"bagaimana, bagaimana dia?!"
Jungkook menyeruak masuk diantara kerumunan pengawal yang menghalangi pintu ruangan.
Dokter Lee dan perawat yang sedang menangani Yeri menoleh serentak dan sedikit terpana ketika menyadari bahwa di pintu ruangan itu, berdiri sosok lelaki yang luar biasa tampan, mengenakan kemeja putih rapih dan tampak begitu cemas.
"Maafkan aku mengecewakanmu," Suara serak itu berasal dari seseorang yang tengah berbaring diranjang, “Tetapi aku masih hidup."
Jungkook menoleh dan melihat Yeri disana, sedang terbaring, terlihat begitu menyedihkan. Ada lingkaran hitam yang jelas terlihat disekitar matanya, pipinya sedikit lebih tirus dan bibirnya sangat pucat.
“Bagaimana kondisinya dokter? Apa kau yakin dia akan baik baik saja?” Jungkook mengalihkan tatapan matanya dan menatap dokter Lee yang masih berdiri di sana, memeriksa infus Yeri.
Senyum di wajah dokter Lee tak pernah pudar hingga Yeri menyadari dua lelaki di depannya ini begitu kontras, yang satu begitu dingin dengan nuansa muram gelap yang mengelilinginya, dan yang satunya tampak begitu cerah, penuh senyum seolah-olah dia membawa matahari di atas kepalanya.
“Kondisinya sudah membaik, tetapi Nona Kim masih harus istirahat dan berbaring beberapa hari di sini, saya belum bisa merekomendasikan dia dibawa pulang seperti permintaan anda, Tuan Jeon.” ekspresi dokter Lee berubah serius meskipun masih penuh senyum, “Itu akan berbahaya untuknya, Nona Kim baru menjalani operasi pada cedera kepalanya yang cukup parah dan goncangan sekecil apapun akan membuatnya mual dan muntah juga rasa nyeri yang amat menyakitkan, anda tentu tidak ingin hal itu terjadi kepadanya kan?”
“Berapa hari sampai dia bisa normal kembali?” Jungkook membicarakan
Yeri seolah-olah Yeri tidak ada di ruangan itu.Dokter Lee tampak menghitung. “Maksimal dua minggu, tetapi tidak
menutup kemungkinan kalau kurang dari dua minggu perkembangannya sudah membaik, kami akan merekomendasikannya untuk bisa dirawat di rumah.”Jungkook tercenung. Dua minggu, berarti empat belas hari ia harus membiarkan Yeri berada dalam area publik yang cukup berbahaya. Otaknya berputar memikirkan keamanan seperti apa yang harus diterapkannya untuk menjaga Yeri.
Solomon benar, harusnya Jungkook bergerak lebih cepat untuk melenyapkan Bae Joohyun dan Jennie Kim.
Keluarga Bae dan keluarga Kim melarikan diri dari kediamannya, begitulah sekiranya yang Jungkook dapat dari laporan yang Jaehyun berikan sebelum ia mendatangi rumah sakit.
Keduanya masih dalam pengejaran dan entah berada dimana, para pengawalnya termasuk Solomon masih mengincar mereka. Situasi seperti ini tentu membuat Jungkook harus menjaga Yeri dengan penuh kehati-hatian.
Dokter Lee mengangkat bahunya, dan tersenyum pada Yeri.“Baiklah Nona Kim, saya harus kembali bertugas.” Senyumnya yang secerah matahari memancar lagi, membuat Yeri terpesona, bahkan setelah dokter Lee pergi.
Jungkook menatap Yeri dan mencibir, “Jangan bermimpi.” desahnya kesal.
Yeri menatap Jungkook lalu mengernyit, “Apa maksudmu?”
“Kau menatap dokter itu dengan tatapan bodoh dan terpesona seperti perawan yang melihat lelaki pertamanya...Oh maaf,” senyum Jungkook benar-benar mengejek, “Aku lupa kalau kau sudah tidak perawan dan akulah lelaki yang menembus penghalangnya.”
Yeri benar-benar marah kepada Jungkook, lelaki itu benar-benar perpaduan dari semua yang dia benci, kurang ajar, tidak sopan, dan menjengkelkan. Mungkin karena itulah Tuhan menciptakannya dengan kesempurnaan fisik yang luar biasa, untuk mengimbangi sifat buruknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.E
FanfictionMohon maaf, ini bukan cerita cinta romantis yang kalian dambakan, bukan juga cerita misteri yang mencekam tiada akhir, ini cerita yang menyirat sebuah konspirasi untuk mendapatkan cinta. #1 in jungri 20180922 #1 in kimyerim 20180926 #1 in yeri 20180...