Beralih ke rumah Rei.
"Lalu ?" Ibu Rei menatap putranya yang saat ini tengah makan malam.
"Hm ?" Rei sedikit bingung dengan pertanyaan ibunya.
"Dave atau Filip yang kamu pilih ?" tanya ibu Rei.
"Hmm?!! Uhuk.. uhuk.. !!" Rei tersedak mendengar pertanyaan ibunya.
"Wah.. pelan-pelan sayang" ibu Rei memberi mengambil segelas air untuk Rei, Rei meneguk habis air di dalam gelasnya.
"Hah.. Habisnya ibu bertanya yang aneh-aneh!"
"Tentu saja ibu bertanya, mereka terlihat berlomba untuk mendapatkan mu, jadi yang harusnya memilih kan kamu..?" ibu Rei menopang dagunya dengan senyum manis di bibirnya.
"Ibuuu~ sudahlah.. " Rei tersipu malu.
"Haha.. ayolah sayang, katakan pada ibu siapa yang terbaik diantara mereka ?" Ibu Rei terus menggoda putra satu-satunya ini.
"Aku tidak bisa memilih bu.. aku bahkan tidak punya orang yang ku sukai"
"Benarkah ? Tapi ibu lihat ada tatapan berbeda saat kamu melihat kedua alpha itu, apa kamu yakin tidak ada perasaan lebih pada salah satu dari mereka ?"
"Kalau pun ada, aku pasti sudah memeluknya erat agar dia tidak jatuh hati pada orang-!"
Deg!
"Ah.." Rei terdiam, dia mengingat kejadian saat Rei memeluk Dave waktu itu.
"Ada apa ? " ibu Rei menatap putranya yang tiba-tiba diam.
"Hah.. tidak ada apa-apa!!" Rei kembali memakan hidangan di hadapannya. Wajah Rei terlihat sedikit memerah, ada perasaan aneh di dadanya saat memikirkan Dave.
'Ugh! Lupakan! Lupakan!' Rei berusaha melupakan kejadian itu.
*Besoknya.
"Wuahh!! Aku sudah lama tidak pulang!" seorang omega dengan wajah cantik, pakaian yang terlihat seperti model dan rambut panjangnya berlari masuk ke dalam sekolah.
"Tu-tuan jangan berlari dengan sepatu seperti itu!" beberapa pelayan yang membawa koper juga bingkisan oleh-oleh mencoba memberitahunya untuk tidak berlari di lorong sekolah atau bisa di bilang sekolah ini adalah rumah orang ini.
"Kakak dimana ?!!" dia bertanya pada seorang pengajar yang turun dari lantai dua.
"Ah, dia di kelas" pengajar tadi mengenal omega ini dan lebih tepatnya dia sudah terbiasa melihat omega ini memakai pakaian seperti itu.
"Oke!!" omega tadi berlari naik ke lantai dua.
"Tu-tuan!!" beberapa pelayan merasa khawatir omega ini akan jatuh, tapi omega tadi mengabaikan panggilan para pelayan.
"Ahahaha.. " dia berlari di sepanjang koridor sekolah ke arah kelas seseorang yang ingin dia temui.
Filip yang baru melankah keluar dari kelas terkejut melihat seseorang berlari ke arahnya.
"Waaaaahhhh!!!!"
"Hah!!"
Brukkk!!
Semua orang yang ada di sekitar kelas terkejut melihat Filip di tindih seseorang yang datang entah dari mana.
"Ugh.. sakit" Filip mengerutkan alisnya menahan rasa sakit akibat benturan yang cukup keras.
Omega ini menatap filip yang sekarang terbaring di bawahnya.
Deg.. Deg.. Deg..
Tiba-tiba ada perasaan aneh di dadanya saat melihat wajah Filip."Aku menyukaimu!! jadilah mateku!!"
"Hah ?!" Filip terlihat bingung saat mendengar apa yang orang ini katakan.
"Si-siapa kamu?! " Filip menatap omega ini aneh, dia bingung apa melihat orang di hadapannya ini laki-laki atau perempuan ?
Feromonnya seperti omega laki-laki tapi penampilannya sangat feminim.
"Namaku Av-"
"Avlin! Kenapa kamu disini ?!" Dave keluar dari kelas saat mendengar ribut-ribut di luar kelas dan mendapati adiknya tengah menindih Filip.
"Kakak!! Wah! aku merindukan kakak!" omega tadi beranjak dari tubuh Filip lalu memeluk Dave erat.
"Kakak ?" Filip berdiri dari posisinya, bertanya pada Dave.
"Iya, ini adik sambung ku.. namanya Avlin, dia tinggal di luar negeri bersama ibu ku"
"Ada apa ini ?" Rei dan Ian ikut penasaran apa yang terjadi di luar kelas mereka.
"Rei, ini adik ku" Dave memperkenalkan Avlin yang memiliki tubuh lebih tinggi dari Rei.
"Selamat siang, aku Avlin!" Avlin tersenyum senang melihat Rei.
"Selamat siang, aku Rei...Wah.. dia seperti model.. cantik sekali" Rei kagum melihat Avlin yang terlihat memiliki tubuh langsing juga wajah yang sangat cantik.
"Ehehe.. terima kasih" Avlin tersenyum lalu kembali menatap Filip.
"Kakak! Aku ingin menjadi matenya! Aku menyukainya.. dia tipe ku!" Avlin memeluk lengan Filip.
"Eh ?" Filip sedikit terkejut, bagaimana bisa orang asing mengatakan ingin menjadi matenya semudah itu.
"Ehem.. " Dave tersenyum kecil.
"Aku setuju saja, iyakan Rei ?" Dave tersenyum ke arah Rei yang Rei balas dengan senyum kaku.
"Hah!! Apa-apaan itu!! Jangan memutuskan secara sepihak!!" Filip terlihat kesal.
Filip bahkan baru mengenal Avlin beberapa menit lalu, bagaimana bisa Dave mengatakan dia setuju kalau Filip mengikat takdir bersama adiknya.
.
.Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch (TAMAT, Remake) (Omegaverse)
AléatoireKehidupan normal Rei berubah saat hasil tesnya mengatakan bahwa dirinya seorang omega. Kehidupan normal yang sudah musnah di perparah dengan Rei yang harus menghadapi 2 alpha yang sedang birahi padanya.