4# Rasa

182 10 5
                                    

***

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

***


Pagi-pagi sekali Dara harus berangkat dengan ojek langganannya. Hari ini seharusnya dara berangkat bareng Azhar tapi ia lupa bahwa ada praktikum pagi.

Praktikum yang mengharuskan semua praktikan menyiapkan bahan-bahan eksperimen mereka sendiri terlebih dahulu.

Usahanya datang pagi-pagi ternyata tidak berbuah hasil, tetap saja jalanan kota memaksanya telat.

Bel masuk sudah berbunyi, satpam sekolah Dara sudah menutup gerbang namun ditahan oleh Dara yang baru datang. Dengan sigap Dara menghentikan aktifitas pak satpam yang bernama pak Emin.

"Jangan ditutup dulu pak Emin." Dengan napas tergesa-gesa.

"Kamu mah neng, telat mulu. Ayo cepat masuk, sebelum kepsek liat." Pak Emin berbaik hati membuka gerbang.

"Makasih pak." Dara kocar-kacir mengambil jas laboratorium di dalam tasnya. Ia segera beranjak ke ruang laboratorium.

'aduh, mati gue. Jadi larutan nih gue'

**

Karena keterlambatannya tadi pagi, setelah pulang sekolah ia harus membersihkan laboratorium. Praktikum tadi adalah mendeteksi kandungan urine, setiap siswa di suruh membawa urine mereka masing-masing. Tidak habis pikir Dara jika harus membersihkan urin anak sekelasnya. Ya tuhan.

Di tengah acara bersih-bersihnya, Ani teman les dara menghampirinya.


"Yaelah ra, lu sih pake telat." Ani yang baru datang hanya memainkan ponselnya di hadapan dara.

"Lu tuh bukannya bantuin." Ucap dara.

"Jijik ah. Gak steril." Ucapnya dengan gaya sok bule di alimat steril.


Dara hanya cemburut dan terus menyelesaikan tugasnya.

"Ra ke kafe yuk." Ajak Ani.

"Kita kan ada jadwal les."

"Yailah udah bosen gue belajar." Ucap Ani.

"Walaupun bosen tetep aje bego." Dara tertawa terbahak-bahak

"Ya ALLAH ra, gue bukan bego cuman kurang asupan bergizi, micin terus kan yang gue makan. Udah lah ra, bolos les sehari gak bakalan kita dikeluarin."

"Oh iya kan kita yang bayar. Yaudah ayo dah. Cepet bantuin gue dulu." Ani pun membantu dara membersihkan laboratorium.

Tling.

From : AZHAR SHUBUH.


'Tadi berangkat duluan?'

'Entar pulang les biar aku jemput.'
15.09

Dara hanya mampu menghela napas sejenak.


"Yah ni, kayanya kita gak jadi ke kafe deh." Ucap Dara.

"Yah kenapa? Gue udeh bantuin lo nih."muka Ani meminta imbalan. Dara hanya terkekeh.

" Azhar mau jemput." Ucap windara pasrah

"Kapan?"

"Pulang les."

"Yaudah nanti kalo udah waktunya pulang les, kita ke lesan tuh. Mau gak?"

Dara mempertimbangkan saran ani. "Yaudahdeh. Yuk lah berangkat."


Mereka pun berangkat ke kafe wilayah jakarta selatan.

***

From : DARA MUDA DARA PARA REMAJA


'Oke pak dokter.'
15.10

Setelah membaca pesan dari Dara. Azhar yang masih libur dari kuliahnya merasa bete. Dia pun hanya menyibukan dengan membaca buku tentang kedokteran di kamarnya.

Tok.. tok.

"Zar, lagi ngapain?" tanya ayah.

"Baca buku doang nih yah. Abis bete." Jelas Azhar sambil melepas kacamata yang sedari tadi bertengger di depan matanya.

"Kafe yu, ngopi. Mau gak?" tanya ayah.

"Ayo deh."

Ayah dan anak itu pun pergi berdua, ibu sedang ada arisan di rumah bu RT.

Kini mereka telah sampai di kafe kopi, sambil berbincang-bincang masalah kuliah dengan ayah. Azhar terus curhat masalah beban nya yang ingin menjadi dokter. Ayah pun menyelingkan dengan beberapa nasihat.

" Zar, jadi dokter itu harus ada niat yang tulus. Gak cuman mengejar gelar. Tapi mengejar ridhanya, apa kah tuhanmu ridha akan pekerjaanmu atau tidak semua itu Balik lagi ke niat yang menjalankan." Nasihat ayah kepada Azhar agar terus memperkuat niatnya hanya karena Allah subhanahu wa ta'ala.

Ternyata kafe ini juga yang Dara dan Ani singgahi. Mereka datang lebih dulu daripada Azhar dan ayah. Dara yang melihat keberadaan keduanya langsung tak punya nyali untuk memamerkan wajah di hadapan keduanya. Posisi dara kini tepat di belakang ayah sedangkan azhar didepan ayah. Otomotis jika ia tidak menutupi mukannya dengan buku menu. Habis sudah riwayat dara.

"Lo kenapa sih, ra." Tanya ani.


Pelayan pun menghampiri meja dara dan ani untuk menayakan ingin memesan apa. Tanpa sengaja dara kaget akan kehadiran pelayan itu.

"Hah... Oh ini mbak, a..duh." ucap Dara gugup.

Azhar yang sedari tadi sudah curiga dengan dua orang di belakangnya pun menghampirinya.


"Ngapain disini?" kedatangan Azhar sungguh membuat Dara lebih terkejut.

Dengan tanpa bersalah dara hanya nyengir tanpa arti.

Kring. Suara tersebut berasal dari ponsel Ani


Setelah ani menjawab telponnya, ani segera pamit karena katanya mamanya mau pergi ke Ambon.


'Sial ani giliran gue ketewak dia kabur. Awas lu ni.' Batin Dara.

"Jadi, ngapain disini?" Suara datar Azhar kembali menjadi topik.

"Mm... ya mau makan zar laper." Alasan windara sambil nyengir nyengir. Ya dia pasti tahu, bahwa azhar akan marah.


Ayah kini juga sudah menghamiri keduanya.

" Eh, ada dara." Tegur ayah

"Iya ayah.. ada Dara." Dara hanya menjawab dengan cengar-cengir. Jujur saati ini muka Azhar seperti buah mangga muda orang ngidam. Kecut banget.

"Dara enggak les?" Tanya ayah.

"Enggak.. eh maksudnya mau les ayah. Tapi nanti."

" 5 menit lagi selesai kamu baru mau les. Buat apa?" tanya azhar dengan nada tegas.

"Ya.. ya.. nan.. nanti." ucap Dara gugup sekali. Rasanya ia ingin menyusul Ani saja kalau begini.

"Nanti zar, besok." Jawabku berbalik tegas.

"Besok kapan, besok juga paling gini lagi kan? Emang udah tabiat." Ucap Azhar sinis.

Dara hanya menunduk dan seketika mengeluarkan gumpalan cairan bening di pipinya.

"Bukan masalah bolos les nya, tapi kamu bohongin orangtua kamu dan termasuk aku." Ucap Azhar tegas.

"Tuh kan anak ayah nangis. Minta maaf kamu sekarang." Tegas Ayah. Perkataan ayah hanya dihiraukan oleh Azhar, kini Azhar justru sibuk dnegan ponselnya. Tangis pun masih membanjir di pipi dara, Ya dara memang anak yang sangat manja. mamah dan papahnya pun tak pernah memarahinya.

"Ra, lain kali harus inget waktu yah. Kalau solat ya Dara solat, kalo les Dara juga harus les. Kan uangnya sayang kalau gak bermanaat. Kasian sama ibu dan papahnya Dara. Kan kalau Dara pinter ayah sama azhar juga yang bangga. Yah sayang." Ucap ayah sambil mengelus puncuk kerudung dara.

"Maaf yah ayah. Maaf Azhar.." ucap dara.

"Denger gak zar?" tanya Ayah

"Iya." Singkat Azhar.

"Iya apa?" ayah kembali bertanya.

"Iya anak manja, Azhar udah maafin." Ucap Azhar secara jelas sambil menatap mata dara.

"Ih, bukan manja." Dara mengintropeksi ucapan Azhar.

"Terus?"

"Manis." Ucap dara yang disambung dengan senyuman paling manisnya.

"Iwh," Azhar menyuarakan nada tidak setuju.

"Dara kan emang manis. Ayah bisa-bisa diabetes nih." Ledek ayah.

"Bisa aja nih ayah."

"Nangis lagi dong. Cengeng baru begitu aja nangis." Ledek Azhar.

" Pak dokternya galak." Ucap windara sambil menyuapkan es krim kedalam mulutnya.

Ya Allah inikah rasa yang kau titipkan, indah sekali rasa ini. Pantaskah aku merasakannya lebih? Ku harap iya.

---

#MCW

VOTE DAN COMMENT!
FOLLOW ME!
DON'T FORGET TO SAY ALHAMDULILLAH!

[WIND's 2] MUHASABAH CINTA WINDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang