01

115K 7.7K 518
                                    

Ibu Rei menatap putranya. Ibu Rei tidak mengerti dengan isi pikiran Rei yang menangis histeris di rumah sakit.

"Lalu kamu marah dengan semua ini ?" Ibu Rei bertanya dengan wajah seriusnya.

"Aku tidak suka menjadi omega" jawab Rei.

"Jadi kamu maunya apa Rei ?"

Rei menundukkan kepalanya, mau bagaimana pun dirinya tetap seorang omega. Ibu Rei menarik nafasnya berat, dia berdiri dari posisi duduknya lalu memeluk Rei.

"Sayang. . Ibu tau ini berat bagimu jadi jangan sedih lagi"

"Um .. Maaf bu, " Rei membalas pelukkan ibunya. Ibu Rei tau, seorang omega laki-laki akan menjadi bahan bullyan dan hal seperti itu akan memberatkan Rei, bukan hanya menjadi bullyan bau khas omega milik Rei akan sangat mudah di kenali oleh banyaknya alpha yang ada di sekolah Rei, kemungkinan terburuk bisa saja terjadi.

"Ibu tau sekolah yang bisa menerima diri mu, bukankah nilai mu selalu bagus sayang.. Kamu mau pindah ke sana?" Tanya ibu Rei mencoba memberi solusi.

"Sekolah lain ? " Rei menatap ibunya bingung.

"Kamu akan bertemu banyak teman yang sama seperti mu, jadi kamu tidak merasa sendirian, kamu mau kan ? Kebetulan kepala sekolahnya teman ibu"

"Um, Rei mau" Rei sedikit ragu tapi dia ingin mencoba bertemu dengan omega lain yang sama sepertinya.

"Bagus! Ibu akan menelpon teman ibu ya! Jadi jangan sedih lagi ya sayang"

"I-iya bu"

Setelah dua hari mengurus perpindahan sekolah, Rei yang sudah kelas 2 SMA mencoba beradaptasi dengan sekolah barunya.

Rei memakai seragam dengan jas putih serta dasi pink, awalnya rei merasa bingung dengan seragam sekolahnya, dia hanya memakainya tanpa menaruh curiga lebih dalam.

"Semangat hari pertama sekolah di sekolah baru" Ibu Rei mengantarkan Rei sampai pintu gerbang.

Rei mengangguk lalu melambaikan tangannya saat ibunya melaju pergi meninggalkan sekolah baru Rei yang sama sekali tidak terlihat seperti sekolah, lebih tepatnya seperti rumah besar mewah dengan halaman juga taman yang luas.

Rei berjalan masuk, di depan pintu berdiri beberapa pelayan yang bertanya pada maksud kedatangan Rei.

"Selamat siang tuan, apa ada yang bisa kami bantu ?"

"Ah, ini.. Aku siswa pindahan" Rei menunjukkan surat-surat miliknya.

"Oh, baik.. Silahkan lewat sini tuan Rei" Rei mengikuti pelayan wanita yang menuntunnya ke sebuah ruangan.

Tok. . Tok. . Tok. .

"Selamat pagi tuan, ada tamu untuk anda" kata pelayan tadi.

"Masuk" suara terdengar dari dalam ruangan tadi.

Pelayan tadi membuka pintu, lalu mempersilahkan Rei masuk.

"Se-selamat pagi saya Rei" Rei menatap pria paru baya yang saat ini duduk di kursinya.

"Oh Rei, selamat datang, aku teman ibu mu, Ah.. Senangnya melihat Rei sudah tumbuh besar, aku kepala sekolah di sini, salam kenal Rei" pria tadi menjabat tangan Rei.

"Te-terima kasih pak"

"Nah .. bagaimana kalau kita langsung ke kalas mu saja ?"

"Ba-baik" Rei mengikuti langkah kaki kepala sekolah yang sibuk menjelaskan tentang sekolah ini yang tidak terlihat seperti sekolah bagi Rei.

Rei dan kepala sekolah menaiki lantai dua, di sana terdapat beberapa kelas.

"Nah.. di sini kelas A1 dan A2, yang artinya yang belajar di sini adalah kumpulan siswa alpha.. " Rei berjalan melewati kelas A1 yang kepala sekolah maksud.

Touch (TAMAT, Remake) (Omegaverse)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang