#16. Aku Kau dan Dengannya

138 10 4
                                    

Aku tak lagi menjadi aku tanpa dirimu, dan kamu tak menjadi dirimu tanpa dirinya.
#MCW
**

"

Azhar!!" teriak windara dari luar kamar mandi.

"Sebentar!!"

"Cepetan ih." Windara menunggu azhar keluar dari kamar mandi. Awal bulan ini memang jadwal tamu bulanannya datang. Windara nembus dan ingin cepat menggantinya.

"Berisik banget sih," azhar keluar hanya dengan handuk yang melingkar di pinggangnya.

"Udah cepet keluar." Windara terlihat masuk buru-buru.

"Windara kok bau amis sih."

"Berisik deh."

"Kamu mens yah? Itu di kasur banyak darah." Windara hanya malu di dalam kamar mandi. Ternyata darah haid nya meninggalkan bekas di tempat tidur.

"Iya iya nanti di bersihin."
Windara yang telah selesai pun keluar dari kamar mandi dengan muka menunduk malu pada azhar.

"Mangkanya pake pempers." Ucapnya tanpa memandangku, pandangannya masih tertuju pada laptopnya.

"Apaan sih."

--

Malam ini sejuk sekali, hujan deras mengguyur atap. Angin terus menemani rasa sepi, yasudahlah.

Windara menepuk jidatnya, ia terlupa sesuatu. Ia kehabisan pembalut, ah bagaimana ia dapat membelinya alfamart sangat jauh dari komplek windara.

"Bunda, punya pembalut gak?" tanya windara berbisik bisik.

"Lah bunda mah udah menoupose, ra." Ayah dan azhar yang tengah ada di meja makan melihat bunda berkata seperti itu.

"Jangan berisik, bun."

"Kenapa bun?" tanya ayah.

"Ini loh yah, windara min.." mulut ibu ditutup oleh windara.

"Enggak-papa kok yah."

"Ngapain malu sih, ra. Ini loh yah windara minta pembalut. Lah bunda kan udah gak menstruasi." Windara tersipu malu.

"Udah nanti biar azhar yang beli, kamu tuh gitu aja pake malu, ra." Ucap bunda.

"Ko Azhar sih bun, azhar banyak kerjaan rumah sakit. Lagi juga ujan."eluh azhar.

"Pake payung kan bisa, azhar. So sibuk banget kamu ini." Cetus bunda.

"Gakpapa biar aku beli sendiri bun." Kata windara.

"Jangan nanti nembus lagi." Ucap azhar dengan senyum meledek tapi tidak menatap windara.

"Ih, azhar.." windara melempar sendok tepat didada azhar yang mebuat azhar sedikit meringis.

"Kamu tuh kaya anak kecil yah, sakit tau gak." Windara tidak akan menyangka kalau azhar akan memarahinya.

"Eh udah udah ni penganten malah ribut berdua. Di kamar aja ributnya. Azhar kamu gak boleh bentak windara kaya gitu lagi, Ayah gak suka." Ucap ayah.

"Terserah ayah aja deh, ngalah terus." Azhar meninggalkan meja makan dengan nasi yang hampir habis.

--

"Bun, azhar kemana?" tanya windara.

"Kan ke alfa, ra."

"Oh iya lupa." Windara menepuk jidat. Dia pun memutuskan kembali ke kamar.

"Assalamualaikum." Ucap azhar dengan nada teriak.

"Waalaikumsalam, ya allah zar dikira ni rumah goa apa teriak teriak."kata bunda.

"Bunda lapor ke pak rt sekarang kalo perlu ke polisi deh. Masa azhar di godain banci, gila tuh banci, emang yah. Mana diketawain di alfa dikira aku menstruasi." Jelas azhar.

bunda dan windara serentak tertawa.

"Yakali sih laki-laki menstruasi, kamunya aja baperan." Ceplos windara.

Azhar memandang windara intens.
"Bilang terimakasih kek. Inih malah nyinyir, situ lambe?"

"iya makasi, azharr!!"

--

"Azhar ngapain tidur di kasur?"

"Lah emang ini kasur sapa?"

"Ya tapi kan aku perempuan, kamu lah yang tidur di bawah." Azhar hanya menggeleng.

"Ih azhar terus aku tidur dimana?" Tanya windara tidak terima.

"Oke gini, kita pake koin." Windara menunjukkan koin 500 perak.

"Buat apa?" tanya azhar santai dan masih sibuk dengan ponselnya.

"Kamu mau garuda atau 500?"

"Garuda."

"Oke yang dapat 500 dia yang menang, setuju?" ucap windara mengambil ancang ancang melempar koin. Azhar hanya mengangguk dan memperhatikan.

Koin pun dilempar, angka 500 yang di pilih windara telungkup tidak menunjukkan batang hidungnya.

"Nah kan, silahkan tidur di bawah. Bye!!"

"Yah tapi kan, zar. kamar kamu gak ada sofa. Aku tidur dimana?" ucap windara panik.

"Ya terserah kamu." Tatapan azhar menuju pada lantai yang hanya beralaskan karpet tipis.

"Tapi aku gak bisa tidur disitu, nanti langsung sakit."

"Lebay banget, kan tadi udah perjanjian."

"Kali ini aja zar. aku lagi datang bulan nih." Windara memelas sambil memegangi perutnya.

"Gak ada toleransi." Windara hanya menatap tajam azhar.

--
comment dong biar ada notif😋

liat mulmed deh itu poto azhar pas SMA, UNCH KAN😂😂

[WIND's 2] MUHASABAH CINTA WINDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang