Hanlim Senior High School, Graduation Ceremony.
Musim dingin diberkati cuaca cerah pagi itu. Pembukaan acara kelulusan Sekolah Hanlim berlangsung hikmat, semua tamu yang hadir dengan senang hati mengikuti seluruh aturan yang dibacakan sebelum acara kelulusan dimulai.
Jungkook memutuskan untuk mengenakan setelan mantel yang dibawanya, karena udara menjadi agak dingin sekarang.
"Pakai mantelmu,"
"Udaranya masih terasa segar..." sela Yeri tanpa menoleh kepada lawan bicaranya.
Jungkook mendecak keras kemudian menyampirkan mantel putih tebal itu di bahu Yeri, "jangan sampai terkena demam,"
"Kau mengkhawatirkanku lagi"
"Kau tidak akan melakukannya kalau bukan aku yang mengambil langkah lebih dulu." Jungkook berkata cepat dengan nadanya yang dingin
"Terima kasih"
Waktu sudah semakin dekat, di atas podium tempat orang-orang penting memberi sambutan itu Jungkook berdiri, waktunya Jungkook memberi pernyataan resmi terkait tragedi misterius yang menewaskan 5 siswa Hanlim beberapa bulan yang lalu.
Jungkook menjalani konferensi pers seperti layaknya politikus yang baik. Berdiri di hadapan para hadirin yang mayoritas adalah 'teman-teman'nya, menghadapi sekian banyak lampu, kamera, dan mikrofon yang sejak Jungkook bisa mengingatnya sudah merupakan bagian hidupnya semenjak kedua orangtuanya meninggal.
Ya, Jeon Jungkook adalah CEO utama yang menjadi pewaris satu-satunya di keluarga Jeon.
Kalian tentu tak akan lupa perihal itu.
Dalam hati Jungkook bertanya tanya apakah di antara para tamu yang menonton ada yang menyadari teror yang mencengkeramnya? Atau adakah yang menyadari kilas kekhawatiran yang menggelayuti pikirannya? Lebih tepatnya lagi, adakah yang menyadari biang dari semua kekacauan ini adalah dirinya sendiri ?
Ayolah,
Kim Yerim pasti sudah menyadarinya bahkan sebelum Jungkook membuka mulutnya didepan awak media.
Dan,
Dua orang yang sedang menatap Jungkook dari kejauhan itu juga menyadarinya, hampir memiliki pikiran yang sama dengan apa yang sedang Yeri pikirkan sekarang.
"Kau pintar sekali karena berhasil membuat semua orang percaya bahwa Park Jimin, Jung Soojung dan 3 orang lainnya meninggal karena bunuh diri, Jeon Jungkook!" Keberanian salah satu dari yang menyadari bangkit setelah merasa terusik dengan pernyataan resmi yang Jungkook sampaikan.
Suara lantangnya mengalihkan perhatian semua orang di sana, Jungkook mengepal tangannya kuat kuat sambil melempar tatapan akan membunuh kepada si pemilik suara.
Park Solomon sudah terkesiap menyeret gadis pengacau itu keluar dari aula sekolah Hanlim, dan Jaehyun menyeret gadis satunya lagi mengikuti langkah Solomon dalam diam.
"Bukannya dia Bae Joohyun dan Jennie Kim? Kurasa menghilangnya mereka beberapa bulan terakhir ada kaitannya dengan Jungkook." sebuah suara sinis terdengar, rupanya pemilik suara sengaja supaya Jungkook mendengarnya.
Jungkook menoleh dan mendapati segerombolan pria berjas tengah berbisik-bisik dan Jungkook balas menatap mereka dengan tatapan benci.
Jungkook menggertak geram, memandangi satu persatu seolah sedang menyimpan data profil masing masing dari kumpalan pria penggosip yang akan menjadi target selanjutnya.
"ikut aku," suara Yeri terdengar dekat sekali di belakang Jungkook. Jungkook menoleh dan mendapati Yeri yang sedang berdiri dengan raut penuh kekhawatiran di dekatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.E
FanfictionMohon maaf, ini bukan cerita cinta romantis yang kalian dambakan, bukan juga cerita misteri yang mencekam tiada akhir, ini cerita yang menyirat sebuah konspirasi untuk mendapatkan cinta. #1 in jungri 20180922 #1 in kimyerim 20180926 #1 in yeri 20180...