Hiruk pikuk suara supporter kedua tim menggema lantang di Lapangan basket SMA Wijaya,lomba basket antara sama Wijaya dan Persada dilaksanakan di SMA Wijaya.seharusnya Lomba diadakan di SMA Persada tetapi karena ada hal yang tak bisa panitia katakan maka disepakati lomba bertempat di SMA Wijaya.
The Wanted Man berada di ruang basket mempersiapkan diri untuk lomba hari ini.
Ryan yang baru saja selesai menggunakan sepatu basketnya berdiri dan mulai melihat satu persatu anggotanya "Udah siapkan?"
"Siap captain" Jawab mereka serentak sambil mengacungkan jempolnya.
Ryan mengangguk mantap.
Ryan mengambil ponsel didalam tasnya dan mulai mengirim pesan untuk seseorang.
RyanWijaya
-Lo dimana?
-Lo tetep nonton gue kan?
-Gue tunggu lo!Sudah 5 menit pesan yang ia kirim namun tak ada balasan dari orang tersebut.
Kemana dia?-Batin Ryan.
Ryan menaruh kembali ponselnya untuk bersiap-siap sebelum bertanding dengan Tim SMA persada.
"15 menit lagi kita ke lapangan" Ucap
Coach Rio kepada anak didiknya.Ryan merasa gelisah lalu mengecek kembali handphonenya untuk melihat balasan dari pesan yang ia kirin tadi.tetapi,hasilnya sama saja tak ada balasan dari orang itu.
RyanWijaya
-15 menit lagi gue main! gue harap lo ada.
-Lo di luar kan?
Bales kek
-Woy!
-Gue paling males ya nin yang namanya ngespam.Ryan menyimpan kembali handphonenya didalam tas sambil menghela nafas dalam-dalam lalu membuangnya kasar ia mencoba menenangkan fikirannya yang sudah mulai karuan.
"Ryan kumpulin anggota kita berdoa sebelum keluar" Tegas Coach Rio.
Ryan hanya mengangguk paham lalu mengumpulkan Timnya dan mulai memimpin doa bersama.
Setelah segala persiapan dirasa cukup Ryan dan Timnya berjalan ke arah lapangan.teriakan histeris dari para fans mereka mulai terdengar.
Ryan menoleh ke arah pinggir lapangan tempat dimana para pendukung SMA Wijaya. matanya mencari-cari sosok Anin yang sedari tadi tak tampak.
"Kenapa yan?" Agam sedikit penasaran saat melihat raut gelisah di wajah Ryan.
Ryan menoleh sekilas ke arah Agam "Anin gak ada" Ucapnya dengan wajah datarnya.
"Lo tunggu aja siapa tau bentar lagi tuh anak nongol" Agam mencoba menenangkan Ryan.
Ryan hanya mengangguk lemah.
"Emang tadi pas pulang sekolah dia gak tinggal dulu nonton lo?"
"Katanya dia mau pulang ganti baju dulu" Jelas Ryan dengan tatapan yang masih saja mencari-cari sosok Anin yang ia harapkan ada diantara para supporter yang sedari tadi meneriaki namanya.
Memang sejak pulang sekolah Ryan sudah menahan Anin agar tak pulang sampai lombanya dimulai tetapi, memang dasarnya Anin memiliki sifat keras kepala ia tetap keukeh ingin pulang menganti baju.
Agam menghembuskan nafasnya kasar "yaudah lo tunggu aja" Agam mencoba meyakinkan Ryan agar sahabatnya ini tidak terlalu gelisah.
Ryan hanya mengangguk lalu berjalan mengambil bola basket yang akan ia pakai untuk bertanding dengan Tim Aron.
Lo emang bener udah sayang sama dia yan-Batin Agam.
Agam menoleh ke arah pinggir lapangan terlihat Aidan dan Sheza sedang asik berbicara. tanpa fikir panjang Agam langsung menghampiri keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immeasurable Love
FantasyAkibat insiden penyelamatan membuat Anindia Fiazarah bertemu dengan Indy membuat hidupnya menjadi berubah seketika. Apalagi ketika Indy mencoba menjodohkan Anin dengan Ryan Putra Mahendra Wijaya anak sulungnya bersama Mahendra Wijaya . Akankah Anin...