'Anin gue duluan ya supir gue udah nungguin nih di depan' Teriak Via yang bergegas keluar dari kelas karena supirnya sudah menunggu sedari tadi.
"Iya vi lo duluan aja" jawab Anin yang masih memasukan buku-bukunya kedalam tas.
'Kita berdua juga mau balik nih nin lo gak mau nebeng gak?kebetulan hari ini gue bawa mobil' Tania menawarkan tumpangan untuk Anin.
"Gak usah Tan lo duluan aja" Ucap Anin sambil tersenyum.
'Gak papa nih Nin kita ninggalin lo?' Ucap Sheza yang merasa tak enak jika harus meninggalkan Anin sendirian.
"Gak papa! gue juga udah mau pulang nih" jawab Anin.
'yaudah kita duluan ya nin' Pamit Tania
'Dah Anin!
"Dah! Hati-Hati ya"
'Oke!'
Sepeninggal ketiga sahabatnya Anin merasa mulai sedikit gelisah.
Karena Anin merasa tinggal dirinya seorang diri dikelas membuat ia menjadi takut sendiri.
'Duh gue baru ingat dulu sebelum sekolah ini dibangun kata di Dirgam ini bekas kuburan' gumam Anin.
Mengingat perkataan Dirgam si ketua kelas membuat Anin berdigik ngeri berada di kelasnya sendirian.
Anin pun bergegas lari secepatnya keluar dari dalam kelasnya karena merasa takut.
*****
"Lo berempat duluan aja kayaknya gue lupa ngambil handphone gue yang masih ada di bawa laci meja kelas" Ucap Vano kepada teman-temannya.
'Oke!' jawab Ryan singkat.
"Kita cabut ya Van!"
'Yoi! Hati-Hati Lo pada' Ucap Vano sambil ber high-five bersama keempat sahabatnya.
Vano pun mulai berlari menuju kelasnya XI IPA 1 untuk mengambil ponselnya yang ketinggalan.
BRUK!
'Aw! Sakit' Anin meringis kesakitan.
Ia terjatuh dilantai koridor sekolah
lututnya terluka akibat bertabrakan dengan seseorang lelaki."Sorry gue gak sengaja"
'Kalo jalan pake mata dong,lo ngak liat kalo gu____' Omel Anin yang mulai berusaha berdiri dan membersihkan rok bagian belakangnya.
"Hmm!"
'Vano! lo Vano kan?'
"Menurut lo?"
'Iya lo vano!' Jawab Anin Antusias
Nih anak kalo liat gue berasa liat manu rios kali ya?hebot banget -Batin Vano
"Hmm!" Vano memutar bola matanya jengah.
"Minggir gue mau lewat"
'Eh iya lewat aja' Jawab Anin pasrah.
Vano pun kembali berlari menuju kelasnya dengan santai meninggalkan Anin yang masih berdiri sambil menahan sakitnya.
*****
"Duh sakit banget lagi! ini lutut kenapa pake luka segala sih? kan susah jalannya" Gumam Anin dari tadi meratapi nasibnya yang lagi-lagi tampak buruk.
Anin masih terus berjalan terpogoh-pogoh menuju Halte tempat biasa Bus dan angkot mengambil penumpang.
'Naik!' Suara dingin seorang lelaki disampingnya membuat Anin menoleh
KAMU SEDANG MEMBACA
Immeasurable Love
FantasyAkibat insiden penyelamatan membuat Anindia Fiazarah bertemu dengan Indy membuat hidupnya menjadi berubah seketika. Apalagi ketika Indy mencoba menjodohkan Anin dengan Ryan Putra Mahendra Wijaya anak sulungnya bersama Mahendra Wijaya . Akankah Anin...