#27. Siapa yang Egois?

126 8 1
                                    


Apa ini mimpi? Ku harap cepatlah aku terbangun.
***

Azhar melangkahkan kaki nya ke kamar, seketika Windara menoleh karena keberadaan Azhar.

"Udah pulang?" tanya Windara sambil tersenyum manis menyambut suaminya pulang.

Tapi azhar hanya diam sambil melepaskan kancing atas kemeja.

"Udah makan, mas." Semenjak acara keluarga waktu itu, windara di tegur oleh nenek Azhar karena memanggil suaminya hanya dengan sebutan nama, beliau menyuruh Windara memanggil dengan sebutan mas, untuk menjaga etika. Windara pun hanya dapat menurut selagi Azhar tidak keberatan.

Windara seperti berbicara dengan makhluk tak hidup mungkin angin, tak ada jawaban dari mulut Azhar. Entah mengapa sikapnya semakin hari semakin dingin padahal baru saja kemarin semanis madu.

"Kamu mau mandi dulu yah?" windara tak ada habis nya memulai percakapan dengan Azhar. Tapi nihil dia hanya sibuk dengan ponsel di genggamannya.

"Cape banget yah hari ini?" Windara masih memasang senyum lebarnya, walau hatinya kita terasa perih sekali.

"Bisa diem gak! Ya aku cape, udah makan, udah mandi juga. Puas!!" Sakit sekali saat hatinya saat azhar tiba-tiba sekali berkata namun menusuk kedalam hati yang tidak dapat diukur.

"Ya aku minta maaf." Windara yang sedari tadi berdiri kini berjalan menuju Azhar yang berada di pojok tempat tidur.

"Kamu ada masalah? Cerita aja mas aku bakalan ngedengerin ko."

"Gakada." Ucapnya dingin.

"Aku isteri kamu, kamu bisa terbuka sama aku kaya waktu kita dulu jadi sahabat. Aku dengerin kamu saat kamu mau cerita, apapun itu. Dan kamu juga..." kalimat Windara terputus.

"Udah gakusah di bahas. Aku capek! " Azhar segera merebahkan dirinya di balik selimut dan membelakangi Windara. Batin windara sangatlah terguncang, sakit sekali saat semuanya Ia harap masalah telah berakhir kenapa sekarang baru seperti awal.

Apa cinta tak ada untukku dan apa engkau mencintaiku tuhan. Aku takut kau juga membenciku.
--

Pagi pagi Azhar sudah meninggalkan Windara tanpa membangunkan Windara terlebih dahulu.

Entah mengapa sedari tadi perut Windara seperti terkocok dan mengeluarkan cairan bening dari mulutnya. Ia memuntahkan makanan semalam yang ia makan.

"Hoek,, hoek." Suara itu terus bergema dari kamar mandi miliknya.

Sesaat ponsel windara berbunyi, ada panggilan dari intan isteri bang ali.

"Hallo, Assalamu'alaikum."

"Waalaikumussalam ka."

"Windara nanti jadi kan ke rumah kaka. Kaka udah masak loh." Sebenarnya windara hanya ingin dirumah semenjak tadi dirinya muntah muntah terus.

"Hmm,, ya jadi ko kak. Siang nanti."

"Kaka tunggu yah." Setelah salam sambungan pun terputus.
Setelah semua tugas untuk keperluan mengajarnya di SMA yang baru akan ia tempati besok. Ia segera bersiap-siap untuk ke rumah kak intan dengan bang ali di kawasan Bogor.

Semenjak waktu itu Azhar sering memarahinya atau bisa dibilang cemburu tidak jelas dengan Fahmi, windara memutuskan untuk membatalkan menjadi asisten dosen Fahmi.

Sedari tadi Windara sibuk menghubungi Azhar, panggilan pertama nomornya masih aktif tapi tidak diangkat dan sekarang nomor nya tidak dapat dihubungi. Windara hanya izin pada bunda dan ayah.

[WIND's 2] MUHASABAH CINTA WINDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang