Duk!
'Arghh Sakit! Anin meringis kesakitan
ia memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing akibat bola basket yang mengenai kepalanya."Heh'Siapa yang lempar bolanya?" tanya Anin yang terlihat marah sambil berkacak pinggang.
'Yan bolanya kena si cewek sokab' Ucap Aidan sambil menatap ke arah Anin.
Ryan hanya mengeringai.
'Gue! kenapa gak suka lo?' Ucap Ryan sambil mengangkat dagunya.
"Lo lagi lo lagi" Anin bertambah kesal setelah mengetahui siapa pelaku yang telah membuat kepalanya terasa pusing akibat bola basket yang menimpa kepalanya.
Anin mengambil bola basket yang tadi mengenai kepalanya.
'Siniin bola basketnya' titah Ryan kepada Anin
"Enteng banget lo ya kalo ngomong, udah buat kepala gue kena bola basket sekarang lo gak ada inisiatifnya buat minta maaf." Anin menyembunyikan bola basket itu dibalik punggungnya.
'Mau banget lo kata maaf dari gue.
Siniin bolanya' emosi Ryan sudah mulai terpancing.'Jangan aneh-aneh lo dia tuh cewek' Bisik Vano ditelinga Ryan.
"Gak! gue gak akan ngasih bola ini ke lo enak aja lo!" Anin juga tak kalah emosinya.
'Yaudah lo ambil aja bolanya di gudang belakang masih banyak kok persediannya'
Ryan pun berlari kembali menuju kelapangan dia malas memperpanjang masalahnya dengan cewek dihadapannya ini.
Ucapan Ryan benar-benar membuat mata Anin melotot! niatnya menyuruh Ryan minta maaf malah dibalas dengan kata-kata yang tak pernah Anin fikirkan.
'Dasar cowok nyebelin' Teriak Anin.
"Cih! kayak lo gak nyebelin aja" Balas Ryan.
Anin berjalan meninggalkan Ryan dengan emosi yang masih mengebu-gebu.
'Gue ke ruang basket dulu mau ngambil bola,soalnya jam segini gudang udah dikunci' Vano meninggalkan teman-temannya lalu berjalan menuju ke ruang basket.
"Gue punya ide" Ryan menyeringai ia akan memulai misinya hari ini juga.
'Apaan?' Tanya Aidan,Agam dan Gilang penasaran.
Ryan berbisik kepada teman-temannya tentang idenya.
Ketiga temannya lalu menyetujuinya.
'Gue agak takut yan' Agam tak berani melakukan hal yang Ryan suruh.
'Yaudah gue aja sama si Aidan' ucap Gilang.
"pake baju seragam dulu" Ujar Ryan kepada kedua sahabatnya.
Aidan dan Gilang lalu mengambil baju seragam dari dalam tasnya lalu memakainya.
"Oke! sekarang lo berdua lakuin aksi lo"
'Demi lo yan gue kayak gini' Ucap Aidan yang sedikit ragu dengan ide Ryan yang sangat absurd sekaligus tega.
Aidan dan Gilang pun berjalan keluar sekolah untuk melakukan aksinya.
'Aidan sama Gilang ngapain keluar?' Tanya Vano baru saja kembali dari ruang basket sambil membawa bola ditangannya.
"Beli minum diluar!"
'Beli minum dimana? sampe ganti baju gitu ya?' Vano merasa ada hal yang keempat sahabatnya rencanakan.
"Lo udah kayak dora Van banyak nanya! liat aja ntar juga lo tau sendiri' Ucap Ryan lalu mengambil bola basket yang ada ditangan Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immeasurable Love
FantasyAkibat insiden penyelamatan membuat Anindia Fiazarah bertemu dengan Indy membuat hidupnya menjadi berubah seketika. Apalagi ketika Indy mencoba menjodohkan Anin dengan Ryan Putra Mahendra Wijaya anak sulungnya bersama Mahendra Wijaya . Akankah Anin...