PROLOGUE

680 23 3
                                    

"pujilah Tuhan yang telah menciptakan dirinya perantara pelindung dari sang maha pelindung."
#MCW

**

PRESENT..


Padahal baru saja kemarin rumah ini kutetapi namun sekarang harus kutinggali. Aku dan keluargaku memang sering sekali keluar dari rumah satu, kerumah yang lain. BUKAN KARENA DI USIR!

Bosan, namun bagaimana lagi pekerjaan papah yang selalu berganti kota menuntut ku, mamah dan abang untuk ikut dengannya.

Namaku adalah Cut Windara Ayu, anak bungsu dari Adi Wijaya dan Sukmawati. Aku sendiri sebenarnya tiga bersaudara, namun kakakku yang kedua sudah dipanggil Sang khaliq. Aku memiliki abang yang bernama Teuku Ali, aku memanggilnya bang Ali.

"Dara, kamu tahu gak kenapa bintang ada dimalam hari." Suara polos seorang bocah laki laki terhadapku.

Aku hanya menggeleng dan bersikap ketus sambil melipat kedua tanganku dan tidak ingin menoleh kearahnya.

"Janganlah marah, liat bintang itu dulu, Dara."

Yakinlah!! yang kulihat di awan saat itu hanya lah bintang yag bertebaran di angkasa luas. Tidak pernah sebelumnya aku melihat ribuan bintang secantik ini.

"Kata ayah bintang hadir dimalam hari karena menggantikan tugas sang matahari yang kelelahan, terus kata ayah bintang hadir untuk menemani dan melindungi." ucapnya sambil menatapku.

Selanjutnya ia berkata, "Kaya aku kan Dara?" cengir polos nan manis ia tunjukan padaku.

Teringat sudah saat indah itu, lucu sekali. Mungkin masa kecil lah yang kita rindukan. Seperti mengungkapkan rasa sayang tanpa malu, selalu menjaga tanpa gengsi, selalu ada tanpa batas. Kita seperti hidup di zona nyaman. Tapi hanya di masa kecil. Tidak bisa dilupakan!!

"Ketawa dong Dara, aku janji bakal nemenin kamu terus dan gak akan main sama Sinta lagi deh. Serius." Tangannya membentuk huruf V.

"Janji?" aku melibatkan jari kelingking untuk menandakan perjanjian.

" Aku janji." Janjinya dengan meraih jari kelingkingku.

Itulah Azhar 7 tahun yang lalu, saat aku pindah rumah waktu itu, aku memiliki tetangga yang usianya hanya terpatok 2 tahun lebih tua diatasku. Dia menjadi sahabat terbaikku.

Pernah juga waktu aku masuk SMP, aku ingat sekali. Azhar menonjok teman angkatannya hanya waktu itu temannya meledekku karena kunciran ku mirip anak TK. Sebenarnya aku setuju dengan perkataan kakak kelasku itu.

Bagaimana tidak? Waktu masa MOS, semua murid baru harus dikuncir sesuai tanggal lahir. Dan tangal lahirku adalah 30, hmm.. tidak ada sisa rambutku yang terurai, semua terikat rapih sesuai hitungan tanggal lahirku.

Ya, begitulah Azhar, bukan karena Azhar anak yang brutal, justru Azhar sangat terkenal budi pekertinya, dia juga pernah menjabat sebagai ketua osis di SMP, juga di SMA.

Keluargaku dan keluarga Azhar sangat akrab, seperti saudara yang tidak ada perikatan. Bunda Fatimah, bundanya Azhar adalah orang yang sangat humble, walaupun menjadi desaigner papan atas namun dirinya tetap dermawan. Begitupun Ayah Ahmad, ayahnya Azhar.

Jujur.. Aku sosok anak yang kurang dapat perhatian dari papah. Namun aku merasa tidak kekurangan lagi karena ada ayah Ahmad. Ayah Ahmad selalu bilang padaku,

'mau seperti apapun orang tua dara, dara harus hormat. Turuti perkatanya, karena perkataan papah dan ibu Dara adalah perkataan Allah.' Terenyuh sekali jika mendengar nasihat ayah Ahmad. Beruntungnya wanita yang akan bersanding dengan Azhar karena akan memiliki keluarga yang seperti ku jelaskan tadi.

Semua mengalir begitu sempurna, waktu pun telah lama berjalan. Kini Aku dan Azhar sudah menginjak usia yang cukup dewasa. Azhar kini berusia 19 tahun dan aku hampir menginjak 17 tahun. Insha Allah!

" Tuhan yang maha pemberi anugerah, tunjuklah seseorang yang tepat untuk ku sebut dalam sujudku sebagai anugerah di hiduku."

-Windara Ayu

[WIND's 2] MUHASABAH CINTA WINDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang