Motor sport Merah milik Ryan sudah berada diparkiran SMA Wijaya ia yang masih betah duduk diatas motornya memperbaiki moodnya yang masih kacau akibat kejadian kemarin di cafe. Ryan bukanlah tipe orang yang terlalu gampang meluapkan emosinya dengan cara adu jotos.
'Morning dear' suara dari seseorang.
membuyarkan lamunan Ryan."Hmm!" Jawab Ryan singkat. Ryan tau siapa pemilik suara yang baru saja menyapanya.
Ryan menghela napasnya dalam-dalam guna memperbaiki moodnya
"Jam istrihat temui gue di taman belakang" Ucap Ryan sambil berjalan meninggalkan Karin.****
'Nin lo udah ngerjain tugas Fisika belum?' tanya Sheza sambil menutup novel yang sedari tadi ia baca.
"Emang ada ya?" tanya Anin sambil menoleh sekilas ke arah Sheza lalu kembali menatap layar ponselnya.
Sheza mengangguk cepat.
"Gue belum kerjain Za" Balas Anin dengan mata yang masih sibuk membaca cerita di aplikasi berwarna orange di handphonenya.
'Lo minta si Vano aja ngajarin lo! lo kan punya tuh kontaknya Vano'Ucap Tania sambil mengoleskan liptint di bibirnya.
"Vano?" tanya Anin dengan dahi yang mengkerut.
'Iya Vano! walaupun si Vano gak se-pintar Rian tapi kalo materi tugas kita kayaknya dia bisa' Jelas Tania
"Tugasnya di kumpulin kapan?" tanya Anin lagi.
'Lusa!'
Anin mengangguk paham.
Via menatap Anin sambil tersenyum lebar membuat Anin bergidik ngeri
"Kenapa lo natap gue kayak gitu si Via"Via hanya terkekeh "kalo lo udah kerjain kirim pap nya ke gue ya'
Anin memutar bola matanya jengah
'Eh nin novel gue yang kemarin lo baca mana?' Tanya Tania.
Anin mencoba mengingat novel yang dimaksud Tania ternyata novel itu ada di taman belakang sekolah karena kemarin Anin buru-buru masuk ke kelas karena Bell sehingga Anin lupa mengambilnya.
"Ada kok! ntar gue cari"
'Oke!'
****
Di taman belakang SMA Wijaya terlihat dua remaja yang sedang duduk di bangku panjang dengan suasana hening.
'Tumben ngajak ke sini' tanya Karina membuka keheningan diantara mereke berdua.
"Pengen aja" jawab Ryan yang masih sibuk dengan game yang ada diponselnya.
'Oh' Karina hanya mengangguk
Ryan memberhentikan aktivitasnya bermain game dan memasukan ponselnya kedalam saku celana putih abu-abunya.
Ryan menoleh ke arah Karina "Rin kalo tali di gunting jadinya apa?"
Karin yang mengeritkan dahinya ia bingung dengan pertanyaan Ryan.
"Jadi apa?" Tanya Ryan sekali lagi.
'Jadi putus'jawab karina dengan wajah yang terlihat bingung.
"Oke! gue ajak lo kesini cuma buat satu kata itu" Ucap Rian sambil tersenyum sinis.
Ryan memang tak berniat untuk memarahi atau meminta penjelasan kepada Karina ketika ia memutuskan hubungan mereka karena menurutnya sesuatu yang sudah putus susah untuk disambung kembali.
Ryan juga tak ingin berkata kasar kepada Karina maka dari itu ia hanya membuat pengibaratan agar Karin tak terlalu terluka.
'Ta..tapi kenapa yan? aku salah apa?' tanya Karin terbata-bata dengan wajah sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immeasurable Love
FantasyAkibat insiden penyelamatan membuat Anindia Fiazarah bertemu dengan Indy membuat hidupnya menjadi berubah seketika. Apalagi ketika Indy mencoba menjodohkan Anin dengan Ryan Putra Mahendra Wijaya anak sulungnya bersama Mahendra Wijaya . Akankah Anin...