Penolong

36 5 0
                                    

'Haduh batrei ponsel gue kenapa pakai habis coba,kalo gini mana bisa pesen ojek online' Anin mulai merasa frustasi karena batrei ponselnya habis di waktu yang tidak tepat.

"Apa gue jalan kaki dulu aja kali ya?siapa tau entar gue nemu pangkalan ojek di depan"

Anin mencoba berjalan di
walaupun masih jam setengah sepuluh malam jalanan ini sudah sangat sunyi hanya beberapa motor yang berlalu lalang.

'Hai neng sendirian aja?'

Anin pun merasa terkejut dan mulai takut, nyalinya sedikit menciut hanya sedikit bukan Anin namanya kalo tidak melawan walaupun sudah merasa takut tetapi Anin tidak mau terlihat lemah.

"Apa lo?jangan ganggu gue! awas lo ya"  Ucap Anin sarkas.

'Buset cantik-cantik galak" preman tersebut hanya tertawa mendengar ucapan Anin

"Minggir gue mau lewat!"

Dua lelaki yang memakai baju hitam dan di badannya terdapat banyak Tato membuat Anin agak sedikit ngeri dari penampilannya saja sudah menakutkan.

Ya Tuhan salah gue apasih kenapa harus ketemu sama preman kalo gue di apa-apain dan di mutilasi gimana?- batin Anin

Tanpa sadar ke dua preman itupun menarik kedua tangan Anin.Anin yang sudah berusaha meronta-ronta tetapi hasilnya sama saja kekuatan mereka berdua lebih kuat dibanding kekuatannya.

Anin yang tak bisa melawan hanya bisa berteriak

'Tolong!Tolong!Tolong!'

BUGH!

Satu bogeman mendarat di pipi preman yang menahan lengan kiri Anin

BUGH!

Anin sontak terkejut sambil menutup mulutnya melihat preman yang menahan lengan kirinya sudah tersungkur di aspal.

Satu bogeman juga mendarat di pipi preman yang menahan lengan kanan Anin

Kedua preman itu tak tinggal diam mereka ingin memberikan satu bogemen di suduh bibir lelaki itu alhasil sudut bibir Lelaki yang menolong Anin mengeluarkan darah.

BUGH!

BUGH!

Sebelum tinjuan mereka mendarat, Lelaki itu memberikan bogeman lagi kepada kedua preman tersebut.

Karena tak ingin habis malam ini juga kedua preman itupun lari meninggalkan tempatnya.

Anin yang menyaksikan itu hanya terdiam mematung.

Lelaki yang menolongnya  mencoba mendekati Anin yang masih diam tak bergerak, matanya mengeluarkan air mata akibat shock.

'Lo gak papa?' Tanyanya dengan wajah yang terlihat panik.

Anin hanya mengangguk

'Gak papa' Ucap Anin sembarih menghapus bekas air mata yang masih ada di pipinya.

Tak lama kemudian
Anin nyengir memperlihatkan giginya yang rata.

Vano yang melihat perubahan ekspresi orang yang dihadapannya pun merasa heran.

nih cewek gila kali ya baru aja mewek sekarang nyengir aja -batin Vano.

"Makasih ya udah tolongin saya"
Ucap Anin kepada lelaki yang menolongnya tadi.

"Hmmm" laki-laki itu hanya berdehem

Anin menjulurkan tangannya ke arah lelaki itu "Nama gue Anindia Fiazarah lo boleh panggil Anin"

"hmmm Vano" Vano membalas uluran tangan Anin dengan cepat

"Oh nama lo Vano"

'Hmm! gue cabut'

Immeasurable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang