#9. Fadlan?

129 9 1
                                    

Saat kau tak menerimaku, kau pilihkan dia untukku. Apa mungkin semua itu cukup membalas rasaku.
#MCW
👣


Matahari telah tenggelam diufuk barat, mobil Azhar pun sudah terparkir di halaman rumahnya. Namun kini sasarannya bukan kerumahnya sendiri melainkan kerumah Dara.

Sayang sekali, tadi mamah bilang kalau Dara tengah pergi dengan intan. Tadi Azhar juga bertemu dengan bang ali.

Seperti dara, Azhar pun sangat mengenal bang ali. Bang ali adalah kakak pertama dara. Saat Azhar bertemu dengan bang ali. Bang ali hanyalah senyum tipis kepadanya. Entah mengapa kini yang azhar rasakan hanyalah sebuah kehilangan, mulai dari dara, sekarang juga dengan bang Ali.

Untungnya tadi mamah sukma memberi tahu alamat kafe yang dara kunjungi. Azhar segera tancap gas ke kafe tersebut.

hanya ada beberapa orang di kafe tersebut, jadi sangat gampang bagi azhar menemukan sahabatnya itu.

"Assalamualaikyum." Ucap Azhar girang. Dara dan intan pun kaget.

"Astagirullahaladzim" sahut dara dan intan berbarengan.

"Wa'alaikumussalam." Kini hanya intan yang menjawab salam azhar.
Dara hanya terdiam sambil terus menatap lekat mata yang ia rindu selama ini. Ingin sekali butir air di mata ini keluar, namun harus ia tahan.

Pandanganya pun ia alihkan agar matanya tak mengeluarkan cairan bening tersebut.

Suasana pun berubah awkward, tak ada percakapan sama sekali.

"Oh iya, dara. Kak intan lupa buat beli kue yang disuruh mamah tadi. yuk mending cepet kita beli sebelum tutup." Ucap intan mengalihkan perbincangan lebih jauh nantinya antara dara dengan azhar. Ya intan sangat mengerti di keadaan dara saat ini. Karena intan tempat curhatan ara selain mamah sukma.

"Oh iya ka bener. Yok kita pergi." Ucap dara menyahuti ajakan intan yang tepat sekali bahwa dirinya ingin cepat pergi dari keadaan ini.

"Oh, aku ikut yah? Hilya juga pengen kue katanya." Kata azhar barusan sangat menohok hati dara. Seakan hati dara terus tergema. 'ikhlas, iklaskan'

"Oh, hilya juga mau. Yaudah kalau gitu kita beli bareng." Intan sangat tak percaya bahwa kalimat tersebut terucap dari mulut dara.

"Aku ikutin mobil kamu dari belakang yah, ra." Ucap azhar. Dara hanya tersenyum simpul.

**

Kini hanya ada aku dan kak intan di dalam mobil. Kak intan yang mengemudikan, ia tak mau jika aku yang mengemudi karena perasaan ku sedang kacau.

Ku lihat dari kaca spion, terlihat jelas mobil azhar membuntutiku.
Tes, satu bulir air mata keluar dari pipi kananku yang langsung saja ku lap dengan punggung tanganku.

"Ra." Tegur kak intan.
Aku hanya melirik ke arahnya.

"Cinta yang tulus adalah cinta yang ikhlas."

Kalimat itu menyadarkanku, bahwa airmata yang keluar tadi hanya bukti ketidakikhlasanku.

Ya allah ampuni aku, seharusnya kau hanya engharap cintaMu.

"Biarlah airmata sekarang menjadi akhir ceritaku." Ucapku.

"Bukan akhir namun baru permulaan. Ikhlaskan ra" Ujar kak intan

"In syaa Allah." Aku terus mengelap sisa air mata di pipiku, sambil terus berucap dalam batinklu. 'kamu kuat, kamu harus ikhlas.' Terus ku ulang kalimat itu.

Apa aku munafik dengan kata ikhlas yang terus ku ucap? Ya Allah, maafkan aku. Inilah cinta yang ku buat dan inilah kecewa yang kuukir. Ku mohon hapuskan semua cinta yang kubuat itu ya allah, dan aku janji tidak akan membuat cinta yang baru. Aku hanya ingin cinta dariMu.

[WIND's 2] MUHASABAH CINTA WINDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang