 2 Tahun Anin tinggal di Jogja bersama kakek dan neneknya karena kakek neneknya telah meninggal sejak 5 tahun yang lalu. Anin memutuskan tinggal di Jakarta.dulunya Anin tinggal di Jakarta bersama Mirna adik dari Ibunya tetapi karena Anin tidak ingin terlalu merepotkan Mirna dia mencoba untuk mandiri dan mengontrak rumah di sebuah gang kecil di kota Jakarta sesekali Mirna mengujungi keponakannya itu.

'I'm ready' Ucapnya dengan semangat 45 saat melihat penampilannya di depan cermin kamarnya tak lupa juga memperlihatkan senyum lebar serta giginya yang rata seperti jalan tol.

Ia mengambil slingbag berwarna hitam miliknya yang ia gantung dibelakang pintu kamar lalu keluar dari rumah kontrakannya.

Sore ini ia akan ke tempat kerjanya Anin bekerja di salah satu minimarket yang agak jauh dari kontrakannya ia berangkat ke tempat kerja menggunakan Angkutan Umum.

Ia berjalan dengan santai melewati gang rumahnya senyum manis tercetak jelas di bibirnya sesekali ia juga menyapa orang-orang yang dikenalinya.

Tak lupa Anin mengambil headset di dalam sling bag nya dan mulai menyetel lagu di ponselnya lagu Happy-Pharrell William yang dipilih oleh Anin lagu ini memang sangat cocok dengan moodnya saat ini.rasanya Anin ingin berjoget-joget setiap mendengar lagu ini.

Setelah berjalan kurang lebih 5 menit,sampailah Anin di jalan yang biasa dilewati angkutan umum.

'duh ini angkot pada kemana coba' Gumamnya sambil menoleh ke arah kiri dan kanan mencari angkutan umum yang biasa berlalu-lalang disekitaran jalan ini.

Anin melihat jam tangan berwarna hitam di pergelangan tangannya sudah menujukkan pukul 4 sore. hari ini jadwal Anin masuk kerja jam 6 sore tetapi karena tidak ingin terlambat Anin memutuskan untuk berangkat jam 4 sore.

Anin terus mengomel tak jelas ia takut jika angkot tak kunjung datang ia akan terlambat sampai ditempat kerjanya mengingat letak Indojuni sedikit jauh dari kontrakannya.

Ia menoleh ka arah kanan Tiba-Tiba matanya memicing melihat seorang perempuan yang tak berada jauh darinya, perempuan itu kira-kira berusia kurang lebih empat puluh tahun. perempuan itu terlentang di jalanan dipenuhi dengan luka serta darah disekujur tubuhnya.

Sejak kapan ada orang disitu?bukannya tadi pas gue nengok gak ada ya?-Batin Anin.

Anin menggeleng-gelengkan kepalanya ia tak mau berfikir sejak kapan wanita itu berada disitu karena ini bukan waktu yang tepat. Anin melepaskan headset yang masih terpasang di telinganya dan mulai berlari mendekati perempuan itu ia tampak shock melihat perempuan dihadapannya yang terlihat lemah dan mengenaskan.

'Astaga,tolong! tolong! tolong!' Anin berteriak meminta pertolongan ia tak tau harus melakukan apa sekarang.

Perempuan itu terlihat sangat lemah tak berdaya dengan wajah pucat serta mata sayu. ia juga terlihat sedang meringis kesakitan.

'Duh gue harus gimana ini? gak mungkin dong gue tinggalin gitu aja kan kasian'.

Anin mencoba memesan grab melalui aplikasi dihandphonennya yang memang sudah lama ia download. Anin berniat membawa perempuan ini ke rumah sakit terdekat agar cepat diberi penanganan.

"Ibu yang sabar ya Grabnya lagi otw
ibu yang kuat yah" Anin mulai terlihat panik.

Perempuan itu hanya mengangguk lemah.

Anin merasa tidak tega melihat
darah perempuan itu yang memang tampak sangat banyak,sepertinya perempuan ini adalah korban tabrak lari. Anin melepaskan jaket bomber maroonnya untuk menutupi tubuh perempuan itu.

Anin memegang erat tangan perempuan itu memberi kekuatan agar perempuan ini tetap kuat sampai pertolongan datang.

"Tolong!Tolong!Tolong!" Anin berteriak sekali lagi.

Setelah berteriak cukup keras tak lama warga berdatangan mendekat ke arah Anin.

"Ini kenapa neng?" Tanya seseorang perempuan yang menggunakan kacamata kepada Anin.

"Saya juga gak tau bu tadi saya nunggu angkot tiba-tiba saya liat ibu ini udah dalam keadaan kayak gini" Jelas Anin dengan suara bergetar akibat shock.

"Kayaknya ibu ini korban tabrak lari" saut seseorang pria yang rambutnya sudah memutih.

"Iya pak kayaknya ibu ini korban tabrak lari"

"Buruan mbak kita bawa kerumah sakit"

"Iya bu saya juga udah pesan grab 5 menit lagi grabnya bakal dateng kok" jelas Anin yang tangan kanannya masih mengenggam tangan perempuan itu dan satu tangannya memegang ponselnya untuk melihat keberadaan grab yang ia pesan tadi.

"Duh kasihan banget ibu ini,mbak coba hubungin keluarganya" Ucap salah satu warga

"Ibu hafal nomor keluarga ibu yang bisa dihubungin gak?" Tanya Anin lembut.

"Duh ibunya kayaknya lagi lemah neng gak bisa ditanyaiin"

"Neng bawa aja ibu ini ke RS. kalo udah sampe di RS neng baru nanya sama ibunya."

Anin hanya mengangguk paham.

"Bu bisa tolong ambilin air gak? Saya mau bersihin darah ibu ini yang ada di aspal" Pinta Anin dengan sopan.

"Gak usah neng biar ibu aja yang bersihin,neng bawa aja ibu ini ke RS"

"Ini neng" Ujar ibu-ibur yang baru saja datang sambil memberikan Anin sebuah sarung.

"Neng pake sarung ini aja untuk nutupin darah ibu ini yang masih tersisa"

"Makasih banyak ya bu" Balas Anin sambil tersenyum lalu menutupi darah tubuh perempuan itu.untungnya ia memakai baju lengan panjang serta celana kulot membuat tubuhnya tidak terekspos.

"Neng ibu nya kita bawa ke warung saya aja gak jauh kok dari sini" Ujar seorang perempuan pemilik warung di ujung jalan ini.

"Gak usah bu saya udah pesan grab kok" Tolak Anin lembut.

"Jalanan disini emang sepi ya bu?" Tanya Anin penasaran karena sudah seminggu ia melewati jalan ini yang entah kenapa berubah menjadi sepi.

"Oh iya neng jalanannya sepi karena di ujung jalan ada perbaikan jalan,kalo mau nunggu angkot emang lama cuma beberapa aja yang lewat sini karena angkot harus lewat dulu di jalan sebelah kanan itu yang memang sedikit jauh" Jelas ibu itu kepada Anin.

"Oh gitu ya bu!"

Anin menaruh kepala perempuan itu
diatas paha nya sembari menatapnya.Anin merasa kasihan melihat kondisi perempuan dipangkuannya sekarang.









Hallo semua! Terimakasih telah membaca, Ini cerita pertama Author :) Jadi Maaf ya kalo ada Typo! hehe

Semoga kalian suka
Jangan lupa Comment dan Vote ya!

Immeasurable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang