#25.Tarik Ulur

97 6 0
                                    

Baru saja aku merasa hadirmu kini hadirmu kembali melambaikan tangan seraya ingin berkata selamat tinggal.
**

Apa salahku sampai kamu seperti ini.

Semenjak 2 minggu yang lalu, sikapnya terhadapku kembali jutek dan tidak ada candaan diantara kita. Bahkan Azhar sering sekali tidak pulang ke rumah dengan alasan harus jaga malam.

Begitu cepatnya sikap seseorang berubah, ini yang ku takutkan saat kemarin aku berusaha mundur tapi kau terus memaksaku melanjutkan. Sampai di langkah sejauh ini kau memintaku untuk mundur kembali.

Ya inilah cinta, seharusnya aku tidak perlu memikirkan cinta yang melalaikan tugasku untuk mencintai Allah. Mungkin ini batas untuk aku lebih dekat dengan-Nya.

--

Kini para dokter sudah berkumpul, sepertinya akan ada rapat kali ini. Di rumah sakit memang lagi kekurangan dokter, karena dokter perempaun sedang cuti karena kehamilan yang sudah cukup besar.

Kemarin waktu yang sangat mengejutkan bagi Azhar. Seseorang yang selama ini ia cintai dan tidak ada yang mampu menghapus rasa cintanya terhadap perempuan itu.

"Hilya.." panggil Azhar.

"Assalamu'alaikum." Salamnya.

"Wa'alaikumussalam. "

"Gimana kabar kamu?" tanyanya.

"Alhamdulillah, Kamu?" Terlihat sekali Azhar sangat canggung dengan Hilya.

" Bagaimana keadaan Sindara, sehat kan?' senyum Hilya memang tidak bisa ditoleransi. Semua yang melihat senyumnya akan merasa terpanah dengan senyum itu.

Azhar teringat sesuatu, ia mengucap aztagfirullahalazdzim dalam batinnya, Ia sudah mempunyai Windara, tidak seharusnya pikirannnya masih kepada Hilya.

"Ya Windara baik." beberapa detik berikutnya suasana kembali hening.

"Kamu ada masalah?" Tanya azhar.


Hilya tidak berkata apapun namun terlihat di wajahnya banyak sekali kecemasan yang menggelayuti raut mukanya.

"Enggak papa ko." Dia hanya tersenyum.

"Cerita Hilya, sepertinya kamu sedang banyak pikiran."

"Aku malu zhar untuk cerita." Tangis kini sudah banjir di pipi mulus Hilya.

"Ceritalah apa yang sekiranya membuatmu lega."

Sambil mengusap air matanya, " Aku hamil." Azhar sangat tidak percaya dengan apa yang diucapkan Hilya. Bagaimana bisa?siapa yang menghamilinya.

Kemudian Hilya menceritakan semuanya bahwa saat di Autralia dia diperkosa oleh preman disana. Hilya tak mampu mempertahankan mahkota dengan pasrah ia merelakan semua apa yang ia telah jaga selama ini.

Azhar tidak mampu mendengar ucapan yang terlontak dari mulut hilya. Tangannya sudah mengepal dan matanya begitu marah.

"Brengsek!!"

Hilya terus bercerita bahwa harta nya habis karena ia tidak diterima kerja di Autralie akibat kondisi yang tengah hamil dan sering muntah.

--
LALU??


[WIND's 2] MUHASABAH CINTA WINDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang