#14. Jangan Pergi

139 11 1
                                    

Pergilah jika itu membuatmu tenang, lepaslah jika itu tak menggores luka, menyatulah kembali dengan hatimu. satu pesanku, jangan lupa untuk kembali.
#Azhar


Matahari telah menyambut seluruh kota, awalnya pagi ini pasti akan menjadi indah bagi para penikmat hidup apalagi pengantin baru.

“Windara, azhar bangun hey,, windara,, udah mau jam set 7.” Gedoran pintu terus berkumandang dikamar windara.

Windara yang masih lemas melihat jam weker disebelah nya. Ternyata benar sudah set 7 hampir jam 7 malah.

“Ya Allah jam segini.” Windara segera berlari membukakan pintu.

“Yah mamah kenapa gak bangunin windara sih. Gak solat subuh kan jadinya.” Windara mengadu kesal pada mamahnya.

“Yeh kamu daritadi mamah bangunin.”

Azhar yang baru bangun pun, menghampiri kebisingan yang membuatnnya bangun.

“Ada bom yah tante?” tanya azhar seperti orang melindur.

“Ya ampun azhar, itu aurat kamu. Ih papah mantu kamu itu loh, pah.” mamah berteriak karena melihat azhar bertelanjang dada dan hanya memakai boxer selutut.

Windara refleks menutup pintu, walaupun masih ada mamahnya.

“Ih azhar lagian ngepain sih buka baju kaya gitu, cepet pake!!” teriak windara dengan menutup matanya dengan kedua tangannya.

Azhar segera mengambil bajunya dan lari ke kamar mandi.

--

“Windara, cepetan sedikit. Aku tunggu di bawah ya.”

“Iya!!”

Setelah bersiap siap windara turun dari tangga rumahnya karena azhar telah menggu di mobil. Saat windara menuruni tangga tak habis nya mamah dan papahnya tertawa. Sudah terduga dalam benak windara bahwa mungkin karena kejadian tadi.

Belum lagi ternyata di meja makan bukan hanya ada kedua orangtuanya tapi sudah ada ayah dan bunda azhar.

Mau taro dimana nih muka. Batin windara.

“Penganten mau kemana nih, mau honeymoon yah.” Goda ayah ahmad.

“Mau honeymoon kemana nih, ra?” belom juga di jawab pertanyaan ayah azhar sekarang malah papah sendiri yang menggodanya.

Pipi windara kini sudah menjadi kepiting rebus.

“Apaan sih nih ayah-papah.” Ucap windara.

“Eh udah, lagi nih ya bapa-bapa kaya gak pernah muda aja.” mamah juga justru menggoda windara.

“Ih mamah juga. Itu tuh ac nya mati yah di kamar windara. Jadinya sedikit panas.” Curhat windara.

“Alasan aja yakan bro?” ucap papah yang kini malah bersekongkol dengan ayah ahmad.

“Windara..” teriak azhar dari luar.

“Iya iya sebentar. Azhar udah manggil, aku berangkat yah. Assalamualaikum.”

Azhar yang sudah berada di dalam mobil, tak sempat membukakan pintu untuk isterinya atau apa mungkin ia tak mau.

Windara mengetuk pintu agar azhar membukakan jendela mobil.
Saat azhar membukakan jendela, ia hanya menganga melihat windara saat ini, windara lengkap dengan kerudung mocca , baju berwarna biru dan tas slempang micky mouse.

“weh azhar. Malah bengong lagi.” Ucap windara sambil melambai lambai tangannya untuk mengembalikan azhar.

“Hah,  Astagfirullahaldzim.” Ucap azhar yang sudah kembali sadar.

“Udah sah kali, ngapain istigfar.” Ucap windara santai yang detik berikutnya ia mengutuk dirinya sendiri, aduh pasti dia jijik ama gue, aduh windaraa.

Untung azhar hanya diam tidak merespon, ia sibuk dengan kendali setirnya.

“Mau kemana sih kita?”

“Mau kemana?” kini windara sedikit mengencangkan volume suaranya.

“Gak usah berisik.”ucap azhar ketus.
Di sepanjang perjalanan windara hanya melamun, pikirannya serasa bercabang.

Bisa terlihat dari kaca depan mobil ada rintik rintik hujan gerimis. ah kenapa saat gerimis, pikiran windara selalu pada drama korea yang beradegan romantis dibawah guyuran hujan.

“Yah macet lagi.” Keluh azhar memukul stir.

Windara hanya menatap nya ragu. Terlihat sekali bahwa azhar ingin buru-buru sampai. Tapi windara masih memutuskan untuk diam karena ucapan ketus azhar yang menyuruhnya tidak berisik.

“Wey,, ayo dong jalan.” Azhar masih kesal dengan kemacetan. Windara yang suntuk membuka jendela mobil dan memanggil dua anak kecil perempuan lusuh dengan membawa gelas plastik kosong.

“Sini. Sini.” Panggil windara.

“Lagi ngapain kamu?” tanya windara.

“Lagi ngemis tante.” Jawab salah seorang anak kecil itu.

“Ko ngemis? emang gak sekolah?” tanya windara lagi.

“Mamah lagi sakit jadinya kita gak sekolah, tante.”

“Nih tante buat berobat mamah sama buat kalian makan. Lain kali jangan ngemis lagi yah. Besok harus sekolah.” Ucap windara sambil mengelus pucuk kepala dua anak itu.
Setelah mengucapkan terimakasih kedua anak itu pergi.

ternyata mata azhar sedari tadi memperhatikan windara.

--

Windara dan azhar telah sampai di bandara.

Kenapa ke bandara?

Azhar jalan terlebih dahulu karena ia harus mencari keberadaan seseorang.

Terus azhar mencari dan windara mengikutinya dari belakang. Kesana kemari namun belum juga menemukan yang dicari.

Azhar sangat gusar, ia terus mengecek ponselnya takut ada kabar dari seseorang. Windara memang sudah berfirasat bahwa yang akan ia temui adalah hilya.

“Windara.”

“Hilya!” hilya berlari kecil kearah windara dan memeluknya.

“Kamu udah mau berangkat, hil?” Tanya azhar.

“Hah! Berangkat kemana?” windara menatap azhar, tapi pandangan azhar tetap pada hilya.

“Aduh pengantin baru banyak nanya yah. Aku mau ke Australie, windara.” Jawab hilya.

“Pesawat kamu jam berapa?” seakan tidak mau menanggapi omongan hilya, azhar mengalihkan dengan pertanyaan.

“Maafin aku hilya.” windara memeluk hilya erat. “Maaf, hilya, maaf, maaf.”

“Aku senang liat kalian bersatu, sangat cocok. Semoga kalian bisa jadi pasangan sehidup semati yah.”

“Maaf, silahkan masuk mbak, pesawat sudah mau takeoff.” Salah satu pramugari menghampiri mereka.

“Oh baiklah, aku berangkat yah makasih udah nyempetin waktunya. Aku pergi dulu, Assalamualaikum.”
hilya meninggalkan semuanya terutama azhar, dia berkorban hanya untuk gadis yang di tinggal nikah.

Aku tak pantas, hil. Batin windara.

Hilya pun sudah di pesawat, melihat pemandangan jakarta yang sedikit lagi akan ia tinggalkan untuk dilupakan. Dia sangatlah ikhlas melihat azhar bersama windara.

“Aku ikhlas kamu bersamanya, tentu,” Ucap Hilya

Pesawat pun takeoff, selamat jalan kota sejarah cintaku.

--

Vote yah💛💛

[WIND's 2] MUHASABAH CINTA WINDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang