Vano berlari tergesa-gesa menuju toilet dengan wajah yang terlihat memendam amarah.
Ceklek!
ia membuka pintu Toilet dengan kasar ia tak lagi memperdulikan jika ada yang melihatnya masuk di toilet perempuan.
"Siapa yang lakuin ini ke lo?" Tanya Vano dengan wajah yang terlihat sangat menyeramkan.
'Karina dia yang ngebully Anin sampe Anin kayak gini' Jelas Tania.
Vano mengepalkan tangannya wajahnya sudah terlihat memerah.
'Bawa gue pergi dari sini' Lirih Anin.
Van mending kita bawa Anin pulang sebelum anak-anak yang lain liat keadaan Anin.
Vano hanya mengangguk
Vano mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan mulai menelphone seseorang.
"Nelpon siapa Van?" Tanya Tania.
'Supir gue'
'Lo jangan bawa gue kerumah Ryan gue takutnya Bunda Indy udah pulang dan liat keadaan gue kayak gini' Lirih Anin dengan suara serak.
"Oke lo bakal gue bawa ke rumah gue lo tenang aja dirumah ada Adik gue, bibi sama supir kok Bonyok gue juga kebetulan lagi ke Medan." Ucap Vano sambil menatap Anin.
'Yaudah ayo kita bawa Anin keluar dari sini' Ujar Tania sambil membantu Anin berdiri.
"Lo berdua tunggu disini gue mau ngambil hoodie gue dulu buat Anin,lo berdua jangan keluar sampe gue balik" Ucap Vano lalu keluar dari toilet.
Tania mengangguk paham
'Kenapa gak lo lawan aja sih?'Tanya Tania sedikit kesal.
"Gue gak mau aja dapet masalah Tan,secara gue kan masuk di SMA Wijaya karena beasiswa" Balas Anin sambil tersenyum paksa
'Hmm lo yang sabar yah Nin' Ucap Tania sambil memeluk Anin.
"Makasih Tan" Anin membalas pelukan Tania.
Vano kembali dengan Tas sekolah miliknya, Hoodie,tisu dan masker di tangannya.
'Lo cuci muka dulu terus keringin pake tisu ini' Ujar Vano sambil memberikan Tisu kepada Anin.
Anin mencuci mukanya lalu mengeringkan dengan tisu lalu menggunakan masker dan hoodie yang diberikan Vano.
"Supir gue udah ada di depan! Ayo gue anterin lo kerumah gue"
'Tan lo boleh ke kelas lo ngambil tas Anin gak?' Pinta Vano.
'Oh oke Van! lo tunggu diluar aja' Balas Tania lalu berjalan cepat ke arah kelasnya.
Vano hanya mengangguk sambil membawa Anin ke arah gerbang sekolah dimana mobil honda jazz Merah sudah terparkir disana.
Tania datang membawa tas Anin lalu menyerahkannya ke Vano
'Makasih banyak Tan' Ucap Vano sambil tersenyum tipis.
'Iya Van! gue yang harusnya makasih lo udah bantuin Anin' Balas Tania.
'Lo hati-hati ya Nin' Ucap Tania sambil mengusap lembut pipi Anin.
'Btw,nih ponsel lo' Tania memberikan ponsel Anin yang sedari tadi dititipkan kepadanya.
'Lo tunggu disini dulu gue ngambil motor dulu' Ujar Vano lalu berlari menuju parkiran SMA Wijaya.
Untunglah Pak'Subro mau memberi izin kepada Vano untuk mengantar Anin pulang.
Vano kembali dengan motor sport miliknya.
'Bapak bawa motor saya aja! saya yang bawa mobil' Ujar Vano kepada supirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immeasurable Love
FantasyAkibat insiden penyelamatan membuat Anindia Fiazarah bertemu dengan Indy membuat hidupnya menjadi berubah seketika. Apalagi ketika Indy mencoba menjodohkan Anin dengan Ryan Putra Mahendra Wijaya anak sulungnya bersama Mahendra Wijaya . Akankah Anin...