Anin melihat pantulan dirinya di cermin dengan senyum yang tercetak jelas diwajahnya.
Hari ini Anin ingin berangkat kerja
Anin menggunakan baju berwarna putih yang dipadukan dengan Cardigan panjang berwarna peach, celana jeans dan sepatu merk Vans ,Rambutnya dibiarkan tergerai.Walaupun Anin tinggal dirumah keluarga Mahendra,Ia tidak ingin menyusahkan Indy dan Mahendra.itu sebabnya Anin tetap bekerja Untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Anin turun dilantai bawah untuk meminta izin kepada Indy.ia mencari Indy tetapi tidak menemukan perempuan itu.
"Apa gue cari di dapur aja kali ya?siapa tau Bunda lagi masak" gumamnya.
Anin berjalan ke arah dapur untuk mencari Indy tetapi ia tidak menemukan sosok wanita yang ia cari"Bibi liat bunda gak?" Tanya Anin kepada bibi Yuyun wanita yang berusia sekitar lima puluh tahun yang bekerja di rumah keluarga Mahendra.
'Nyonya lagi keluar neng katanya ada Reuni sama teman SMA nya tadi Nyonya suruh bibi bilang ke neng.' Jawab Bi yuyun.
"Oh! yaudah bi Anin mau keluar dulu kalo bunda udah pulang kasih tau ya kalo Anin lagi keluar"
'Iya neng'
Anin berjalan ke arah pintu
'Mau kemana lo?' Suara dingin dari Ryan memberhentikan langkah kaki Anin yang ingin beranjak keluar rumah.
"Kerja" Jawab Anin malas
Anin teringat kejadian dikantin sekolah dimana ia dipermalukan oleh Medusa membuat ia malas berurusan dengan makhluk yang bernama Ryan."Kerja?"Ryan mengulang kalimat yang diucapkan Anin.
'hmm' jawab Anin sambil memutar bola matanya jengah.
"Gak usah sok hmm hmm lo! lo itu bukan nisa sabyan" Ledek Ryan.
'Receh lo! Iyuw!' Anin melangkah meninggalkan Ryan dengan wajah kesalnya
"Ngambek!" Cibir Ryan.
'Emang lo siapa gue? ngapain gue harus ngambek ke elo kurang kerjaan banget' Ucap Anin sakras.
Jleb!
Ucapan Anin terasa menusuk ke dada Ryan baru kali ini Ryan mendapatkan perkataan seperti itu dari seorang perempuan.
Anin berjalan pergi meninggalkan Ryan dan menunggu Vano yang akan menjemputnya diluar.
"Hobinya kalo gak resekin orang yah bikin kesal" Sindir Anin dengan suara lantang.
"Gue dengar ya" Teriak Ryan dari dalam rumah.
Anin melihat ke arah gerbang disana sudah ada Vano yang menunggunya entah sejak kapan.
Anin berjalan ke arah Vano.
"Lama ya?" Tanya Anin.
Vano menoleh ke arah Anin yang tiba-tiba berada dibelakangnya.
'Gak kok!'
"gue kira lo udah dari tadi nungguin gue" Ucap Anin sambil mengaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
'Gak kok! ayo naik kita berangkat sekarang" Perintah Vano.
"Iya" Anin lalu naiki di atas motor sport milik Vano.
Vano melajukan motornya meninggalkan komplek rumah Ryan.
Didalam rumah sepasang mata memperhatikan mereka berdua dibalik gorden.
'Mau jalan sama Vano ternyata' Gumamnya sambil menyeringai.
****
Anin yang telah menyelesaikan tugasnya di IndoJuni pun bersiap untuk pulang ke rumahnya Ralat Rumah si durian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immeasurable Love
FantasyAkibat insiden penyelamatan membuat Anindia Fiazarah bertemu dengan Indy membuat hidupnya menjadi berubah seketika. Apalagi ketika Indy mencoba menjodohkan Anin dengan Ryan Putra Mahendra Wijaya anak sulungnya bersama Mahendra Wijaya . Akankah Anin...