Sekarang The Wanted Man sedang berada di rooftop sekolah tempat berkumpul terbaik menurut mereka setelah kantin pastinya.
"Gimana udah lo kasih belum?" Tanya Ryan sambil menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya.
'Iya udah gue kasih gue nyuruh si kiky buat ngasih ke Anin'
"Bagus" Ucap Ryan sambil mengacungkan jempolnya.
Mampus lo -Batin Ryan.
'Gue gak kebayang wajah takutnya si Anin Anin itu liat isi kotaknya' Ucap Aidan sambil tertawa membayangkan wajah Anin ketika panik.
'Lo yakin yan?si Anin yang dimaksud bonyok lo itu Anin temannya Si oliv'? tanya Gilang yang sedang asik memakan kuaci. fyi,Gilang sangat menyukai kuaci
"Iya gue udah cari tau dan yang namanya Anin disekolah ini cuma dia" Ucap Ryan sambil ikut memakan kuaci milik Gilang.
Vano yang dari tadi tidak terlalu menanggapi akhirnya mencoba berbicara.
'Emang isinya apaan?' Tanya Vano basa-basi. ia penasaran ulah apa lagi yang keempat sahabatnya lakukan.
"Tumben lo kepo van" Tanya Agam yamg mentapa Vano sambil menaikan alisnya.
'hmm! pengen tau aja' Balas Vano dengan wajah datarnya.
'Isinya tu bangkai' Ucap gilang enteng.
'Oh!' Vano hanya ber-ohria.
'Gue cabut! Ucap Vano yang berdiri dari duduknya.
"Kemana lo van?" Tanya Aidan yang sedang menatap Vano.
'Toilet,mau ikut?' Ledek Vano sambil menaikan alisnya.
"Ya gak lah! lo pikir gue apaan" Kesal Aidan
Vano hanya tertawa lalu berjalan meninggalkan teman-temannya di rooftop.
****
'Duh kayaknya gue dalam bahaya,makhluk dari mana coba yang ngirim kotak gak jelas kayak tadi' Anin mulai merasa khawatir.
Sekarang Anin berada di dalam taman belakang sekolah. ini memang menjadi tempat Anin menenangkan dirinya..
"Kalo dia mau ngebunuh gue gimana?kalo dia mau mutilasi gue gimana? kalo dia mau jual organ tubuh gue gimana" Gumam Anin pada dirinya sendiri.
Anin menggeleng-gelengkan kepalanya guna menghilangkan fikiran buruk yang sekarang telah memenuhi otaknya.
'Ngapain lo geleng-geleng? lagi dugem lo?' Ucap seseorang yang tiba-tiba datang menyadarkan Anin dari fikiran buruknya.
"Vano ngapain lo disitu?" Anin tampak heran dengan kedatangan Vano yang secara tiba-tiba.
'Gak papa gue cuma mau aja kesini
' Vano berjalan mendekati Anin yang duduk di bangku panjang belakang taman sekolah."Ngapain lo pake hoodie?" Vano menatap penampilan Anin yang menggunakan hoodie padahal hari ini hujan tak turun tetapi Anin malah memakai hoodie.
"I..ini gak papa lagi pengen aja" Ucap Anin gugup.
'Buka hoodie lo ini disekolah dan keadaan juga lagi gak hujan! kalo Ibu Mona ngeliat lo pake hoodie gue yakin dia bakal nyuruh lo copot hoodie lo itu dan disuruh keliling lapangan' Ucap Vano dengan nada terdengar tegas.
Vano melihat ekspresi wajah Anin yang terlihat sedih pun menyertikan keningnya.
"Kenapa?" Tanya Vano
'Gak papa'
"Gue tanya sekali lagi! lo kenapa?" Tanya Vano dengan nada lembutnya agar Anin mau menjelaskan kepada Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immeasurable Love
FantasyAkibat insiden penyelamatan membuat Anindia Fiazarah bertemu dengan Indy membuat hidupnya menjadi berubah seketika. Apalagi ketika Indy mencoba menjodohkan Anin dengan Ryan Putra Mahendra Wijaya anak sulungnya bersama Mahendra Wijaya . Akankah Anin...