#7. Be Like Khadijah :(

136 11 0
                                    

7 tahun kemudian...

Seperti detik jam dinding yang selalu bergerak berubah dari tempat sebelumnya, begitu pun keadaan.

Kini semua begitu cepat berubah, keadaan yang seperti dulu tak lagi berpihak padaku dengan dirinya. Jauh bagai mentari yang ingin selalu terbenam meninggalkan langit yang kutatap.

Jauh dari sebelumnya, sebelum aku mengatakan bahwa aku mencintaimu seharusnya aku pun mengakhiri kalimat tersebut dengan kata ikhlas. Ikhlas yang kini belum sama sekali tergenggam dihatiku. Di hati ini, kini hanya masih tersimpan egois. Yang sampai kapanpun harus ada kata ikhlas untuk memusnahkan kata egois.

Dulu orang hanya mengatakan bahwa perjuangan cinta lah yang harus di perjuangkan, tapi apa dengan satu pelakon cukup?

Teringat semua, saat dia berjanji dihadapanku.

"kata ayah, ayah selalu menyayangi bunda. Sampai mati." Kata itu terangkai mengukir cerita dari mulut Azhar polos.

"telus?" ucapku cadel

"Aku berjanji akan menyayangi mu seperti ayah menyayangi bunda. Kalo ayah bisa menjaga bunda, aku juga bisa menjaga mu.

Sudahlah Windara, itu hanya janji anak 10 tahun. Tak ada yang perlu ditagih dan tidak ada yang perlu ditepati. Semua sudah berjalan atas takdirnya.

***

Flashback on

Pagi yang cerah terus menyambut kehadiran mentari yang indah. Semua makhluk hidup kembali menjalani hidup nya kembali. Tak lupa mengucap syukur, bahwa di detik ini masih diberi udara yang melegakan.

Pagi yang cerah membawa kabar indah juga pastinya, genap 7 tahun Azhar kuliah pendidikan dokter dan sekarang ia resmi menyandang status dokter.

Semenjak kuliah azhar sangatlah sibuk, sampai ia jarang sekali pulang ke rumahnya. Bisa dihitung dalam setahun mungkin hanya 5 kali ia pulang dan menetap dengan waktu yang singkat pula.

Dan hari ini menjadi pembalikan waktu yang sebenarnya, Azhar kembali ke jakarta dan dia menjadi dokter di salah satu rumah sakit di jakarta.

Sayang sekali, windara masih tinggal di bandung. Setelah ia lulus dari universitasnya, ia ditawari dosennya menjadi asisten dosen.

Tapi tidak ada alasan bagi windara untuk berangkat ke jakarta hari ini juga karena ia ingin bertemu dengan azhar.

Windara yang tinggal di bandung pun tidak sendirian, bang Ali memiliki rumah di bandung yang hanya di tinggali bersama intan isterinya dan anak semata wayangnya yang bernama khadijah. Windara menumpang disana.

"Ra, mau ke jakarta jam berapa?" tanya bang Ali.

"mungkin sorean deh, bang." Jawab windara.

"Bang Ali gak bisa nganterin windara yah, kamu sama intan sama khadijah aja mereka mau ikut katanya."

"Iya gapapa bang."

Semua sudah windara rancang secara apik untuk menyambut kedatangan Azhar, windara telah menelpon mamahnya yang berada di jakarta untuk bantu merencanakan acaranya.

Waktu 7 tahun menurut windara menjadi waktu yang tepat untuk menyatakan apa yang selama ini ia rasa. Tak ada lagi yang ingin ia sembunyikan, Toh azhar selalu memberinya tanda yang windara artikan sebagai perasaan yang sama.

Windara kini sudah berada di rumah Azhar, ramai sekali rumah ini dihuni oleh keluarga, sahabat terdekat untuk merayakan keberhasilah azhar.

Windara datang memakai gamis berwarna hitam, balutan pashmina berwarna abu-abu, serta sneakers putih yang melengkapi penampilannya.

Ia tak menyangka kalau acara yang dibuat di rumah azhar cukup besar, seperti acara khusus. Mungkin ini salah satu rasa bersyukurnya azhar melewati masa menjadi dokter. pikir dara.

"Windara.." panggil bunda fatimah, ah lama sekali windara tidak bertemu dengan bunda fatimah.

"Bunda." Windara menyalaminya dan juga memeluknya erat.

Kini windara sudah bersama azhar ditaman belakang rumah yang berpas pasan dengan rumah windara dan azhar yang mamah persiapkan karena windara yang meminta.

"Congratulation, dokter Azhar." Sambut windara dengan senyum super sumringah. Balon yang membentuk tulisan congratulation pun mengibar di udara.

"Makasih, ra." Azhar pun melontarkan senyumannya juga.

"Pak dokter sibuk banget nih kayanya ampe gak pulang-pulang kaya bang toyib."

"Iya nih, ngurus pasien terus kapan dah ngurusin isteri." Ucapan azhar membuat muka windara sedikit memerah.

"Calon nya aja belom ada."

"Sebentar lagi juga ada." Azhar menaikan kedua alisnya.

"Yayaya, up to you." Jujur jantung windara kini suah seperti naik roller coaster ketika azhar menyinggung calon isteri.

'mungkin sekaranng lah waktu yang tepat.' Batin windara.

"Zar.."

"Ya." Jawab azhar.

"Aku ingin bicara sesuatu."

"Bicaralah." Azhar masih terus melihat bintang yang bertebaran di langit.

"Mungkin ini terlalu cepat, semua berjalan semestinya semesta mengatur kita. Aku gak tau mulai ngomongnya dari mana, tapi.."

"Tapi?" Kini tatapan azhar menatap windara dengan bingung.

"A..ku aku sebenarnya.."

"Apa?" Azhar masih menatap bingung.

"A.ku.." ucapan windara seketika terputus karena bunda fatimah memangil azhar.

"Yah, bunda manggil. Entar kita lanjut oke?" ucap azhar.

"O..ke." windara terus memikirkan bagaimana caranya mengungkapkan rasa yang ia pendam. Ia ingin segera azhar mengetahui perasaannya.

Di ruang tamu semua tamu berdiri, seperti ingin menyambut kehadiran seseorang. Azhar dan keluarganya pun bersiap-siap.

'Ada apa ini?'batin windara.

Kini semua mata tertuju pada pintu masuk, terlihat sosok perempuan cantik dan anggun menggunakan gamis merah berbalut kerudung hitam. Pas sekali dengan proposional wajahnya.

Windara menatap bingung, ia seperti mengenal orang yang sekarang dilihatnya.
Perempuan itu datang bersama ayah dan ibunya.

Ayah, bunda dan azhar menghampiri gadis tersebut.
"Assalamu'alaikum.."
Salam pun di balas.

"Silahkan masuk."
Windara tak mengerti apa yang di hadapkannya sekarang. Sebenarnya apa ini? Kata itulah yang terus ada di benaknya.

"Misi mbak, ini ada acara apa sih?" tanya windara pada salah satu pelayan di acara tersebut.

"Malam ini acara tunangannya Azhar, non."

"Tunangan?" windara tak menyangka bahwa perempuan tersebut.. ia adalah hilya. Teman seperkuliahan azhar yang dulu dikenalkan olehnya

"Iya tunangan non, kayanya bulan depan menikah deh. Saya permisi dulu."

NAHLOHH...

Apa sesakit ini pengharapan kepada manusia, untuk apa dihadirkan rasa kalau akhirnya terluka dan menyisakan duka.

---

#VOTE #COMMENT

Poto yang di pajang itu Azhar yah gengs. Alim alim gimana gitcuh😋

[WIND's 2] MUHASABAH CINTA WINDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang